Kehilangan seseorang yang kita sayang, tentu bukan hal yang mudah. Terutama itu adalah buah hati kita. Begitu yang dirasakan seorang ayah bernama Albert Francis. Pria 38 tahun ini harus kehilangan anaknya yang diduga korban dari malpraktik sebuah rumah sakit di Bekasi.
Anaknya, Benediktus Alvaro Darren, yang masih berusia 7 tahun, harus pergi untuk selamanya setelah didiagnosa mati batang otak. Ia mengalami mati batang otak setelah menjalani operasi amandel di rumah sakit. Begini kisah selengkapnya.
Pada 19 September 2023, Alvaro dijadwalkan operasi amandel di Rumah Sakit Kartika Husada, Jatiasih, Bekasi, Jawa Barat. Operasi yang dimulai pukul 12 tersebut berjalan lancar dan anak 7 tahun itu dipindahkan ke ruang pemulihan. Namun, saat proses pemulihan, terjadi kejadian yang tak diinginkan. Alvaro mengalami kejang dan dipindahkan ke ruang ICU.
Napasnya sempat terhenti hingga dilakukan cardiopulmonary resuscitation (CPR) atau resusitasi jantung paru oleh dokter. Alat bantu napas (ventilator) kemudian dipasang pada tubuh mungil Alvaro. Ia pun harus bergantung pada alat bantu untuk bertahan hidup.
Pasca operasi dan mengalami henti napas dan jantung, kondisi Alvaro terus menurun. Pada hari ke-4 perawatan dan dokter melakukan beberapa pemeriksaan, Alvaro diduga mengalami mati batang otak. Ia dirujuk ke beberapa rumah sakit.
Namun karena kondisi yang kritis dan beresiko tinggi, tak ada rumah sakit yang sanggup menerima karena tidak bisa memberi bantuan. Naas, dua minggu setelah mengalami koma di rumah sakit, Alvaro dinyatakan meninggal dunia pada Senin (2/10) pukul 18.45.
Keluarga Alvaro membawa kasus ini ke jalur hukum. Ada beberapa kejanggalan yang diungkapkan sang ayah. Ia mengatakan, operasi yang dijadwalkan pukul 5, sempat tertunda hingga 7 jam dan akhirnya dilakukan pada pukul 12.
Begitu pula saat anaknya dibawa ke ruang operasi, ia dan istri, Delima Sinaga, tengah tak ada di rumah sakit. Kala itu, keduanya sedang berada di rumah untuk mandi. Selain itu, ia juga mengatakan bahwa ruang perawatan penuh, sehingga anaknya tak mendapat ruangan. Albert juga menyebutkan bahwa setelah operasi, napas Alvaro terdengar berat seperti mengorok.
Pihak rumah sakit mengatakan bahwa mereka telah melakukan sesuai standar operasional perusahaan (SOP). Sehingga, apa yang terjadi pada Alvaro merupakan di luar kendali mereka. Namun, pihak rumah sakit mengucapkan bela sungkawa yang seberat-beratnya atas meninggalnya Alvaro.
Ayah dan ibu Alvaro tentu berat hati merelakan anaknya yang mengalami mati batang otak setelah operasi amandel. Lalu, apakah itu mati batang otak? Ialah brainstem death, di mana seseorang sudah tak punya fungsi otak. Batang otak sendiri mengatur fungsi otomatis tubuh, seperti pernapasan, tekanan darah, denyut jantung, menelan, dan pengiriman informasi dari otak ke seluruh tubuh juga sebaliknya.
Seseorang yang mengalami mati batang otak menggantungkan hidupnya pada alat pendukung. Jika tidak menggunakan alat pendukung tersebut, maka ia tak akan sadarkan diri dan tidak bisa bernapas.
BACA JUGA: 5 Kasus Kematian Bayi di Rumah Sakit yang Pernah Bikin Masyarakat Geram
Pasca kejadian yang menimpa Alvaro, Kementerian Kesehatan RI tengah mendalami kasus ini. Mediasi antara pihak rumah sakit dan keluarga tengah dilakukan. Sanksi akan diberikan kepada pihak rumah sakit jika terbukti tidak memenuhi standar SOP.
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…