Beberapa tahun lagi kita memasuki tahun pemilu yang pastinya akan memunculkan presiden baru. Dalam tujuh kali pergantian kepala negara, sepak bola di tangan Soekarno lah mendapatkan dukungan besar-besaran. Saat itu olahraga ini digunakan sebagai alat pemersatu bangsa dan penyebar nasionalisme. Tapi tahukah kalian pada zaman presiden Soeharto, sepak bola juga banyak menorehkan sejarah manis di kancah internasional.
Prestasi manis pada zaman Soeharto saat ini sangat sulit untuk terulang kembali. Dengan slogan andalannya “memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat”, sepak bola saat itu berada pada titik tertinggi dalam sejarah. Presiden kedua ini sebenarnya tidaklah begitu dekat dengan sepak bola. Banyak pertandingan timnas yang jarang dihadiri oleh beliau. Loh! Lalu seperti apakah prestasi timnas saat itu? Simak ulasannya berikut.
Memajukan sepak bola Indonesia dengan membuat liga profesional
Galatama merupakan salah satu gagasan besar di era presiden kedua ini. Saat itu, tahun 1975 kompetisi ini digulirkan dengan tujuan agar olahraga ini terus berjalan. Kejuaraan tertinggi Indonesia tersebut adalah jawaban dari suramnya sepak bola Indonesia, lantaran kekacauan yang menyebabkan saat itu tidak ada kegiatan berhubungan dengan bola. Pada kompetisi ini gairah sepak bola sangat luar biasa, karena banyak tim perusahaan negara ikut meramaikan jalannya liga. Pertarungan sengit antar peserta kembali menghidupkan negeri ini. Kemeriahannya begitu terasa kuat dengan banyak penonton yang selalu memadati stadion.
Cabang sepak bola mampu meraih medali emas pertamanya pada SEA Games
SEA Games merupakan salah satu kompetisi multievent yang besar di Asia Tenggara. Banyak negara di kawasan ini berlomba-lomba untuk menjadi juara. Kiprah Indonesia pada ajang ini terbilang tidak luar biasa, karena hanya berhasil merengkuh dua kali gelar juara dan setelah itu belum pernah terulang kembali. Hasil manis pada ajang didapatkan pertama kali pada tahun 1987, saat itu negara di bawah kepemimpinan Soeharto. Menggandeng pelatih bagus seperti asal Belanda Wiel Cover Indonesia tampil ciamik dengan mampu mengalahkan Malaysia pada partai puncak. Prestasi bagus ini masih belum mampu terulang kembali.
Mampu menjadi kekuatan besar sepak bola Asia Tenggara
Gairah besar dan beberapa kali kemenangan yang mampu diraih membuat nama Indonesia melambung. Hal ini menjadikan saat itu timnas kebanjiran tantangan untuk menggelar parti uji coba. Tercatat banyak tim besar pernah berkunjung ke negara kita seperti Arsenal, Ajax dan beberapa timnas negara besar bahkan Pele dengan timnas Brazil pernah adakan pertandingan di negara kita. Namun, kemenangan timnas atas Uruguay adalah pencapaian paling besar. Saat itu timnas mampu jungkalkan juara Piala Dunia dua kali dengan skor dua satu. Bintang-bintang sepak bola asal Benua Amerika tersebut dibuat tidak berdaya.
Kembangkan sepak bola dengan menyekolahkan pemain ke Eropa
Prestasi moncer membuat banyak pemain muda dipersiapkan untuk menyambut pagelaran internasional lainnya. Untuk mengulangi prestasi yang lalu pada zaman Soeharto, timnas Indonesia belajar sepak bola ke Eropa. Didanai penuh oleh negara, para pemain muda dikirim menuju ke negeri Italia. Di sana, Kurniawan Dwi Yulianto dan kawan-kawan berlatih sepak bola dengan metode modern Eropa. Bekerjasama dengan Klub Samdoria membuat kemampuan skillnya meningkat drastis. Bahkan, nama Kurnia Sandi sempat mendapatkan kesempatan bermain di tim kasta tertinggi Eropa tersebut.
Hantam Thailand untuk menjadi sang juara pada kompetisi internasional
Hasil manis ditorehkan timnas setelah lawatannya ke Eropa. Pada tahun 1991, Indonesia hantam tim kuat Thailand untuk meraih medali emas SEA Games Jakarta. Peristiwa tersebut menjadi suatu hal yang sangat bersejarah untuk Indonesia. Pasalnya, setelah Juara SEA Games pertamanya inilah prestasi besar timnas Indonesia di kompetisi multievent. Raihan manis para pemain seperti Widodo, Rochy Puturay, tentunya saat ini sangat sulit untuk diulangi kembali. Semoga waktu Asia Games 2018 Indonesia dapat berjaya di tanahnya sendiri.
Mungkin banyak orang akan memandang Soeharto bukanlah sosok yang dekat dengan sepak bola. Banyak sekali pertandingan timnas pada tahun 70-90an yang jarang sekali dihadirinya. Namun, bukan berarti pada masa tersebut kepala negara ini tidak melakukan apa-apa. Beberapa cerita di atas adalah bukti bagaimana ketua PSSI yang ditunjuknya mampu menjalankan mandat dengan baik. Selain itu beberapa kompetisi buatannya juga sukses membuat sepak bola terus berjalan dan dapat dinikmati.