Cabang Sepak Bola Asian Games 2018 akhirnya digulirkan pada 12 Agustus 2018. Hal yang juga menjadi penanda babak perjalanan Timnas mewujudkan mimpi juara di ajang ini. Selaku tuan rumah kompetisi multi event besar di Asia tersebut, Tim Merah Putih berada di grup A. Hasanmu Yama dan kawan-kawan tergabung bersama, Laos, Palestina, Hongkong, dan Chinese Taipei. Kendati tidak masuk grup neraka, namun lawan Indonesia semua memiliki peluang untuk menjegal ambisi besar Timnas di ajang ini.
Dan betul setelah menjalani dua lagi Indonesia, sudah merasakan bagaimana grup ini tidak bisa dipandang dengan sebelah mata, Pasukan Luis Milla untuk sementara bertengger di urutan ketiga klasemen, dengan mencatatkan satu menang dan kekalahan. Apabila ingin lolos Indonesia diwajibkan menyapu bersih kemenangan di dua laga tersisa menghadapi Laos dan juga Hongkong. Melihat hal tersebut secara matematis Timnas diunggulkan bisa lolos, tapi seperti yang kita ketahui hanya kerja keras lah bisa menjadi penentu kemenangan sebuah tim bukan hitungan di atas kertas.
Apabila melihat perjalanan Timnas di ajang Asian Games, semifinal menjadi babak terbaik yang pernah mereka capai. Sedangkan untuk raihan medali, perunggu menjadi prestasi terbaik yang pernah mereka ukir selama ini, atau dalam kata lain Indonesia sudah pernah menjadi juara ketiga sepak bola di ajang Asian Games ini. Prestasi bersejarah itu dicatatkan saat era tahun 50-an, kala Tim Merah Putih masih dijuluki sebagai Macan Asia. Tercatat dalam sejarah, medali tersebut diraih sebanyak dua kali, tepatnya pada penyelenggaraan Asian Games Manila (Filipina) dan Tokyo (Jepang).
Timnas Burma serta India, menjadi negara yang dikalahkan dalam merebut medali tersebut. Setelah hasil bagus itu, pencapaian terbaik Indonesia adalah peringkat empat di ajang Asian Games, Seoul Korea Selatan 1986, prestasi yang diperoleh lantaran kalah di babak perebutan tempat ketiga dengan skor 5-0 oleh Kuwait. Kala itu Indonesia diperkuat nama hebat macam Roby Darwis. Selama Asian Games dilangsungkan Tim Sepak Bola Indonesia telah mengikuti ajang ini sebanyak sembilan kali.
Apakah pencapaian tersebut dapat di pecahkan? Pastinya kini menjadi pertanyaan terus menghantui pencinta bola nasional. Kendati hanya waktu bisa menjawab, namun asal mereka mau untuk berjuang keras dengan tekad yang kuat segala kemungkinan mencapai prestasi tertinggi sangat dimungkinkan terjadi. Sepak bola seperti yang mustinya selalu indah untuk mereka selalu berjuang keras.