Di dunia ini banyak banget fenomena-fenomena yang dikaitkan dengan pertanda kiamat. Seperti Kota Makkah dan Madinah yang dituruni salju atau Gurun Atacama yang tiba-tiba ditumbuhi bunga-bunga. Tapi, kali ini ada salah satu danau di Israel yang ternyata tak luput dianggap sebagai pertanda kiamat. Adalah Danau Tiberias.
Danau satu ini ternyata memang sudah lama menjadi tolak ukur apakah kiamat sudah dekat atau belum. Dan uniknya, ini tidak hanya dipercaya oleh satu agama. Nah, pasti penasaran kan seperti apa Danau Tiberias itu? Oke, jangan lewatkan satu kata pun dari ulasan di bawah ini ya.
Danau yang sebenarnya bukan milik Israel
Dari beberapa sumber mengatakan kalau danau ini adalah milik Israel. Namun, faktanya bukan seperti itu Sahabat Boombastis. Diwartakan pada islampos.com, danau yang juga disebut dengan Sungai Galilee ini merupakan milik warga Palestina dan Suriah karena memang letaknya di antara dua negara tersebut. Akan tetapi, kini Danau Tiberias dikuasai oleh Negara Israel.
Penduduk Israel pun tidak membiarkan danau ini mangkrak begitu saja. Mereka menggunakannya untuk kebutuhan pertanian, perkebunan, air minum dan sanitasi. Selain itu, di sekitarnya juga dibangun pemukiman barak untuk penginapan militer Israel serta dijadikan tempat wisata bagi para pejabat.
Begini kaitannya umat Islam dengan Danau Tiberias
Untuk umat Islam, danau ini ternyata dikaitkan dengan turunnya Dajjal sebagai tanda akhir zaman. Hal tersebut juga terjadi bersamaan dengan keringnya kurma di daerah Baisan dan mata air Zughar yang wilayahnya tak jauh dari Danau Tiberias. Nabi Muhammad SAW pun juga mengatakan hal yang sama.
Nah, peristiwa air yang mengering ini bisa terjadi lantaran air diminum oleh Yajuj dan Majuj. Di mana Yajuj dan Majuj merupakan orang-orang yang tidak pernah berhenti memanfaatkan Danau Tiberias hingga mengering. Sehingga air menjadi langka hingga manusia rela berperang untuk mendapatkan sumber air bersih.
Ini hubungan antara Danau Tiberias dengan umat Kristen dan Yahudi
Berbeda dengan umat Islam, agama Kristen dan Yahudi mempunyai kepercayaan sendiri terhadap Danau Tiberias. Dilansir dari laman kumparan.com, danau ini adalah tempat di mana Yesus menunjukkan mukjizat berjalan di atas air dan menjaring ikan yang banyak dari dalam perairan tersebut. Di sekitaran danau ini pula, tepatnya di Tabgha, dengan mukjizatnya Yesus dapat memberikan makanan bagi lima ribu orang.
Selain itu, umat Kristen dan Yahudi mempercayai jika 60 km dari Danau Tiberias yaitu kota nelayan merupakan tempat Yesus memutuskan untuk tinggal. Hal ini sudah dijelaskan dalam Injil dari Nazareth hingga Kapernaum. Lalu, sekitar 15 menit dari Danau Tiberias, umat Kristen dan Yahudi juga mempercayai Yardenit, Sungai Jordan merupakan tempat Yesus dibaptis.
Air semakin menyusut dari waktu ke waktu
Bukannya tetap asri, danau ini ternyata kondisinya semakin mengkhawatirkan. Di mana perairan satu ini mengalami penyusutan air dari waktu ke waktu. Kumparan.com menjelaskan, di tahun 2008 Danau Tiberias menyediakan air tawar sebanyak 400 juta kubik meter per tahunnya. Tapi, karena terjadi musim dingin yang berkepanjangan setelahnya, air yang dapat dipompa hanya sebesar 30 hingga 40 juta kubik meter per tahun.
Nah, di tahun 2017, air di danau menurun hingga 212 meter di bawah permukaan laut. Angka ini hanya sedikit di atas nilai batas bahaya yang mencapai 213 meter di bawah permukaan laut. Sedangkan di tahun 2018, air di danau menjadi susut satu centimeter setiap harinya. Bisa kalian bayangkan, bagaimana kondisi dari Danau Tiberias saat ini.
Ini penyebab air bisa surut secara drastis
Pasti kalian penasaran kan mengapa air bisa surut secara tiba-tiba? Nah, semua ini diawali oleh pertumbuhan populasi di Israel, Palestina dan juga Yordania yang semakin hari semakin bertambah gengs. Mereka setiap hari mengonsumsi air danau untuk kehidupan dan juga kebutuhan pertanian.
Michael L. Wine dkk dari Ben-Gurion University yang melakukan penelitian mengapa air Danau Tiberias cepat menyusut mengiyakan pernyataan di atas. Pasalnya, di sana banyak terjadinya sodetan sungai yang mengarah ke danau dipakai untuk ladang pertanian. Selain itu, terdapat penyerapan air ke dalam tanah, dan juga adanya pencemaran karena alokasi dan distribusi air untuk keperluan rumah tangga, seperti mandi, cuci dan kakus.
BACA JUGA : Seramnya Yellowstone, Gunung Berapi yang Letusannya Diduga Bisa Hancurkan Peradaban Manusia
Melihat fenomena di atas, menyadarkan kita tentang sesuatu. Bahwa kita perlu menghemat air yang bisa dimulai dari diri sendiri. Dengan cara memakai air seperlunya saja. Kita juga mesti ingat, jika air adalah sumber daya utama di bumi yang tentu akan habis jika digunakan terus menerus.