Ada beragam cara yang bisa dilakukan oleh seorang manusia untuk berbagi dengan sekitarnya. Bisa dengan jalan bersedekah, membantu dengan tenaga tanpa harapkan imbalan, hingga memanfaatkan keahlian yang dimiliki. Hal terakhir itulah yang dilakukan oleh dr. Drh. Mangku Sitepoe, seorang dokter senior yang berusia 84 tahun.
Di usia senjanya, ia sangat aktif di ranah sosial dengan memberikan pelayanan kesehatan untuk masyarakat berpenghasilan rendah. Bahkan, ia rela jika hanya dibayar sebesar Rp 10 ribu saja. Bukan mencari materi, tapi demi mereka agar mendapatkan pelayanan kesehatan yang layak. Hebat ya Sahabat Boombastis. Yuk, kita lihat kisah inspiratifnya di bawah ini.
Sosok baik hati yang dulunya sempat berprofesi sebagai dokter hewan
Sebelum menangani pasien manusia, dokter Mangku merupakan seorang dokter hewan. Hal tersebut dialaminya pada 1978 silam, di mana dirinya memulai karier kedokterannya sebagai dokter hewan terlebih dahulu. Alhasil, Dokter Mangku pun kerap kali disebut sebagai dokter berprofesi ganda.
Dirikan klinik bersama rekan-rekannya untuk tujuan kemanusiaan
Hingga pada tahun 1995, dokter kelahiran tanah Deli, Sumatera Utara ini ini menggagas sebuah tempat pengobatan gratis yang diberi nama klinik Pratama Bhakti Sosial Kesehatan Santo Yohanes Penginjil di Kebayoran Baru. Bersama rekan-rekannya, para dokter di klinik tersebut berpraktik atas nilai kemanusiaan. Tak heran jika pada 2003 silam, cabang baru dibuka di daerah Kebayoran Lama karena kunjungan semakin ramai.
Memberikan pelayanan maksimal meski hanya dibayar Rp 10 ribu
Menerapkan nilai-nilai kemanusiaan seperti yang dicanangkan di awal pendirian klinik, dokter Mangku berusaha melayani mereka dengan sebaik mungkin. Bahkan meski hanya dibayar sebesar Rp 10 ribu, setiap pasien diberikan layanan kesehatan yang menyeluruh beserta obat-obatannya. Tak cukup disitu, pasien baru bahkan diperiksa hingga memakan waktu 10 sampai 15 menit.
Hidup bersahaja dan tetap mengabdi pada kemanusiaan di usia senjanya
Untuk kehidupan sehari-harinya, dokter Mangku mengandalkan uang pensiun dan bantuan dari anak-anaknya. Di usianya yang telah 84 tahun, ia masih tetap setia mengabdi pada kemanusiaan. “Kami sampai saat ini masih mengabdi. Makanya saya ke mana-mana naik angkutan umum mikrolet karena saya juga nggak punya uang. Hanya mengandalkan uang pensiun saja sama bantuan anak-anak. Saya hidup dari situ,” tutur dokter Mangku yang dikutip dari Health Detik.
Tujuan hidupnya yang bisa menjadi teladan bagi kita semua
Bagi dokter Mangku, tujuan hidupnya sebagai seorang dokter adalah menolong sesama dan membahagiakan makhluk hidup. Hal inilah yang dipegang erat oleh dirinya hingga saat ini. “Saya nggak pernah praktik untuk cari uang. Kita hidup tuh untuk apa sih? Kalau saya maunya to make others happy. Itu kebanggaan saya, jadi saya ingin membantu sesama. Saya bangga, senang, puas kalau sudah menyembuhkan makhluk hidup,” jelasnya yang dikutip dari Health Detik.
BACA JUGA: Yusuf Nugraha, Dokter Berhati Mulia yang Hanya Dibayar Botol Bekas dan Bacaan Al-Quran
Tak lupa, dokter Mangku juga berpesan agar para dokter muda juga bisa meneladani dirinya. Tujuan hidup bukan hanya soal materi berupa uang semata. Lebih dari itu, ada sebuah hal yang tidak bisa diukur dengan apapun, yakni menebarkan manfaat pada sesama lewat ilmu yang kita miliki.