Jadi seorang presiden bukanlah hal yang gampang. Mengemban masa depan dan nasib sebuah negara, dibutuhkan sebuah kecakapan dalam memimpin yang tak mungkin dimiliki secara instan. Tentu butuh waktu yang lama serta ilmu yang banyak jika ingin menjadi pemimpin bangsa.
Bicara soal presiden dan ilmu pengetahuan, sadar tidak sih kalau para pemimpin bangsa kita ini punya gelar pendidikan yang beragam. Mulai dari yang mengoleksi puluhan gelar hingga tak memiliki titel sama sekali ada di negeri ini. Lalu seperti apa sih cerita lengkapnya? Simak ulasan berikut.
Presiden Soekarno sebagai pengoleksi gelar doktor paling banyak
Sebagai bapak bangsa, mantan presiden Soekarno adalah salah satu orang yang berpendidikan tinggi waktu itu. Hal ini dibuktikan saat beliau masuk Technische Hoogeschool te Bandoeng (sekarang ITB) mengambil jurusan teknik sipil. Namun siapa sangka kalau kuliahnya sempat terhenti, hingga akhirnya beliau masuk kembali dan lulus sebagai insinyur. Tapi ternyata, beliau juga mendapatkan gelar doktor honoris causa dari berbagai universitas, mulai dari dalam hingga luar negeri. Bayangkan saja, dilansir dari perpusbungkarno.perpusnas.go.id ada kurang lebih 26 gelar, dengan berbagai studi ilmu yang berbeda. Sembilan belas berasal dari universitas luar, sedangkan tujuh lainnya dari dalam negeri. Tidak heran negara ini banyak inovasi dan kemajuan di tangan Putra Sang Fajar.
Susilo Bambang Yudhoyono jadi pemilik gelar kedua terbanyak
Selama dua periode kepemimpinan mantan presiden Susilo Bambang Yudhoyono, tentunya banyak prestasi yang ditorehkan. Salah satunya adalah banyaknya gelar doktor honoris causa yang diberikan beberapa universitas kepadanya. Seperti yang diketahui kalau SBY dulu berasal dari kalangan militer, namun sebelumnya ternyata beliau sepat masuk Teknik Mesin Institut 10 November Surabaya (ITS) dan Pendidikan Guru Sekolah Lanjutan Pertama (PGSLP) di Malang. Namun demikian akhirnya SBY memutuskan untuk menempuh jalan militer hingga pensiun dan menjadi presiden. Pun demikian selama menjabat, beliau mengoleksi sampai 12 gelar doktor honoris causa, bahkan salah satunya dari universitas terkemuka di Amerika.
Gus Dur, sang santri dengan 10 gelar kehormatan
Presiden ke-4 Indonesia ini memang sempat memberikan kontribusi besar pada tanah air. Salah satunya dijadikannya hari libur nasional serta disahkannya Kong Hu Cu sebagai salah satu agama resmi di Indonesia. Namun demikian jika kita menengok ke belakang, siapa sangka kalau sosok K.H Abdurahman Wahid alias Gusdur ini sempat beberapa kali masuk di universitas terkemuka di luar negeri. Ya, beliau sempat mengenyam pendidikan di Mesir hingga Belanda, namun lantaran beberapa hal yang membuat studinya sempat mengalami kendala. Pun demikian, siapa sangka kalau beliau juga menorehkan beberapa gelar doktor honoris kausa di beberapa universitas terkemuka. Kurang lebih ada 10 gelar yang diberikan, mulai dari India hingga Korea Selatan.
Ibu Megawati juga tak mau ketinggalan dengan sang ayah
Anak sang proklamator, Ibu Megawati Soekarno putri ternyata juga menorehkan beberapa gelar pendidikan yang tak kalah banyak. Siapa sangka kalau satu-satunya presiden wanita di Indonesia ini sempat masuk di beberapa universitas terkemuka di Indonesia. Dua kampus tersebut adalah Universitas Padjadjaran, Bandung (1965-1967) dan Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (1970-1972) meski tidak tamat. Hingga akhirnya setelah menjabat sebagai kepala pemerintahan, beliau dianugerahi beberapa gelar honoris causa dari universitas terkemuka. Ada kurang lebih 7 gelar yang dianugerahkan, dan kebanyakan berasal dari luar negeri seperti Rusia dan Jepang.
Si Jenius ‘Eyang’ dengan hanya beberapa gelar yang ditorehkan
Bacharuddin Jusuf Habibie atau sering kita panggil ‘Eyang’ ini ternyata menorehkan paling sedikit gelar ketimbang yang lain. Bagaimana tidak pasalnya hanya ada tiga gelar kehormatan yang diberikan pada beliau dari Inggris dan dua universitas terkemuka dari Indonesia. Namun jika ditengok ke belakang, perjalanan pendidikan beliau patut diacungi jempol. Pasalnya selain jadi lulusan ITB juga sempat berkuliah di Rheinisch-Westfälische Technische Hochschule Aachen. Satu hal yang menarik dari presiden ketiga Indonesia ini adalah, meski memiliki gelar paling sedikit namun beliau punya sangat banyak hak paten di dunia Science.
Presiden Jokowi dan Soeharto sama-sama menolak gelar kehormatan
Dua presiden ini bisa dibilang kalau sama-sama memiliki gelar paling minim ketimbang yang lain. Alasannya baik Soeharto maupun presiden Jokowi sama-sama menolak jika diberikan gelar kehormatan dari universitas pada mereka. Soeharto sendiri sama sekali tidak memiliki gelar akademik, namun saat diminta menerima gelar honoris causa oleh UI, belai mengaku masih belum pantas untuk menerimanya. Sebaliknya, presiden Jokowi menolak gelar honoris causa lantaran merasa nyaman dengan titel insinyur yang selama ini melekat pada diri beliau.
Memang benar gelar tak selamanya menentukan seseorang cakap atau tidak, tapi paling tidak bisa menunjukkan seberapa penting dirinya di mata dunia ilmu pengetahuan. Terlepas dari banyak atau tidaknya gelar yang presiden dan mantan presiden kita, satu hal yang pasti adalah masing-masing dari mereka telah memberikan kontribusi besar buat bangsa. Tentu hal itu menjadi sebuah kelebihan yang tersendiri dan patut dicontoh dari seorang pemimpin.