Pada umumnya orang-orang akan melakukan demonstrasi besar-besaran saat kecewa dengan kebijakan pemerintah. Mereka mendatangi kantor pemerintahan dengan membawa spanduk berisi beberapa tuntutan sebagai bentuk protes mereka. Namun apa yang dilakukan orang-orang ini terbilang sangat nekad. Alih-alih melakukan demo, mereka malah menyakiti diri sendiri sebagai bentuk protes mereka.
Baca Juga : 5 Pelanggaran Hukum Yang Tanpa Sadar Sering Kita Lakukan
Membakar maupun menembak diri sendiri adalah beberapa aksi protes paling nekad yang pernah dilakukan orang-orang. Hal ini mereka lakukan dengan berbagai alasan dan yang paling umum karena berbagai tuntutan mereka tidak pernah didengar oleh pihak terkait. Berikut 8 aksi protes dengan cara menyakiti diri sendiri.
Seorang perempuan Afghanistan bernama Parigus (22) menderita luka bakar serius di sekujur tubuhnya setelah mencoba untuk membakar tubuhnya sendiri sebagai aksi protes terhadap banyaknya penindasan terhadap perempuan yang terjadi di negaranya. Sebanyak 50 persen tubuhnya mengalami luka bakar namun untungnya nyawa wanita ini masih bisa diselamatkan dan dirawat di Herat Regional Hospital Burn Unit.
Kejadian ini berlangsung tanggal 21 Oktober 2004 silam. Penyebabnya adalah banyaknya aturan yang mengekang ruang gerak wanita di Afghanistan. Tercatat selama tahun tersebut sudah ada lebih dari 80 kasus menyakiti diri sendiri termasuk bakar diri dilakukan warga Afghanistan.
Tarek al-Tayeb Mohamed Bouazizi adalah pedagang kaki lima Tunisia yang membakar diri pada 17 Desember 2010 sebagai protes dari penyitaan barang dagangannya dan beberapa pelecehan serta penghinaan yang dilakukan oleh seorang pejabat kota dan para stafnya. Lebih umum protes ini menjadi titik awal aksi massa dalam memprotes pemerintahan yang otoriter di negaranya.
Sebulan pasca aksi bakar diri, Bouazizi akhirnya meninggal. Hal ini memicu gelombang massa yang lebih besar sehingga membuat politik di negara tersebut goyang. Akhirnya Presiden Zine El Abidine Ben Ali mengundurkan diri dari jabatannya pada 14 Januari 2011, setelah 23 tahun berkuasa. Usaha Bouazizi akhirnya mendapat apresiasi dari pemerintah Tunisia dengan mengabadikan namanya menjadi sebuah perangko.
Masih mengenai aksi bakar diri, kali ini dilakukan oleh warga Jepang. Seorang pria membakar tubuhnya sendiri di Hibiya Park, Tokyo, dekat parlemen dan kantor pemerintahan. Hal ini ia lakukan untuk memprotes kebijakan militer yang baru saja disetujui dimana pemerintah memperbolehkan kekuatan militernya untuk melakukan agresi ke luar negeri.
Kebijakan baru tersebut tentu bertolak belakang dengan kebijakan sebelumnya yang menyatakan bahwa pasca Perang Dunia II konstitusi Jepang melarang negaranya menggunakan kekuatan militer sebagai alat untuk menyerang negara lain kecuali untuk membela diri.
Dalam aksi bakar diri itu pria yang tidak diketahui identitasnya itu meninggalkan nota protes untuk Perdana Menteri Shinzo Abe dan anggota parlemen namun usaha tersebut sia-sia setelah pemerintah tetap mengesahkan kebijakan militer barunya tersebut.
Aksi bakar diri selanjutnya dilakukan oleh seorang akuntan Polandia bernama Ryszard Siwiec. Ia melakukannya di tengah-tengah sebuah acara 10th-Anniversary Stadium di mana dalam acara yang berlangsung tanggal 8 September 1968 itu dihadiri 100.000 penonton serta banyak wartawan dari berbagai media.
Tujuan utama dari aksinya tersebut adalah bentuk protes terhadap invasi Soviet di negaranya yang dimotori oleh angkatan militer Cekoslowakia. Ini merupakan aksi bunuh diri dengan cara membakar diri sendiri pertama dan satu-satunya di Polandia. Meski kejadian itu diliput banyak media namun berita heboh ini mampu diredam dan ditutupi dengan rapat oleh pemerintah komunis.
