Zaman sekarang kebanyakan bocah sudah menggenggam smartphonenya sendiri. Jadi, kalau sewaktu-waktu bosan ya tinggal buka aja, entah itu main games, sosmed, dan lain sebagainya. Situasi macam begini tentu nggak terjadi di masa lalu. Selain karena smartphone belum ada dan gadget hiburan lainnya cukup mahal, anak-anak dulu lebih suka main di luar. Soal itu, mungkin yang paling jadi favorit adalah main bola.
Sadar tidak sih kalau permainan bola zaman kita dulu asyiknya bukan main. Selain karena atmosfir panasnya pertandingan yang bikin seru, juga ada peraturan-peraturan kocak yang wajib diikuti oleh mereka yang ingin main biola. Kalau zaman sekarang sih, bakal tidak akan lagi kamu temui hal seperti itu. Sambil sedikit bernostalgia, berikut peraturan wajib saat anak main bola dulu.
Yang bawah bola adalah dia yang bakal mengatur pertandingan
Si Gendut selalu ditumbalkan jadi kiper, samsak bola
Peduli setan dengan wasit, semua hasil berdasarkan musyawarah mufakat, demokrasi sejati
Waktu pertandingan tanpa batas, kecuali yang punya bola pulang
Yang gendut memang jadi kiper saat pertandingan tapi saat pilnalti semua rebutan jadi penjaga gawang
Pelanggaran dan pinalti hanya bakal terjadi kalau yang kena tekel sudah nangis bahkan ngambek ngancam mau pulang, sadis bro
Pertandingan tiba-tiba dihentikan sementara saat pemain terutama pemilik bola kecapekan
Selalu bersikap baik pada pemilik bola, kalau dia ngambek berarti pertandingan terpaksa dihentikan
Gak ada tiang bukan masalah, pakai sandal atau batu bata saja sudah cukup
Hujan turun, pertandingan malah makin lama berlangsung
Bola nyasar di kolong mobil risiko kepala kepentok, nyasar di rumah orang risiko dikejar anjing bahkan pemiliknya, padahal tidak ikut punya bola, hanya nendang saja
Pemain berkurang kalau ada aksi jemput paksa dari emak
Untuk membedakan tim satu dan lainnya, harus ada yang telanjang dada
Adzan Magrib berkumandang, peluit pertandingan selesai
Aneh ya, padahal sudah 4 jam tapi rasanya hanya setengah jam, tahu-tahu emak sudah datang bawah sapu sebagai senjata andalannya. Bersyukur banger kita pernah merasakan permainan seperti itu, sampai sekarang sepertinya masih pingin terus balik ke masa itu lagi.