Pelaku bom bunuh diri di Indonesia, kini mulai berani menunjukan eksitensinya. Mereka bahkan mulai berani menyerang markas Polisi di Surabaya. Tak hanya terjadi di Pulau Jawa, kelompok radikal ini juga mengebom markas Kepolisian di Riau. Nekat memang. Tak hanya mengandalkan peledak semata, mereka juga memanfaatkan anak kecil untuk dijadikan sebagai martir lho Sahabat Boombastis. Astaga!
Seperti kejadian yang menimpa Polrestabes Surabaya, Jawa Timur. Kantor Polisi ini bahkan diserang oleh sebuah keluarga yang turut menggunakan anak kecil sebagai wadah bom bunuh diri. Beruntung, nyawanya tak ikut terenggut oleh aksi keji tersebut. Ia berhasil selamat setelah berhasil dievakuasi oleh salah satu anggota Kepolisian. Seperti apa kisah harunya tersebut? Simak ulasan berikut.
Putri bungsu dari pengebom yang mengendarai sepeda motor
Entah apa yang ada di benak Tri Murtiono, pelaku dari bom Polrestabes Surabaya. Ia dan seluruh keluarganya, termasuk Aisyah Azzahra Putri atau Ais, nekat meledakkan dirinya di depan pintu masuk markas Polisi tersebut. Alhasil, ia dan seluruh keluarganya pun tewas seketika. Termasuk kakak Ais. Namun beruntung, gadis kecil ini selamat dari maut yang dipersiapkan oleh sang ayah sendiri.
Selamat dan bangkit dengan tertatih-tatih
Melihat kondisi ledakan yang demikian, banyak orang pesimis dengan keselamatan jiwa para pelaku pengeboman. Namun ternyata, takdir berkata lain. Ais berhasil selamat dari aksi keji yang dilakukan oleh keluarganya. Sempat tergeletak di lokasi ledakan, ia perlahan bangkit dengan tertatih-taih. Bajunya pun lusuh terkena asap dan serpihan ledakan bom. Ia menderita luka-luka disekujur tubuhnya. Segera, ia dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan medis.
Seluruh keluarganya tewas di lokasi kejadian
Beruntung Ais selamat. Sebab, seluruh anggota keluarga yang terlibat semuanya telah tewas. Ia diketahui berboncengan dengan sang ibu pada saat kejadian. Dari dua motor yang ditumpangi, hanya satu yang berhasil menerobos gerbang dan kemudian meledak. Kebetulan, Ais berada pada motor kedua di belakang. Seiring gemuruh suara bom, ia pun terpental sejauh 3 meter bersama sang ibu. Ais berhasil selamat. Namun sayang, sosok yang telah melahirkannya ke dunia itu telah ditemukan terkapar tak bernyawa.
Sosok gadis berprestasi dalam olahraga bela diri
Sejatinya, Ais bukanlah sosok anak yang radikal. Diketahui, ia bahkan dikenal berprestasi dalam bidang olahraga beladiri. Bahkan oleh sang tetangga yang bernama Nur, Ais baru saja mengikuti sebuah perlombaan beladiri di Kota Solo. “Ais itu jago bela diri, kapan hari katanya habis menang kejuaraan Tapak Suci di Solo,” ujar Nur seperti yang dikutip dari Kompas.com. Selain itu, Ais ternyata juga sedang menyiapkan diri untuk mengikuti sebuah kejuaraan beladiri di Malaysia. Karena kejadian ini, harapan Ais untuk mengukir prestasi di luar negeri harus tertunda untuk sementara.
Bakal menjadi saksi penting bagi kepolisian
Praktis, Ais pun kini menjadi yatim piatu setelah seluruh keluarganya tewas terkena ledakan bom. Karena hanya ialah satu-satunya yang selamat, sosoknya bakal mejadi saksi penting bagi kepolisian untuk ditindaklanjuti. “Ini saksi yang paling penting. Biarkan dia dulu dirawat. Setelah nanti bisa diajak bicara, kita akan tanya,” ucap Kapolri Tito Karnavian seperti yang dilansir dari Tribunnews.com. Tak hanya itu, Ais juga akan masuk program deradikalisasi agar trauma yang dialaminya tak lagi terulang di masa depan.
Sahabat Boombastis, dari kisah miris di atas, kita bisa merenung. Bagaimana jahatnya pemahaman radikal, sehingga bisa memisahkan sebuah ikatan keluarga dengan sebuah kematian yang sia-sia. Dari sini pula kita bisa belajar. Bahwa yang namanya aksi terorisme, sama sekali tak membawa manfaat bagi kehidupan.