Artis dan selebritis mungkin adalah sebuah profesi yang diimpikan banyak orang. Kaya raya, terkenal, dan dipuja di mana-mana. Rasanya menyenangkan jika memiliki banyak penggemar atau fans yang selalu hadir di mana pun kita berada.
Baca Juga : 7 Parasit Mengerikan Ini Bisa Menyerang dan Membunuhmu!
Sayangnya fans atau penggemar ini, terkadang menjadi begitu obsesif sehingga beberapa dari mereka yang melakukan perbuatan yang tidak menyenangkan, bahkan berbahaya. Fenomena ini sering terjadi saat artis mulai diikuti oleh penguntit, ada yang memasang kamera pengintai di sekitar rumah sang artis. Banyak juga yang melakukan perbuatan nekat agar mendapat perhatian sang artis. Malahan, ada pula yang balik membenci si artis karena tidak mendapatkan apa yang mereka inginkan. Fenomena “Sasaeng Fans” di Korea adalah sebuah bukti yang nyata.
Banyak sekali artis yang dirugikan, terluka, cidera, bahkan kehilangan nyawa karena perbuatan fans. Redaksi Boombastis menemukan ada 3 artis yang terbunuh oleh fansnya sendiri. Masing-masing dengan alasannya sendiri-sendiri.
1. John Lennon (9 Oktober 1940-8 Desember 1980)
Siapa yang tidak kenal John Lennon, di era 60an dan 70an, grup band The Beatles yang digawanginya adalah grup band yang paling populer di seluruh dunia. Bahkan John mengklaim The Beatles lebih populer daripada Yesus. Justru karena pernyataan inilah, Mark David Chapman berniat membunuhnya. Mark adalah seorang fans sejati The Beatles. Tetapi saat mendengar pernyataan John Lennon ia menjadi marah. Ia pun menuduh John sebagai seorang munafik karena di lagu Imagine, John menyanyikan tentang kesederhanaan, tetapi hidup bergelimang harta.
Mark lalu mempersiapkan segalanya. Bahkan sempat mengaku kepada istrinya bahwa ia ingin membunuh John Lennon. Pada tanggal 8 December 1980, Mark datang ke hotel tempat John menginap. Para fans memang sering datang ke sana untuk meminta tanda tangan dan sekedar ngobrol dengan John di halaman hotel. Pagi itu, Mark sempat meminta tanda tangan dan mengobrol sebentar. Tetapi ia tidak membunuh John.
Malamnya, ketika John baru pulang dari studio rekaman, Mark kembali menemui John di halaman hotel. Kali ini sambil mengarahkan pistol dan menembaknya berkali-kali. Orang-orang datang untuk menolong John dan merampas pistol dari Mark. Saat polisi datang, Mark sedang duduk tenang di TKP sambil membaca sebuah novel berjudul “The Catcher in the Rye”, yang menurutnya adalah bentuk pernyataan atas perbuatannya. Ia kemudian dihukum seumur hidup.