Netizen tengah dihebohkan dengan jumlah Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Jakarta tahun 2020 mendatang. Di Twitter #Aibon bahkan menjadi trending. Anggaran yang dikhususkan untuk anak-anak sekolah SD di Jakarta ini di dalamnya terdapat supply lem aibon yang masuk dalam kategori alat tulis kantor. Itu artinya, setiap bulan setiap siswa mendapat jatah 2 kaleng lem. Namun, pertanyaannya adalah untuk apa sih lem itu?
Banyak netizen yang sudah berguyon sambil suudzon kalau lem tersebut bisa digunakan untuk ‘ngelem’ alias kobam. Nah, enggak hanya lem saja loh, 4 hal terkait dana APBD ini juga pernah diprotes oleh netizen.
Anggaran lem aibon untuk siswa senilai 82 Miliar
Bayangkan saja kalau 82 M dibelikan lem aibon, bisa dapat berapa kaleng ya? Inilah yang menjadi bahan guyonan netizen. Melalui trending #Aibon, netizen mengkritik kalau Pemprov DKI sedang bercanda. Temuan ini sendiri diunggah oleh salah satu anggota DPRD DKI, William Aditya Sarana ke akun Instagramnya @willsarana. Hingga saat ini, dokumen soal anggaran dalam situs apbd.jakarta.go.id tersebut sudah dihapus. Sementara itu, Sekretaris Dinas Pendidikan Susi Nurhati mengatakan kalau dirinya akan mengecek hal tersebut, apakah salah ketik atau bagaimana.
Anggaran bollpoint 123 Miliar
Selain anggaran aibon yang setiap siswa per bulannya akan diberikan 2 kaleng, ada pula dana kontroversi lain, yaitu anggaran untuk ballpoint senilai 123 Miliar. Dalam anggaran tersebut ditulis bahwa spesifikasi ballpoint yang dimaksud adalah Pen Drawing 0,1 itu harga satuannya disebutkan sebesar Rp 105.000 seperti diunggah akun twitter @Iekopr. Banyak pula netizen yang mengatakan kalau mungkin merk yang nanti dibelikan adalah ballpoint mahal, seperti Sarasa (30 ribu per pcs) atau mungkin Parker (100 ribu per pcs). Namun, melansir suara.com, di berbagai lapak online, dengan spesifikasi yang sama ternyata harganya hanya Rp 7.500 saja per buah. Hmmmmmm~
Bayar buzzer dan influencer senilai 5 Miliar
Dari unggahan @GunRomli, untuk mempromosikan pariwisata DKI Jakarta, Pemprov DKI membayar buzzer alias influencer senilai 5 Miliar Rupiah. Adapun influencer yang akan dipilih tersebut sebanyak 5 orang saja –yang artinya setiap orang akan mendapatkan 1 Miliar Rupiah. Untuk sementara ini, mengenai siapa influencer yang akan menjadi promotor dan direkrut dinas untuk membantu mempromosikan pariwisata dan kebudayaan Ibu Kota juga belum diketahui. Namun, jika dilihat dari draft yang tersebar, si influencer ini kelak tugasnya menyelenggarakan aktivitas promosi di sosial media mereka. Hmmm, enak banget nih jadi influencer.
Anggaran untuk jamban atau septic tank senilai 166,2 Miliar
Yang terakhir adalah anggaran untuk pembuatan septic tank atau jamban sejumlah 166,2 Miliar Rupiah. Adapun septic tank yang akan dibangun adalah jenis komunal. Rencananya, anggaran maha besar untuk pembangunan septic tank komunal tersebut akan diadakan di 30 lokasi pada 2020 nanti. “Rp166 miliar kita bangun septic tank-nya saja, nanti baru disambung ke pembuangan-pembuangan limbah milik warga,” ungkap Kepala Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta Juaini Yusuf saat dikonfirmasi, melansir cnnindonesia.com.
BACA JUGA: Menengok Betapa Mewahnya Fasilitas Para Anggota Dewan yang Bikin Rakyat Meringis Kecut
Anggaran-anggaran tersebut dianggap berlebihan oleh netizen. Menanggapi hal ini, pihak pemprov DKI mengatakan kalau mereka juga sedang melakukan pemeriksaan ulang dan revisi, serta pengecekan untuk menyisir kembali seluruhnya.