Meski bukan menjadi yang pertama, Indonesia pernah sukses merancang sekaligus membuat mobil listrik asli ciptaan talenta lokal. Dilansir dari finance.detik.com, kendaraan berteknologi ramah lingkungan itu adalah Selo, Gendhis, Tucuxi, Evina (Ahmadi), dan E&C buatan ITS.
Sayangnya, beberapa dari kendaraan yang disebutkan di atas kini tak terdengar lagi kabarnya. Padahal, dari segi kualitas dan kemampuan mobil listrik tersebut tak kalah dengan buatan luar negeri. Alhasil, keberadaannya hanya seolah menjadi angin lalu di Indonesia. Sukses dan dielu-elukan, kemudian hilang tanpa kabar.
Keberadaan Tuxuci sukses membetot perhatian Dahlan Iskan
Publik Indonesia sempat heboh dengan keberadaan mobil listrik Tuxuci yang dipopulerkan oleh Dahlan Iskan. Dilansir dari merdeka.com, kendaraan rancangan Danet Suryatama itu bergaya sporty dengan warna merah yang menyala. Sayang, kiprah Tuxuci harus berakhir karena mengalami kecelakaan saat diujicoba oleh Dahlan Iskan. Hingga saat ini, keberadaan mobil merah itu tak lagi terdengar.
Selo yang lahir dari pemikiran cedas Danet Suryatama
Setelah era Tuxuci berakhir, muncul sebuah mobil listrik bergaya sport yang digawangi oleh Ricky Elson. Dilansir dari merdeka.com, pembuatan kendaraan tersebut hanya memakan biaya Rp 1,5 miliar. Lebih murah daripada Tuxuci yang menghabiskan dana hingga Rp 3 miliar. Keberadaan Selo bahkan sempat dipamerkan pada acara KTT APEC 2013 di Pulau Bali. Dengan desain yang dirancang mirip Lamborghini Gallardo, Selo terlihat elegan dengan balutan warna kuning.
Mobil listrik Ahmadi jadi menjadi kebanggaan Indonesia
Dasep Ahmadi merupakan sosok di balik terciptanya mobil listrik bertipe city car yang dinamakan Evina. Dilansir dari finance.detik.com, kendaraan berwarna hijau yang dulunya dinamakan Ahmadi ini memiliki desain yang mirip Hyundai Atoz. Sayang, kiprahnya tak berlangsung lama. Hal ini terjadi setelah sang pembuat tersandung kasus pengadaan mobil listrik untuk KTT APEC yang dinilai sangat bermasalah. Seiring dengan vonis penjara yang diterima Ahmadi, proyek mobil listriknya pun dihentikan.
Gendhis yang menyerupai Toyota Alphard
Dirancang dengan desain mirip Toyota Alphard, Gendhis digadang-gadang bisa menjadi mobil listrik dengan konsep family car. Dilansir dari medan.tribunnews.com, kendaraan tersebut didesain dengan mewah dan terlihat elegan. Sesuai dengan penaamaan Gendhis yang berarti manis. Mobil ini juga sempat dipamerkan pada Konferensi Tingkat Tinggi negara-negara kerja sama ekonomi Asia Pasifik (KTT APEC) pada 7-8 Oktober 2013 di Nusa Dua, Bali. Sayang, Gendhis belum bisa mengaspal di jalanan umum karena masih berupa prototype.
E&C buatan mahasiswa ITS
Berkapasitas empat penumpang, mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya ini sukses membuat mobil listrik yang bernama E&C. Dilansir dari viva.co.id, kendaraan ini dibangun dengan konsep Battery Management System (BMS). Sederet kelengkapan layaknya mobil konvensional seperti head lamp yang berfungsi sebagai lampu utama, sein, kota, dan lampu kabut. Di dalam mobil, tampilan panel indikator melalui layar digital ukuran 17 telah terpasang dengan suplai daya daru baterai tipe Lithium Polymer (LiPo) kapasitas 48 Volt 5 KWh.
Baca Juga : V8-VADI, Mobil Listrik Rancangan Adik Vidi Aldiano yang Diminati Militer dan Polri
Era teknologi mobil listrik yang semakin pesat, membuat Indonesia harus ikut menyesuaikan diri agar tidak tertinggal dengan negara lain. Meski negeri ini sempat sukses membuat beberapa mobil listrik, namun tak ada dari mereka yang terlihat mengaspal dan digunakan masyarakat umum. Semoga saja perkembangan teknologi mobil listrik ini bisa segera dinikmati oleh masyarakat luas.