Setelah sempat viral karena metode ‘cuci otak’ yang menjadi sorotan di kalangan pelaku kesehatan, sosok Mayor Jenderal Dr. dr. Terawan Agus Putranto kembali mencuri perhatian karena diangkat sebagai Menteri Kesehatan di Kabinet Indonesia Maju periode 2019-2024. Sebelumnya, dokter kepala RSPAD Gatot Subroto itu dikenal lewat kasus cuci otak untuk menyembuhkan pasien stroke.
Dilansir dari cnnindonesia.com, metode yang disebut Digital Substraction Angiography (DSA) itu bisa menyembuhkan stroke pasiem selang 4-5 jam pasca-operasi berdasarkan pengalaman dr Terawan. Bahkan, metode pengobatannya disebut telah diterapkan di Jerman dengan nama paten ‘Terawan Theory’. Lantas, seperti apa bentuknya?
Metode kontroversial yang berawal dari penelitian ilmiah dr Terawan
Mengkombinasikan teknik DSA dan injeksi heparin yang kemudian disebut ‘cuci otak’
Memiliki banyak pasien dan telah digunakan sejak 2004 silam
Cuci otak’ ala dr Terawan yang menuai kritikan tajam
Diberi sanksi berupa pemecatan oleh Ikatan Dokter Indonesia (IDI)
Setelah menuai kritikan dari sejumlah pihak, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) pun bereaksi. Dilansir dari sainskompas.com, IDI memberikan sanksi berupa pemecatan selama 12 bulan dari keanggotaan, terhitung dari 26 Februari 2018 hingga 15 Februari 2019. Bahkan, lembaga tersebut juga mencabut izin praktek dari dokter bintang dua itu. Keputusan tersebut diambil setelah sidang Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK), yang menilai dr Terawan melakukan pelanggaran etika kedokteran.
BACA JUGA: Fakta Dokter Terawan, Penemu Metode Cuci Otak Terhebat yang Malah Dipecat IDI
Uniknya, metode yang digunakan oleh dr Terawan dianggap sangat ampuh untuk menyembuhkan penyakit oleh para pasiennya, meski hal tersebut pada akhirnya menuai kontroversi dan dianggap melanggar kode etik kedokteran oleh IDI. Terlepas dari semuanya, yang jelas dr Terawan kini telah dipercaya untuk menjadi Menteri Kesehatan di Kabinet Indonesia Maju periode 2019-2024.