2. Nama Raja Ampat
Nama Raja Ampat diambil dari cerita rakyat yang ada di wilayah tersebut. Dalam Bahasa Indonesia, Raja Ampat berarti “Empat Raja”, yaitu empat orang Raja yang menguasai empat kerajaan di wilayah tersebut, yaitu Waigeo, Misool, Salawati, and Batanta.
Dalam cerita rakyat tersebut dituturkan bahwa pada zaman dahulu kala ada sepasang suami istri yang tidak sengaja menemukan 6 butir telur naga di tepi sungai Waikeo. Karena lapar, mereka berniat untuk memasak keenam telur tersebut. Ketika hendak dimasak, empat dari enam telur tersebut menetas dan keluar 5 bayi manusia, 4 laki-laki dan satu perempuan. Mereka kemudian diberi nama War, Betani, Dohar, Muhammad dan yang perempuan diberi nama Pintolee. Semuanya dipelihara oleh suami istri tersebut.
Pada suatu saat Pintolee kedapatan hamil di luar nikah. Dia kemudian dihukum dengan dihanyutkan di atas kulit bia (kerang besar) sampai akhirnya terdampar di Pulau Numfor. Sedangkan keempat saudaranya yang lain kemudian menjadi raja di empat pulau besar di kawasan tersebut. War menguasai Pulau Waigeo, Betani di Salawati, Dohar di Lilinta, dan Mohamad di Waiga. Sedangkan, telur naga yang tidak menetas konon hingga saat ini masih disimpan dan mendapat penghormatan khusus dari masyarakat setempat.