Kejadian ini belum lama berlangsung, seorang pendeta dari Texas bernama Charles Moore (79) membakar diri di parkir mall di Grand Saline tahun 2014 silam. Selama hidupnya ia habiskan untuk berjuang melawan diskriminasi rasial. Dengan aksinya ini diharapkan menjadi inspirasi terhadap keadilan sosial di negaranya.
Sebelum bunuh diri, Moore meninggalkan sebuah pesan yang dia tulis di kaca mobilnya. Di dalam pesan tersebut banyak menceritakan berbagai diskriminasi rasial yang sering dia jumpai. Aksi menyakiti diri sendiri ini bukanlah yang pertama ia lakukan. Tahun 90-an ia pernah melakukan mogok makan selama dua minggu sebagai protes terhadap diskriminasi yang dilakukan Methodist Gereja Inggris terhadap kaum homoseksual.
Pada tahun 2012, seorang pria di Beijing bernama Ya Weilin gantung diri untuk memprotes penolakan pemerintah untuk menjelaskan kematian anaknya dalam serangan militer di tahun 1989 saat terjadi demonstrasi di Tiananmen Square. Sehari sebelumnya Weilin sempat dikabarkan menghilang sebelum keesokan harinya ia ditemukan tewas gantung diri di garasi parkir bawah tanah rumahnya.
Cerita bermula saat putranya, Ye Ai Guo sedang berbelanja dengan pacarnya di toko yang berada beberapa blok dari Lapangan Tiananmen. Saat itu di lapangan sedang terjadi demonstrasi besar-besaran hingga akhirnya Ye Ai Guo ditemukan meninggal dengan luka tembak di kepalanya. Penembakan ini dilakukan tentara China.
Seorang biarawati Tibel membakar dirinya sendiri untuk memperjuangkan kembalinya Dalai Lama pada bulan Maret 2015. Sebelumnya pemerintah China menahan Dalai Lama, pimpinan Buddha di Tibet karena secara terang-terangan mendukung wilayah Tibet untuk merdeka dari China.
Biarawati tersebut bernama Yeshi Khando berusia 40 tahun. Ia melakukan aksi bakar dirinya di sekat biara di wilayah Kardze Provinsi Sichuan, yang dikenal di Cina sebagai Ganzi. Ini merupakan kasus bakar diri ke-138 yang dilakukan penduduk Tibet. Umumnya mereka memprotes China yang dianggap telah menduduki tanah air mereka yaitu Tibet.
Kejadian ini baru saja terjadi yaitu pada awal-awal minggu bulan April 2015. Area Gedung Capitol atau lebih dikenal dengan gedung kongres Amerika dinetralisir setelah ada seorang pendemo melakukan bunuh diri dengan menembakkan pistolnya ke dirinya sendiri.
Aksi bunuh diri ini dilakukan di kawasan gedung Capitol di dekat National Mall. Di tangannya ditemukan sebuah pesan yang memprotes ketidak adilan sosial yang terjadi di negaranya. Ketidak adilan yang dimaksudkan tersebut belum jelas dalam bidang apa namun beberapa saksi mata mengatakan bahwa pajak lah yang dimaksud oleh orang tersebut.
Baca Juga : 5 Foto Dramatis Yang Membuktikan Bahwa Perbedaan Bukan Persoalan
Itulah beberapa aksi menyakiti diri sendiri sebagai bentuk protes terhadap kebijakan pemerintah yang dianggap tidak membela kepentingan warganya.
Normalnya, acara pembukaan Olimpiade akan mengundang kebahagiaan bagi masyarakat dunia. Deretan para atlet dari seluruh…
Sempat bikin geger atas kasus penganiayaan yang berujung meninggalnya Dini Sera Afriyanti, kini Ronald Tannur…
Kasus tentang joki sebenarnya sudah ada di Indonesia sejak bertahun-tahun yang lalu. Kebanyakan dari mereka…
Salah satu program yang diusung oleh Calon Presiden terpilih, Prabowo Subianto bersama Wakil Presiden, Gibran…
Beberapa waktu terakhir, judi online (judol) menjadi buah bibir yang tak ada habisnya untuk dicibir.…
Baru-baru ini, dokter sekaligus penyanyi Teuku Adifitrian atau lebih dikenal dengan nama Tompi, mengungkapkan rasa…