Semakin langka ditemuinya sebuah barang, kadang juga berbanding dengan harganya yang mungkin tambah mahal. Oleh sebab itu, kalau bicara benda langka maka para kolektor berani merogoh kocek sebesar apapun untuk mendapatkannya. Ratusan juta hingga miliaran rupiah hanya jadi angka tak berarti buat mereka kalau sudah hobi.
Sebaliknya, ternyata ada pula loh barang yang sering kita temui sehari-hari ternyata bisa laku mahal pula kalau dijual. Bayangkan saja, mulai dari kotoran binatang hingga udara bersih bisa menghasilkan puluhan juta. Lalu kenapa bisa begitu? Simak ulasan berikut.
Darah dari hewan adalah salah satu bagian yang bakal dihilangkan oleh sebagian orang ketika membuat sebuah makanan. Oleh sebab itu, mesti dimasak dengan baik agar darahnya benar-benar hilang. Namun siapa sangka kalau di China sana malah yang terjadi sebaliknya.
Bagaimana tidak, pasalnya darah unggas bebek ternyata malah laku diperjualbelikan. Bahkan dari bebek ini bahkan sampai diekspor ke tetangga kita Singapura, namun tentu dilakukan secara ilegal. Usut punya usut, produk nyeleneh ini akan diolah dan dikonsumi. Akan tetapi pemerintah Singapura sendiri melarang konsumsi darah binatang karena tempat tumbuhnya bakteri.
Kita yang hidup di Indonesia mungkin bisa dengan bebas menghirup udara segar di sekitar. Namun hal ini akan sangat berbeda jika berada di daerah dengan tingkat populasi udara luar biasa tinggi semisal di Shanghai. Oleh sebab itu, salah satu perusahaan ternyata melakukan inovasi baru dengan menjual udara bersih pada orang-orang yang ada di sana.
Kedengarannya mungkin memang cukup menggelitik, namun ternyata memang banyak yang membeli udara botolan ini. Leo De Watts adalah salah satu perintis dari usaha ini dan dirinya menetapkan harga yang lumayan satu botol sebesar 1,5 juta rupiah. Kenapa mahal? Karena memang udara ini sengaja didatangkan dari desa-desa pelosok Inggris yang benar-benar masih asri.
Pasti kamu pernah kesel banget ketika sebuah kotoran burung tiba-tiba jatuh di pakaian. Apalagi benda ini terkenal dengan baunya yang tidak sedap serta sulit buat dihilangkan. Akan tetapi siapa sangka hasil pembuangan dari unggas ini bisa diolah menjadi sebuah produk kecantikan.
Tepatnya di New York, Shizuka New York Skin Care dimana kotoran burung digunakan untuk facial. Usut punya usut, penggunaan kotoran ini sejatinya sudah ada di Jepang sejak tahun 1600-an Masehi. Tak tanggung-tanggung, biaya yang harus dikeluarkan mencapai 2,6 juta sekali melakukan facial.
Jika berita mengenai kotoran burung yang dijual mahal bikin kamu kaget, maka hal itu tidak ada apa-apanya dengan yang satu ini. Dilansir dari Merdeka, ternyata kotoran milik manusia juga laku jika dijual dan dihargai dengan lumayan mahal. Yayasan Kesehatan OpenBiome siap membayar sampai 16 Juta untuk siapa saja yang ingin mendonorkan fasesnya.
Namun tentu harus ada kriteria khusus dari kotoran yang didonorkan itu. Usut punya usut, sisa dari pencernaan manusia itu justru digunakan untuk pengobatan. Ya setelah proses secara khusus nantinya akan dimasukkan pada tubuh pasien dengan cara tersendiri. Ternyata kotoran manusia ini dipakai untuk pengobatan pasien yang terkena infeksi usus akibat bakteri C. difficile.
Mungkin kita menganggapnya hal yang biasa, bahkan dianggap jorok namun siapa sangka malah dijual dengan harga yang sangat mahal. Ya mungkin yang dikatakan oleh banyak orang dan agama memang benar. Kalau hampir yang diciptakan Tuhan pasti semua punya manfaat tersendiri.
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…