Memang benar, rakyat sangat tersiksa akibat Belanda yang menjajah Indonesia selama tiga setengah abad. Bukan saja karena kebebasan mereka yang terkungkung di bawah bayang-bayang tekanan Belanda, namun tenaga mereka juga kerap diperas untuk mendirikan bangunan-bangunan megah Belanda.
Setelah meninggalkan bumi nusantara, bangunan-bangunan Belanda tersebut seolah menjadi saksi bisu bagaimana kedigdayaan Belanda berhasil menindas rakyat Indonesia. Di zaman sekarang, bengunan-bangunan tersebut ada yang sudah rubuh termakan usia. Namun tak sedikit pula yang masih bisa bertahan selama bertahun-tahun.
Berikut akan kami ulas 7 bangunan peninggalan Belanda yang masih bertahan di Indonesia. Bukan saja menampilkan kegagahan arsitektur Eropa,bangunan ini ternyata sekarang juga dipakai Pemerintah Indonesia untuk kebutuhan berbagai gedung. Bangunan apa saja itu? Simak selengkapnya di sini.
Lawang Sewu memberikan kesan paling megah jika dibandingkan bangunan peninggalan Belanda lainnya. Berdiri kokoh di Bundaran Tugu Muda, Semarang, Lawang Sewu dibangun tahun 1904 dan digunakan untuk kantor Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij atau NIS.
Dulunya bangunan yang memiliki seribu pintu tersebut terkenal angker dan menjadi destinasi wisata mistis yang paling terkenal. Seiring pemugaran yang dilakukan Pemerintah Semarang secara besar-besaran, Lawang Sewu seakan telah menanggalkan kesan mistisnya dan berubah menjadi objek wisata yang mengagumkan dan wajb dikunjungi di Semarang.
Gereja yang memiliki nama resmi Santa Maria Pelindung Diangkat Ke Surga merupakan sebuah gereja katolik yang diresmikan tahun 1901 oleh Pemerintah Belanda. Untuk membuat kemegahan bangunan Gereja Katedral, ditunjuklah seorang arsitek ulung Belanda yang bernama Marius Hulswit.
Gereja yang berdekatan dengan Masjid Istiqlal ini dibangun dengan gaya arsitektur neo-gotik khas bangunan gereja di Eropa. Awalnya bagian menara gereja akan dibuat bentuk kubah oleh Marius Hulswit. Namun karena faktor geografis Indonesia yang sering dilanda gempa, kubah itu diganti dengan bentuk menara dari logam. Kini bangunan ini masih kokoh berdiri dan menjadi tempat ibadah pemeluk Agama Katolik.
Bangunan Museum Fatahillah dulunya adalah Balai Kota Batavia atau juga yang sering disebut Stadhuis. Bangunan ini dibangun atas perintah Gubernur Jendral Johan Van Hoorn dalam kurun waktu 1707 hingga 1710. Uniknya bangunan Museum Fatahillah mempunyai kembaran di Kota Amsterdam, Belanda yakni Istana Dam. Dulunya memang Museum Fatahillah sengaja dibuat menyerupai Istana Dam.
Di tahun 1974 gedung ini dialih-fungsikan oleh Pemerintah Indonesia menjadi Museum Fatahillah. Bangunannya memiliki gaya arsitektur neo-klasik dengan tiga lantai. Di dalam museum yang terletak di Jalan Fatahillah No. 2 ini tersimpan Patung Hermes dan Meriam Si Jagur yang sangat terkenal.
Gereja Blenduk yang berlokasi di kawasan Kota Lama Semarang merupakan salah satu bangunan peninggalan Belanda yang termegah di Indonesia dan hingga saat ini masih terawat dengan baik. Gereja Blenduk dibangun tahun 1753 oleh masyarakat Belanda sendiri dengan bentuk persegi delapan.
Gereja yang mempunyai nama asli Gereja Protestan Indonesia Barat Immanuel ini disebut blenduk karena bagian kubahnya yang berbentuk bulat. Kalau dalam Bahasa Jawa, bentuk seperti ini dinamakan ‘blenduk’. Pada masa awal pembangunannya, kubah gereja dibuat bergaya arsitektur baroque dilapisi perunggu.
Jika Anda pernah menemukan gambar bangunan tua di uang kertas pecahan Rp. 500,- maka bangunan tersebut tak lain adalah Gedung Bank Indonesia di Cirebon. Pada masa penajajahan Belanda, gedung yang dibuka pada tanggal 31 Juli 1866 ini difungsikan sebagai Kantor Cabang ke-5 dari De Javasche Bank (DJB).
Gedung ini awalnya dinamakan Agentschap van De Javasche Bank te Cheribon dan diarsiteki oleh F.D. Cuypers dan Hulswit. Gedung yang terletak di Jalan Yos Sudarso No. 5 Cirebon ini memiliki keunikan yang khas, yakni hanya memiliki satu menara saja tak seperti lazimnya gedung lain yang memiliki dua menara.
Gedung Balaikota Lama masih berdiri kokoh hingga sekarang meski sudah berusia tua. Adalah seorang Hulswit yang mengarsiteki gedung ini di tahun 1906. Gedung ini memiliki desain seperti ciri khas bangunan Belanda lainnya yang sangat kental akan gaya arsitektur Eropa.
Dalam rentang tahun 1945 hingga 1990, gedung ini digunakan sebagai Balaikota Medan. Kini bangunan yang berlokasi di Jalan Balai Kota No. 1 Kelurahan Petisah Tengah, Kecamatan Medan Petisah, Kota Medan ini telah menjadi bagian dari Hotel Aston dan difungsikan sebagai restoran.
Tidak banyak yang tahu jika dulunya nama pertama dari Istana Kepresidenan RI di bogor adalah Istana Buitenzorg. Karena terkesima melihat kedamaian desa kecil di Bogor, di tahun 1744 Gubernur Jendral Van Imhoof memerintahkan untuk membangun istana di desa ini. Pada awalnya istana ini dibangun tiga lantai dan dibuat menyerupai Blehheim Palace di Oxford, Inggris.
Istana Bogor boleh dibilang merupakan Istana Kepresidenan paling indah di Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari tatanan danau mini yang terletak di depan istana dan Kebun Raya Bogor yang mengelilinginya. Ditambah lagi ada rusa-rusa jinak yang sengaja didatangkan dari Nepal.
Nah, itulah 7 bangunan peninggalan Belanda yang masih kokoh hingga sekarang. Peninggalan bangunan seperti ini patut dijaga keletariannya agar bisa dinikmati berbagai generasi. Makanya ayo kita jaga bareng-bareng!
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…