Tiga hal yang disebut-sebut membuat orang lupa diri adalah ‘harta, tahta, dan wanita’. Menempati urutan pertama, harta memang hal paling mengerikan yang banyak menimbulkan kerusakan. Gara-gara harta, orang rela bunuh-bunuhan dengan saudara sedarah, bahkan orang tua yang membesarkannya sejak kecil. Memang terdengar gila, tapi begitulah kenyataannya. Hal ini pun menimpa Johanes, lelaki tua berumur 60 tahun.
Di usia senjanya, Johanes yang harusnya menikmati sisa hidup dengan damai malah harus berhadapan dengan preman bengis. Dan mirisnya lagi, belakangan preman-preman yang mengusik hidupnya ternyata dikirim oleh anak kesayangan yang dibesarkannya sejak kecil. Tak hanya sekali, lelaki yang tinggal di Tangerang ini harus berhadapan dengan banyak hal menyakitkan yang dibuat oleh anaknya.
Malang tak bisa ditolak oleh Johanes, sebab anak yang ia banggakan nyatanya menjadi orang yang kini memusuhinya. Diakui Johanes, anaknya yang bernama Robert dan istrinya Jessica seakan tak puas menyakiti dirinya. Dikatakan Johanes, anak dan menantunya seperti ingin dirinya cepat mati. Ada saja tindakan pasangan suami istri itu yang membuat Johanes tak habis pikir. Dan yang lebih disayangkan, alasan anak dan mantunya itu adalah perkara harta.
Bangunan yang berisi mesin cetak tempat satu-satunya Johanes untuk mencari sesuap nasi tak lagi bisa digunakan. Sebab aset yang berada di Jalan Adi Sucipto Nomor 7 RT 03/10 Kelurahan Belendungan, Kecamatan Benda, Kota Tangerang itu diduduki preman. Tidak hanya itu, karyawan Johanes pun diusir dan kamera CCTV di dalam bangunan dirusak, listrik juga diputus. Lelaki tua itupun tak bisa untuk sekedar masuk ke tempat tersebut.
Tak tahan dengan keberadaan preman-preman yang menguasai bangunan usahanya, Johanes pun melapor pada pihak kepolisian. Lelaki warga Banten ini pun berharap pihak berwenang bisa menyelesaikan kasus dugaan penyerobotan tanah seluas 1.700 meter persegi yang di atasnya berdiri usaha percetakan tersebut. Proses penyidikan yang dilakukan Polres Tangerang kini sedang berjalan, dan BAP pun telah dilakukan. Menurut Johanes, preman yang melakukan aksi tersebut disewa oleh Hendrik yang merupakan adik dari menantunya, Jessica.
Ternyata tak sekali ini saja Robert dan istrinya mendorong Johanes dalam kondisi sulit. Sebelumnya mereka sempat mempolisikan ayahnya dengan tuduhan penggelapan sertifikat tanah. Sayangnya Johanes berhasil menang berdasarkan keputusan persidangan Mejelis Hakim PN Jakarta Utara. Selain itu, Robert dan istrinya pernah menggugat aset-aset Johanes dengan nilai fantastis, 10 miliar. Lagi-lagi, usaha itu tak membuahkan hasil. Tak pernah menang di meja hijau, anak dan menantu itu malah nekat menggunakan preman untuk menekan Johanes. Dan akhirnya, Johanes pun terpaksa melaporkan kasus itu kepada polisi.
Setelah melaporkan tindak dugaan penyerobotan tanah oleh anak dan menantunya sendiri, Johanes pun telah dipanggil pihak Polres Tangerang. Terhitung sebanyak dua kali, penyidik telah memintanya untuk memberikan keterangan. Saat ini Johanes sedang menunggu proses yang sedang berjalan sembari berharap tidak ada lagi preman yang menduduki bangunannya. Dirinya pun tak sabar untuk kembali bekerja dengan para karyawannya.
Saat ini kasus yang melibatkan ayah, anak, dan menantu ini sedang diproses oleh pihak kepolisian. Netizen pun berharap agar kasus ini bisa selesai, dan hubungan ketiga orang yang masih keluarga tersebut bisa harmonis kembali.
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…