Bagi sebagian besar orang, Jakarta adalah jalan menuju impian. Jakarta adalah kota yang dianggap mampu memberikan banyak kesempatan hidup yang baik. Hal ini menyebabkan banyak sekali orang berbondong-bondong memasuki Jakarta setiap tahun. Akibatanya, Jakarta menjadi kota dengan kepadatan penduduk yang sangat tinggi.
Baca Juga : Pria Tergemuk Asal Inggris Meninggal di Usia 33 Tahun
Setelah masuk Jakarta biasanya kita bakalan susah untuk keluar. Entah itu karena menikmati atau karena memang kesusahan di sana. Padahal tahu sendiri kan Jakarta panas, macet, belum lagi biaya hidupnya yang mahal. meski begitu, banyak perantau yang pernah ‘menaklukkan Jakarta’, akhirnya tetap balik lagi ke Ibukota Negara itu. Berikut ada tujuh alasan kenapa kita akan susah sekali keluar dari Jakarta yang sudah seperti magnet ini. Mari kita simak bersama-sama!
Jakarta adalah kota dengan perputaran uang terbanyak di Indonesia. Hampir setiap bisnis ada di sana. Mulai dari skala besar yang punya kantor gedung bertingkat hingga pedagang asongan yang berjualan di terminal. Jakarta adalah sumber dari pundi-pundi uang. Orang tertarik masuk dan tidak mau keluar Jakarta karena hal ini.
Namun faktanya tidak semua orang bisa dengan gampang mendapatkan pekerjaan di sana. Terlebih jika tidak memiliki sebuah kemampuan, keberanian dan nyali yang mumpuni. Jika hanya lulusan SMA jangan berharap dapat pekerjaan yang baik. Kecuali mendapatkan koneksi yang baik dan tekad yang kuat. Meski banyak menipu dengan iming-iming pekerjaan, Jakarta tetap susah ditinggalkan. Kesempatan yang entah ada masih saja diharapkan oleh banyak orang.
Jakarta menyimpan apa saja yang kita butuhkan. Ingin membeli baju merk apa saja tersedia di kota ini. Deretan toko-toko kelas dunia juga banyak menjamur di Mall. Apa saja bisa kita dapatkan dengan sangat mudah. Ibaratnya, setiap langkah akan mengabulkan keinginan kita.
Tapi yang harus kita tahu adalah, tanpa uang kita tidak bisa apa-apa. Memang di sana banyak hal yang kita inginkan. Tapi tanpa uang kita tidak akan bisa apa-apa. Terlebih apa-apa di Jakarta harganya bisa mahal. Misal di desa seikat bayam Cuma seribu di Jakarta bisa jadi lima ribu atau lebih.
Tidak semua orang datang ke Jakarta niatnya untuk bekerja atau mencari peruntungan. Banyak yang rela datang ke Jakarta cuma karena ngebet bertemu dengan idola. Mereka bermodalkan nekat datang ke tempat-tempat syuting hanya untuk melihat artis idolanya dari jauh. Jika beruntung akan didatangi dan diajak ngobrol.
Akhirnya karena tidak punya uang mereka jadi anak-anak alay yang dibayar untuk bersorak-sorak. Dibayar sekenanya saja. Asal bisa makan sudah bersyukur. Akhirnya tidak bisa nabung dan terjebak di Jakarta. Terlebih biaya transport mahal. Susah meninggalkan Jakarta bukan karena suka tapi terpaksa.
Hidup desa memang memiliki banyak sekali keterbatasan. Salah satunya akses untuk mendapatkan kesempatan dalam berbisnis. Jakarta akan memberikan itu semua. Jika kita memulai bisnis di sana dan kita kreatif maka lambat laun bisnis akan terus melebar. Apalagi penduduk jakarta sangat padat.
Memanfaatkan media promosi seperti sosmed akan mendongkrak penghasilan. Hal ini membuat sebagian orang malas beranjak dari Jakarta. Terlebih jika usahanya mulai bangkit dan memiliki banyak cabang. Meninggalkan Jakarta sama halnya membuang uang.
Kebanyakan orang merantau ke Jakarta untuk cari kerja. Awalnya begitu, namun di tengah perjalanan biasanya mereka akan bertemu dengan seseorang yang sangat spesial hingga akhirnya menikah. Lalu menetap di sana karena pekerjaan yang sudah terlanjur makan. Akhirnya untuk pulang kampung bisa dilakukan saat lebaran saja.
Walau nggak semua orang bisa mendapatkan jodoh di Jakarta. Namun alasan ini cukup kuat untuk membuat orang susah sekali meninggalkan Jakarta. Terlebih jika sudah punya rumah meski harus nyicil, dan punya anak. Akhirnya Jakarta jadi rumah.
Jakarta adalah pusat dunia hiburan. Hampir semua stasiun TV swasta nasional berdiri di Jakarta. Agensi film dan musik juga menjamur bak jamur di musim hujan. Hal ini menyebabkan sebagian orang kepincut untuk menjadi artis. Mereka akan melakukan apa saja asal dapat uang dan tampil di layar kaca.
Padahal menjadi seorang artis bukan perkara gampang. Seseorang harus memiliki bakat meski kadang ada sebuah jalan keberuntungan. Namun hal ini tidak datang setiap hari. Seseorang yang sudah terlanjur mengorbankan apapun untuk mengadu nasib akan enggan pulang jika belum berhasil. Alasannya malu dengan orang rumah. Sudah terobsesi bahkan nekat ke Jakarta tapi tidak jadi artis juga.
Surga dunia terletak di Jakarta. Tempat-tempat asyik untuk nongkrong tersebar di mana-mana. Mulai dari mall, restoran, karaoke, hingga bar yang gemerlap. Beberapa orang sangat menggemari hal semacam ini. Terlebih yang menikmati gemerlapnya dunia malam.
Hal ini menyebabkan orang tersebut ketagihan. Akhirnya menjadi kebiasaan yang harus dilakukan entah seminggu sekali atau sebulan sekali. Di desa tidak ada hal semacam ini hingga untuk keluar dari Jakarta mereka akan merasa berat dan sepi.
Baca Juga : 5 Film Pendek Bertema Islami yang Bikin Puasa Makin Bermakna
Itulah beberapa alasan yang membuat sebagian orang jadi betah di Jakarta. Meninggalkan Jakarta sama halnya meninggalkan uang, meninggalkan petualangan dan meninggalkan impian. Barangkali anda memiliki alasan yang lain?
Kaesang Pangarep, anak bungsu Presiden Joko Widodo, dan istrinya, Erina Gudono, heboh dibicarakan publik karena…
Jessica Kumala Wongso, terpidana kasus kopi sianida akhirnya menghirup udara bebas. Dinyatakan sebagai orang yang…
Kasus perundungan ternyata tidak hanya marak di kalangan pelajar dan mahasiswa. Bahkan ketika sudah memasuki…
Indonesia patut berbangga pada Veddriq Leonardo. Ketika harapan untuk meraih medali emas Olimpiade Paris 2024…
Menyambut Hari Ulang Tahun (HUT) Republik Indonesia yang ke-79, ada kado baru yang dipersembahkan Pemerintah…
Mukbang merupakan salah satu kategori konten yang sangat disukai masyarakat media sosial. Suatu jenis siaran…