Nama Huawei mendadak jadi sorotan setelah adanya insiden penangkapan salah satu petingginya, Meng Wanzhou otoritas Amerika Serikat di Kanada beberapa waktu lalu. Dilansir dari inet.detik.com, perempuan yang sebagai Chief Financial Officer (CFO) itu merupakan putri pendiri Huawei, Ren Zhengfei.
Ketakutan Amerika Serikat terhadap Sepak terjang Huawei memang bukan tanpa alasan. selain menjadi salah satu produsen ponsel terbesar nomor 3 dunia, pabrikan tersebut dinilai telah mengembangkan sejumlah teknologi canggih yang dapat mengancam privasi suatu negara. Selain itu, beberapa hal di bawah ini juga bikin AS dan sekutu baratnya ketar-ketir tak karuan.
Huawei didirikan oleh mantan anggota militer China
Kesukesan Huawei menjadi salah satu produsen ponsel kelas dunia, tak lepas dari kiprah pendirinya yang bernama Ren Zhengfei. Dilansir dari techno.okezone.news, pria 25 Oktober 1944 itu, merupakan mantan anggota People Liberation Army (PLA) sebagai teknolog militer. Usai keluar dinas ketentaraan, ia akhirnya mendirikan Huawei pada 1987 dan menjabat sebagai Chief Executive Officer (CFO). Tak heran jika di masa depan Huawei akhirnya banyak mengembangkan teknologi canggih selain memproduksi ponsel.
Adanya dugaan Huawei merupakan mata-mata China
Alasan penahanan Meng Wanzhou oleh otoritas Amerika Serikat di Kanada beberapa waktu lalu, diduga adanya kaitannya dengan aktivitas spionase secara diam-diam Mengutip Reuters yang dilansir dari dunia.tempo.co, sejumlah agen intelijen Amerika Serikat menuduh Huawei terkait dengan pemerintah Cina dan peralatan milik mereka kemungkinan mengandung elemen ‘mata-mata untuk mengorek akses internal Amerika Serikat. Meski dibantah, toh Huawei akhirnya benar-benar dilarang beredar di negeri Paman Sam tersebut. Selain AS, negara seperti Inggris, Jepang, Australia, dan Selandia Baru juga menolak produk Huawei di wilayah mereka.
Menjadi produsen ponsel terbesar kedua di dunia
Berkat inovasinya, Huawei berada di urutan ke-2 sebagai produsen ponsel terbesar di dunia. Mengalahkan dominasi Apple yang berjaya di beberapa tahun terakhir. Mengutip data dari perusahaan riset Canalys yang dilansir dari tekno.tempo.co, Huawei berada di urutan kedua setelah Samsung, yang merajai vendor smartphone dengan 20,9 persen saham pasar setelah mengirimkan 71,5 juta perangkat pada kuartal ini. Sedangkan Apple berada tepat di bawah Huawei di poisisi ketiga. Bisa jadi, AS takut tersaingi karena sukses melampaui Apple yang notabene adalah merek lokalnya.
Menuai suskes di pasar Indonesia dan Asia Tenggara
Anggapan Indonesia sebagai Huawei Nation, ternyata memang benar adanya. Dilansir dari merdeka.com, vendor ponsel asal China tersebut memasok jaringan tiga operator besar tanah air seperti Indosat, XL, dan Telkomsel. Hal ini terjadi berkat strategi pembayaran Huawei yang tergolong fleksibel dan bisa dalam tempo tiga tahun. Selain jaringan seluler, produsen ponsel asal China itu juga berhasil memenangkan proyek turnkey infrastruktur kabel bawah laut BDM (Batam-Dumai-Malaka), yang menghubungkan Indonesia dengan Malaysia lewat Huawei Marine Networks.
Karyawan inovatif menjadi salah satu sumber kekuatan Huawei
Huawei yang memiliki jumlah karyawan sebanyak 180.000 tenaga di seluruh penjuru dunia, setengah dari mereka difokuskan untuk bekerja dalam divisi penelitian dan pengembangan. Dilansir dari cnnindonesia.com, hal ini dianggap sebagai kunci dalam industri teknologi untuk menghadapi masa depan. Vice President International Media Affairs, Roland Sladek mengatakan, Huawei menganggarkan setidaknya 10 persen dari total belanja modal tahunan untuk divisi penelitian dan pengembangan. Tak heran jika inovasi dan kemajuan Huawei di bidang teknologi membuat AS dan negara barat lainnya merasa gerah dan menaruh curiga.
BACA JUGA: 5 Hal yang Jadi Alasan Produk Asal Tiongkok Dipuja-puja di Indonesia
Sepak terjang Huawei sebagai perusahaan teknologi terkemuka memang berkembang pesat secara luar biasa. Sayang, keberadaannya dianggap menjadi “sebuah ancaman” di negeri barat. Terutama oleh AS dan sekutunya. Terlebih, mereka juga menuduh Huawei tentang adanya ancaman mata-mata dalam perangkat elektronik buatan mereka. Pantas saja Amerika Serikat takut ya Sahabat Boombastis.