Keberadaan Banser milik Nahdlatul ulama di Indonesia, telah lama menyertai sepak terjang bangsa ini sejak era revolusi hingga meraih kemerdekaan. Meski kehadirannya hanya sebagai organisasi masyarakat (ormas), Banser juga menggunakan atribut dan beberapa kegiatan yang mirip dengan satuan TNI.
Bukan hanya sekedar pelatihan dasar militer seperti baris-berbaris dan sebagainya, para anggota Banser juga menggunakan seragam loreng, baret hingga sepatu lars lengkap layaknya anggota TNI. Beberapa kegiatan mereka di bawah ini, juga menunjukkan bahwa Banser memang lekat dengan sosok pasukan militer di Indonesia.
Sudah sedari awal, Genderang Suling Cangka Lokananta (GSCL), telah menjadi bagian dari para Taruna yang tengah menempuh pendidikan militer di Magelang, Jawa Tengah. Sumber dari akmil.ac.id menuliskan, tradisi drumband ini telah diwariskan secara turun temurun dari para senior ke junior mereka. Hal ini rupa-rupanya menginspirasi para anggota Banser untuk memiliki kelompok yang sama. Mulai dari gaya gerak, pakaian, hingga aksesoris pun, terlihat mirip yang biasa digunakan di matra TNI.
Selain kelompok drumband, para anggota Banser juga meniru habis proses pernikahan Pedang Pora yang biasa dilakukan oleh para perwira militer. Padahal, ritual ini lazimnya hanya dilakukan oleh mereka yang lulus dari akademi militer maupun organisasi yang serupa. Entah ada atau tidak peraturan secara tertulis yang membolehkan warga sipil ikut menggelar seremonial pedang pora. Yang jelas, seremonial tersebut memang telah menjadi tradisi turun temurun di kalangan perwira militer.
Demi mendapat anggota yang berkualitas, setiap calon yang ingin bergabung dengan Banser harus melalui berbagai tahapan yang tidak mudah. Dilansir dari bogor.tribunnews.com, para peserta harus melewati tahapan diklatsar. Di mana ada materi seperti ke-NU-an, ke-ASWAJA-an, ke-BANSER-an, Manajemen Organisasi, Peraturan Organisasi, Manajemen Komando, PBB, Pelatihan Penanggulangan Bencana dan latihan fisik. Setelahnya dianggap lulus, barulah ada prosesi pembaretan yang menandakan para calon telah diterima menjadi anggota Banser.
Hal yang dianggap paling mirip dari anggota Banser dengan satuan TNI adalah penggunaan seragam loreng. Fenomena semacam ini sempat dikritis oleh Kepala Dinas Penerangan TNI AD (Kadispenad), Brigjen TNI Alfret Denny Tuejeh. Dikutip dari tribunews.com, dirinya menyayangkan hal tersebut karena berpotensi membuat masyarakat salah kaprah, yang berujung dengan menganggap anggota ormas sebagai satuan TNI. “Biarlah ini jadi ciri khas dan kebanggaan kami sebagai prajurit TNI. Kalau boleh jangan ditiru-tiru lah, kalau mau pakai seragam, pakai yang lain saja,” Ujarnya.
Di balik loreng-loreng Banser, ada sejumlah satuan khusus yang memiliki tugas spesifik. Sumber dari nu.or.id menyebutkan, ada enam grup yang dibagi sesuai dengan tugas pokoknya masing. Salah satunya adalah Detasemen Khusus 99 Asmaul Husana (Densus 99). Jika di dalam tubuh TNI, mereka diibaratkan seperti pasukan elit pilihan yang mempunyai kecakapan khusus di sebuah bidang tertentu.
Seragam loreng dan sejumlah kegiatan di atas, tentu menjadi bagian pokok suatu kewajiban bagi anggota militer TNI. Hal semacam ini pun ternyata dilakukan pula oleh Banser. Tak heran, banyak masyarakat yang awam kerap salah menerka dan kebingungan. Apakah mereka adalah Banser atau anggota TNI? Gimana menurutmu Sahabat Boombastis?
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…