3. “Ditemukan” saat mencari kapal yang karam
Kecantikan Raja Ampat mulai mendunia pada tahun 1990. Saat itu, seorang penyelam berkebangsan Belanda bernama Max Ammer mengunjungi kawasan ini. Tujuannya awalnya adalah menelusuri keberadaan pesawat dan kapal yang digunakan dalam Perang Dunia II yang diperkirakan karam di kawasasan tersebut. Ternyata Max Ammer sangat terpesona dengan keragaman biota di Raja Ampat, sehingga pada tahun 1998 ia mengajak Gerry Allen, seorang ahli perikanan dari Australia, untuk mengadakan survei di tempat ini.
Pencarian bangkai kapal dan pesawat itu sendiri ternyata juga membuahkan hasil. Di dasar laut kepulauan Raja Ampat ditemukan beberapa peninggalan bekas perang, diantaranya mesin perang, kapal dan pesawat terbang bekas perang dunia II. Dekat pulau Wai di kedalaman 27 meter ditemukan rongsokan pesawat P40 bekas milik sekutu. Total ada sekitar 65 bangkai kapal dan 35 bangkai pesawat peninggalan PD II yang ditemukan. Jadi, bisa dibilang, kekayaan Raja Ampat bukan hanya keragaman biotanya saja, namun juga kekayaan historisnya.