Keberadaan orang luar negeri atau biasa disebut bule di Indonesia, terkadang menyisakan sebuah cerita mengharukan sekaligus berkesan. Jauh dari kesan tak sopan, para pendatang asing ini kerap melakukan sebuah hal yang tidak terduga sebelumnya. Tak jarang, apa yang telah diperbuat sangat meninggalkan sebuah kesan mendalam.
Salah satunya adalah sosok Toni Ruttiman yang pernah dibahas oleh Boombastis.com beberapa waktu lalu. Pria asal Swiss tersebut, dikenal karena telah membangun banyak jembatan di pelosok desa terpencil Indonesia. Tak hanya Toni, kiprah sejumlah bule bagi Tanah Air di bawah ini juga layak dikenang dalam sejarah.
Bob Earl Freeberg yang bantu republik terbang melintasi blokade Belanda
Saat Indonesia masih dirundung pergolakan revolusi melawan Belanda, tak sedikit warga negara asing yang bersimpati pada perjuangan republik. Salah satunya adalah sosok Bob Earl Freeberg, mantan pilot Angkatan Laut Amerika Serikat. Bersama pesawat Dakota C-47 tua yang disebut RI-002 itu, kerap membantu hubungan Indonesia ke luar negeri. Tanpa sepengetahuan Belanda, ia pernah mengirimkan pasukan penerjun ke Kalimantan yang diduduki NICA hingga menerbangkan delegasi Indonesia ke konferensi UN ECAFE (United Nations Economic Commission for Asia and the Far East) di Manila Filipina pada 3 Desember 1947.
Toni Rutiman yang bangun jembatan di pelosok terpencil Indonesia
Sosok Toni Ruttiman mungkin bisa menjadi contoh dan teladan yang baik bagi siapa saja. Pria asal Swiss tersebut, sempat menjadi sorotan lantaran kerap membangun jembatan di desa-desa terpencil Indonesia, utamanya yang belum terjamah pembangunan oleh pemerintah. Alhasil, 61 jembatan dengan konstruksi besi pada kurun waktu 2011 hingga 2014 di seluruh penjuru Tanah Air, berhasil dibangun olehnya.
Pengorbanan Andre Graff yang membuat sumur di wilayah Sumba
Jauh-jauh datang dari Perancis, sosok Andre Graff rela meninggalkan pekerjaan yang mapan dan memutuskan untuk tinggal di wilayah Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT). Di sana, ia membantu warga sekitar untuk mendapatkan air bersih dengan cara membuat sumur. Dengan modal yang dia bawa dari Perancis, Andre mempelajari teknik mencari air tanah, menggali sumur, dan membuat gorong gorong dari beton agar air tak terkontaminasi lumpur.
Carloz Ferendiz yang mengabdikan dirinya untuk kemanusiaan
Melihat ketimpangan sosial yang ada di wilayah Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, Carlos Ferrandiz yang berasal dari Spanyol tergerak untuk membantu. Dilansir dari Beritagar, ia kemudian mendirikan Harapan Project dan mendedikasikan diri di jalur kemanusiaan. Tak hanya itu, ia juga mengabdikan diri di bidang kesehatan. Di mana ada banyak orang sakit yang berhasil ditolongnya.
Wallace Dean Wiley yang menjadi WNI demi membantu Papua
Dengan latar belakang sebagai seorang pilot, sosok Wallace Dean Wiley tergerak untuk membantu masyarakat Papu. Hal ini dibuktikan dari penerbang dari maskapai Mission Aviation Fellowship (MAF) itu, dengan mengabdikan dirinya selama 42 tahun lamanya. Selama kurun waktu tersebut, dirinya telah berhasil mendirikan sekolah hingga ke pedalaman Papua, seperti di Kabupaten Tolikara, Mamit, Karbaga, Koropun, Nautsa, Danage, dan Doboto.
BACA JUGA: Pungut Sampah Hingga Bantu Kesehatan, 4 Bule Ini ‘Sindir’ Kepedulian Warga Asli Indonesia
Meski bukan dilahirkan sebagai anak negeri, jasa besar mereka ternyata melebihi status mereka sebagai warga negara asing. Meski tak tercatat sebagai pahlawan, kiprah dan kepedulian mereka telah ditulis sebagai bagian dari perjalanan panjang bangsa ini.