Akhir-akhir ini nama Bima Sakti acap kali menghiasi linimasa. Banyak insan bola mengguncingkan namanya dari berbagai sudut padang. Mulai dari kiprahnya di AFF sampai potensinya menjadi seorang nahkoda tim. Bagi seorang mantan pemain Persema Malang dunia kepelatihan merupakan sesuatu yang tergolong baru. Pasalnya, sejak gantung sepatu baru kali ini menjadi kepala juru taktik.
Berkaca dari hal tadi, tidak salah kalau performa Timnas di tangannya tidak semoncer kala di tangani Luis Milla. Namun, tahukah kalian sobat Boombastis? Sebagai pesepakbola yang dulu sebagai pemain tengah (baca:gelandang), Bima Sakti sebenarnya mempunyai potensi besar untuk jadi juru taktik hebat. Hal ini tentu bukan tanpa alasan, pasalnya, banyak pelatih yang dulu saat masih bermain berposisi di tempat ini jadi pengatur strategi jempolan.
Seperti salah satu contohnya adalah Pep Guardiola yang menjadi pelatih yang hebat dengan raihan berbagai trofi di jagad sepak bola Eropa. Menurut legenda Barcelona dan maestro sepak bola dunia Johan Cryuff juru pelatih hebat selalu berasal dari seorang gelandang. Tuturnya juga, hal ini disebabkan dari “kebiasannya sepanjang kariernya, mereka selalu memikirkan cara untuk mengorganisir permainan tim.”
Berkat hal tersebut juga bukan sesuatu yang sulit untuk mereka dalam meracik startegi dalam menghasilkan sebuah kemenangan. Selain itu, kemampuan para gelandang membaca permaianan juga menjadikan pelatih-pelatih dari posisi ini handal menemukan solusi tepat untuk keluar dari masalah permainan. Kendati mempunyai hubungan saling berkaitan, namun tidak berarti mutlak seorang gelandang bakal menjadi sosok hebat di pinggir lapangan.
Beberapa nama dari lain posisi ada juga mampu menorehkan prestasi hebat ketika menjadi pelatih sepak bola. Seperti contoh, Josef “Jupp” Heynckes pelatih dari posisi penyerang yang menjadi nahkoda tim mentereng dengan raihan sejumlah trofi Eropa. Kalau di Indonesia ada Jakson F Tiago, seorang mantan striker yang menjadi salah satu pelatih hebat di kompetisi tanah air. Malahan ada yang dulu tidak berkarier di sepak bola menjadi juru taktik jempolan, seperti salah satu cotohnya adalah Jose Mourinho.
Masih berbicara hal ini, sepak bola Indonesia juga mempunyai kerterkaitan dengan gelandang menjadi pelatih hebat lho sobat Boombatis. Dan sosok tersebut adalah Fachri Husaini yang semasa aktif bermain menepati posisi sebagai seorang gelandang. Tercatat ia juga merupakan pesepakbola yang kerap sekali di panggil memperkuat Garuda. Di bawah tangan dinginnya Timnas U-16 sukses meraih beberapa gelar juara di kompetisi Manca. Mulai dari Jenesys 2018 di Jepang sampai Piala AFF U-16 di tahun yang sama.
Selain mantan pemain Pupuk Kaltim tersebut, mantan pelatih Timnas asal Spanyol juga menjadi sosok gelandang yang mejelma sebagai pelatih hebat. Semasa aktif berlaga di lapangan hijau Luis Milla bermain untuk tiga kesebelasan besar Spanyol yakni Valencia, Barcelona, dan Real Madrid. Prestasi hebatnya ketika menjadi juru taktik adalah membantu Spanyol U-21 menjuarai Euro. Tidak berhenti disitu, ia juga membantu Timnas keluarkan kemampuan terbaiknya, atau meminjam kata Rochy Putiray mulai bermain pintar. Tercatat Milla bantu Timnas meraih Perunggu SEA Games 2017 dan lolos Babak 16 besar Asian Games.
BACA JUGA: Mengintip 4 Pelatih Cantik yang Kemampuannya Bikin Dunia Tercengang
Melihat beberapa ulasan tadi, tentu bukan sebuah jaminan seorang gelandang menjadi pelatih hebat. Namun, setidaknya kebiasaan mereka yang memegang kontrol pada sebuah tim membuat kemampuan itu jadi modal berharga untuk jadi juru taktik. Kalau sekarang Bima Sakti belum bertaji, berarti perlu banyak waktu untuk melihatnya bersinar.