Sejak dahulu kita sering mendengar jika Indonesia adalah negeri agraris dan maritim. Bahkan sejak zaman kerajaan nusantara pun kehebatan negeri ini telah kondang hingga ke penjuru dunia. Sayangnya, apa yang dimiliki oleh Indonesia itu tak bisa dimanfaatkan dengan baik. Entah karena alamnya yang rusak, atau tak bisa mengolahnya dengan sempurna. Akhirnya banyak kebutuhan dalam negeri harus mengimpor dari luar negeri meski sebenarnya alam ini bisa menghasilkannya.
Inilah 7 barang impor yang diambil Indonesia dari luar negeri dalam jumlah banyak. Jika saja pengelolaan pertanian, pertambangan, dan juga kelautan berjalan dengan baik, Indonesia tak akan lagi mengimpor, tapi mengekspor. Namun pertanyaannya adalah apakah Indonesia mampu?
Awalnya pemerintah Indonesia mengatakan tak akan mengimpor beras dari Vietnam. Bahkan mereka sempat bilang jika ada impor beras, petani lokal akan merugi dengan banyak. Tapi, pada bulan November 2015, Indonesia benar-benar mengimpor beras dengan jumlah yang sangat fantastis. Puluhan ribu ton beras di datangkan dari negeri tetangga karena hasil beras lokal tak mampu mencukupi semua kebutuhan.
Kejadian ini membuat kita semakin miris. Pasalnya di masa lalu, negeri ini di masa lalu sudah bisa melangsungkan swasembada beras. Kebutuhan beras tak pernah mengimpor. Namun kenapa negeri ini justru saat ini mengimpor? Ada apa dengan petani Indonesia? Atau ada apa dengan persawahan di Indonesia?
Indonesia adalah negeri tempe yang sudah terkenal ke seluruh penjuru dunia. Sayangnya kebutuhan kedelai di dalam negeri justru dikuasai oleh kedelai impor dengan komposisi 70% kedelai impor dan 30% kedelai lokal. Mirisnya lagi 90% kedelai impor yang beredar di Indonesia digunakan oleh pengerajin tempe.
Sebagian besar kedelai impor dari Indonesia berasal dari Amerika. Jumlah impor dari negeri ini mencapai 1,1 juta ton. Selebihnya kebutuhan kedelai dipasok dari negara tetangga Malaysia dan juga Argentina. Impor kedelai memuat harga kedelai melambung dan berdampak banyaknya pengerajin tempe yang gulung tikar.
Pemerintah Indonesia berencana mengimpor beras sebanyak 200.000 ton di tahun 2016. Rencana ini tentu diprotes oleh petani tebu lokal karena akan mengganggu harga jual gula di dalam negeri. Namun sepertinya pemerintah akan tetap melakukannya. Bahkan sengaja mengendurkan izin impor yang dilakukan oleh perusahaan dalam negeri.
Seharusnya Indonesia sudah mampu untuk mencukupi kebutuhan gula di dalam negeri. Namun hal ini justru tak bisa tercapai karena produksi tebu dalam negeri terus merosot. Pemerintah mau tidak mau harus mengimpor agar kebutuhan pokok ini tak sampai langka di pasaran.
Bisa jadi garam yang kita konsumsi setiap hari bukan berasal dari daerah Penghasil garam seperti Madura. Pasalnya pemerintah telah menyatakan akan mengimpor garam dari luar negeri karena produksi dalam negeri tidak mencukupi. Untuk memperlancar impor garam ini, pemerintah juga sedikit melunakkan aturan yang ada.
Rencana impor ini membuat harga garam lokal jadi anjlok. Petani garam lokal juga akan merugi banyak dan menyebabkan pabrik garam lokal gulung tikar. Menanggapi masalah ini pemerintah berkilah jika garam impor hanya untuk industri dan pabrik besar bukan untuk konsumsi masyarakat yang luas.
Indonesia adalah negara yang punya hobi mengimpor BBM dari luar negeri. Minyak yang diproduksi di dalam negeri dipandang tak cukup banyak untuk memenuhi semua kebutuhan di dalam negeri. Apalagi Indonesia belum bisa mengolah minyak mentahnya sendiri dengan baik hingga impor adalah pilihan terbaik.
Impor BBM yang dilakukan Indonesia ini membuat harga BBM di dalam negeri jadi tak menentu. Kadang harga jadi naik, namun jarang sekali turun. Jika saja semua kilang minyak lokal dikelola oleh perusahaan lokal atau pemerintah. Mungkin saja Indonesia bisa swasembada BBM.
Indonesia harus mengimpor singkong dari Thailand, Vietnam, dan Tiongkok. Selama semester pertama 2015 saja Indonesia telah memasukkan 4.193 ton singkong dengan omzet mencapai Rp14,2 miliar. Jumlah ini diperkirakan bisa meningkat mengingat negeri ini membutuhkan banyak sekali singkong terutama untuk industri.
Impor singkong seperti sebuah ironi mengingat negeri ini sangatlah subur. Bahkan ada yang bilang jika batang singkong dilempar saja bisa tumbuh dengan baik. Namun faktanya apa yang terjadi di dalam negeri tidak demikian. Negeri yang subur ini masih harus mengimpor singkong dari negara tetangga.
Sudah tak terhitung lagi berapa jumlah komoditi impor berupa barang elektronik dan otomotif yang datang ke Indonesia. Mulai dari ponsel, televisi, hingga mobil, dan motor pun harus mengambil dari luar negeri terutama Jepang dan Tiongkok. Negeri ini masih belum bisa membuat benda-benda seperti itu dengan baik karena masalah sumber daya manusia.
Sebenarnya banyak sekali orang pandai dan kreatif di negeri ini. Sayangnya pemerintah masih kurang berperan dalam mengembangkan bakat mereka. Jika saja pemerintah mendukung semua hal yang dilakukan anak bangsa. Maka negeri ini tak harus dikelilingi oleh benda-benda produksi luar negeri.
Inilah tujuh barang impor yang seharusnya bisa dihasilkan di dalam negeri. Menurut anda, bisakah Indonesia mencukupi semua kebutuhan barang-barang di atas?
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…