Nggak perlu jauh-jauh ngomongin soal Tiongkok yang sering dianggap sebagai gudangnya barang palsu. Pasalnya, di negara kita sendiri juga sering ditemukan barang bermerek yang ternyata KW atau bahkan palsu. Ada yang memang dibuat langsung di Indonesia, kadang ada juga yang didatangkan dari negara lain.
Praktik pemalsuan atau pembajakan seperti ini jelas pada akhirnya akan merugikan produsen aslinya. Apalagi kini jenis benda-benda yang dipalsu juga sudah makin banyak saja. Tapi, barang-barang inilah yang paling sering dibuat versi bajakannya.
Benda-benda desainer termasuk pakaian beserta segala aksesorisnya termasuk salah satu jenis yang paling sering dibuat versi palsunya. Semua orang suka pakaian trendi, aksesoris keren, dan suka juga memamerkannya. Jadi nggak heran jika barang-barang desainer ini selalu dicari. Tapi masalahnya, barang desainer seperti ini harganya sama sekali nggak murah.
Nah, karena keinginan tampil gaya tapi dengan biaya yang lebih murah inilah kemudian muncul barang bermerek tapi ada kualitas KW1, KW2, KW3, dan KW – KW lainnya. Tapi tentu saja, kemunculan barang-barang seperti ini akan merugikan pemilik aslinya karena sebagian orang akan memilih barang yang lebih murah.
Bukan cuma sebagai alat komunikasi saja, smartphone sudah jadi bagian dari gaya hidup masyarakat. Tipe-tipe smartphone mewah seperti iPhone juga masih menjadi incaran karena dianggap berkelas dan keren. Siapa sih yang nggak mau kelihatan berkelas dengan menenteng handphone mahal?
Seperti yang diketahui banyak orang, harga iPhone sangatlah mahal. Jadi untuk memenuhi permintaan akan iPhone dengan harga yang lebih ‘bersahabat’, lalu munculah iPhone KW. Dengan begini, keinginan untuk tampil gaya bisa didapatkan dengan harga yang lebih ramah di ‘kantong’.
Bukan cuma smartphone saja, perangkat hardware lain juga banyak yang muncul versi palsunya. Ada laptop, powerbank, komputer, harddisk, USP, dan masih banyak lagi. Padahal menggunakan perangkat listrik palsu juga bisa membahayakan. Pasalnya, terkadang benda-benda ini nggak dibuat berdasarkan standard yang tepat, akibatnya malah bisa mencelakaakan.
Resiko yang mungkin muncul bisa mulai dari benda tersebut cepat rusak, hingga korsleting listrik yang bisa membahayakan. Daripada membeli barang murah tapi palsu dengan resiko yang bisa membahayakan, kan lebih baik mengumpulkan uang sedikit demi sedikit agar bisa beli yang asli.
Lagu atau musik itu sebenarnya dilindungi hak cipta. Jadi, agar bisa menikmati musik tersebut, kita harus beli lagu tersebut bisa secara digital, atau beli bentuk visiknya berupa CD. Dengan membeli lagu tersebut, maka sama artinya kita juga mendukung musisi tersebut sehingga mereka punya penghasilan.
Masalahnya, kadang beberapa orang tidak mau repot beli lagu para musisi ini. Akhirnya justru barang bajakan yang dibeli karena harganya juga jauh lebih murah. Kadang ada juga yang langsung download gratis lewat internet. Karena kebanyakan orang suka musik, jadi nggak heran kalau hal ini juga jadi barang yang paling sering dibajak.
Film bioskop juga nggak lepas dari praktik pembajakan. Daripada beli tiket untuk nonton film di bioskop, sebagian orang rela menunggu beberapa bulan untuk download filmnya di situs-situs berbagi yang ada di internet. Tinggal download saja, orang-orang sudah bisa nonton filmnya di rumah tanpa keluar banyak uang.
Situs penyedia download film secara online seperti ini mendapatkan keuntungan dari jumlah pengunjung yang datang ke website tersebut. Semakin banyak visitor yang datang, maka semakin banyak pula uang yang didapat karena lewat iklan yang dipasang di situs tersebut. Nah, penyedia situs senang karena dapat uang, pelanggan juga senang karena dapat film gratis. Tapi tetap, yang kena imbasnya adalah mereka yang membuat film tersebut.
Buku ternyata juga termasuk dalam salah satu benda yang sering dibuat versi palsu atau bajakannya. Kalau kamu jeli, terkadang ada buku-buku yang dijual sangat murah dan jauh di bawah harga aslinya, ternyata memiliki kualitas fisik yang tidak bagus. Terkadang ada tulisannya yang samar, atau cover buku yang terkesan asal-asalan. Bisa jadi buku tersebut adalah palsu.
Bukan cuma palsu dalam bentuk fisik, sekarang juga sudah ada banyak situs e-book gratis yang bisa didownload. Masalahnya, bentuk pembajakan seperti ini tentu akan merugikan si penulis buku. Pasalnya ia tidak mendapatkan royalti atas karyanya dalam jumlah yang seharusnya.
Pembajakan dan pemalsuan ini termasuk tindakan yang melanggar hukum karena merugikan para pencipta aslinya. Jika memang nggak ingin keluar terlalu banyak uang untuk barang bermerek, kenapa nggak memilih produk dari industri dalam negeri saja? Saat ini juga ada banyak industri rumahan asli Indonesia yang mampu menciptakan barang berkualitas dengan desain menarik serta harga yang lebih murah. Daripada beli barang KW tapi kualitasnya dipertanyakan, kan lebih baik beli yang asli sekalian?
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…