Dari sekian pilot nama Abdul Rozak bisa dikatakan menjadi salah satu orang yang berprofesi dalam bidang tersebut mempunyai nasib beruntung. Pasalnya, setelah alami insiden yang bila diukur peluang hidupnya kecil Rozak mampu selamat. Padahal seperti yang kita ketahui, dalam beragam kejadian darurat yang berhubungan dengan transportasi udara tersebut amatlah besar kemungkinannya untuk kehilangan nyawa. Seperti salah satu contohnya peristiwa yang menimpa Lion JT 610 beberapa waktu lalu yang mana hampir semua penumpangnya diprediksi meninggal dunia.
Mukjizat agaknya menjadi kata yang tepat untuk menggambarkan nasib beruntungnya tersebut. Bahkan berkat aksinya tersebut, Abdul juga dianugerahi sebuah penghargaan dari asosiasi penerbang dunia, atas kemampuannya dalam mengatasi keadaan darurat tersebut. Lalu seperti apakah kisah heroiknya tersebut? Temukan jawabannya di ulasan berikut ini ya Sobat Boombastis.
Kronologi pesawat Abdul Rozak alami insiden
Lima belas tahun sudah peristiwa pendaratan heroik Abdul Rozak berlalu. Ketika itu Januari 2002, pesawat yang diterbangkannya adalah Boeing 737-300 Garuda Indonesia alami insiden buruk tapi mampu bisa selamat. Kerusakan mesin penggerak alat transportasi tersebut disebut-sebut menjadi pemicu peristiwa ini bisa terjadi. Menurut Kapten Abdul yang dikutip dari wawancaranya pada program Kick Andy beberapa tahun lalu, kedua mesin pesawatnya mati setelah masuk ke sebuah cuaca buruk pada ketinggian 23000 kaki. Kendati sudah mencoba berbagai cara untuk menghidupkan mesin, namun hingga pesawat bisa mendarat benda itu tidak pernah berfungsi lagi.
Berhasil melakukan pendaratan di atas sungai
Melanjutkan apa yang telah diungkapkan di awal tadi, lewat pendaratan yang spektakuler kapten Abdul akhirnya puluhan penumpang bisa diselamatkan. Tercatat dari 51 orang termasuk crew yang ada di Boeing 737-300 ini, 50 nyawa diantaranya berhasil terhindar dari kematian. Pesawat kala itu melakukan pendarat pada anak sungai Bengawan Solo. Pemilihan tersebut merupakan keputusan spontan darinya setelah sebelumnya sedikit berdebat dengan co-pilot yang ingin landing pada sawah. Namun, setelah dipikir-pikir akhirnya air di pilih lantaran lebih kecil resikonya. Uniknya dalam peristiwa tersebut adalah bagaimana pesawat berputar sekali dengan keadaan mesin mati sebelum mendarat.
Doa dan ketenangan Abdul Rozak menjadi kunci sukses misi tersebut
Berbicara pendaratan yang menakjubkan tersebut ternyata kunci keberhasilannya adalah doa dan juga sebuah ketenangan. Ketika pesawat yang dikendalikan oleh Abdul Rozak terus alami penurunan ketinggian, ia hanya berserah diri sambil terus bermunajat pada sang pencipta. Dan akhirnya seperti keajaiban ketika itu dirinya mampu mengendalikan benda yang mungkin saja tidak akan bisa terselamatkan lagi itu. Apalagi dalam usahanya menghidupkan mesin dalam kondisi akan jatuh selalu menemui jalan buntu. Tapi dengan sebuah ketenangan pada akhirnya Abdul mampu berpikir jernih dan mendaratkan burung besi tersebut dengan aman.
Kembali alami insiden buruk tapi selamat saat gempa Palu
Setelah kisah menyeramkan tadi itu, baru-baru ini Kapten Abdul Rozak ini kembali alami sebuah kisah mencekam lagi. Tapi kali ini bukan saat ia mengendalikan sebuah pesawat terbang. Kejadian yang Kapten Rozak alami adalah bagaimana ia terjebak dalam peristiwa gempa Palu Donggala beberapa waktu lalu. Saat itu hotel tempatnya menginap setelah terbang dari Makasar diguncang oleh Bumi hingga konon membuatnya sempat terpental kesana-kemari. Namun, lagi-lagi lewat ketenangan dan beberapa bumbu takdir ia mampu tetap hindu hingga sekarang. Padahal penginapan kala ia di sana terlihat alami kerusakan parah pada beberapa sudutnya.
Apa yang dialami oleh Abdul Rozak ini adalah sedikit gambaran kalau sang pencipta lah yang sejatinya menentukan hidup dan mati seorang manusia. Jadi untuk mereka yang pada akhirnya berpulang atau beruntung bisa tetap hidup dalam kecelakaan pesawat tentu hal itu adalah kehendaknya. Meski kita memiliki takdir masing-masing, namun setiap orang tetap diwajibkan untuk berusaha ya sobat.