Datangnya agama tauhid seolah jadi oasis spiritual di tengah sahara bagi manusia. Masyarakat yang dulu memuja berhala-berhala, kembali menyembah Tuhan Yang Maha Esa. Pun demikian dengan nasib berhala-berhala itu yang akhirnya dihancurkan sebagai simbol keimanan dan tak akan kembali pada kesesatan.
Masih soal berhala, tahukah kamu bagaimana asal usul munculnya benda sesembahan tersebut? Hal ini tentu menarik mengingat patung-patung berhala tersebut seolah punya daya tarik kuat untuk memikat masyarakat lampau yang menyembahnya. Apalagi beberapa dari mereka menyembah berhala dalam kurun waktu yang lumayan lama. Nah biar kamu nggak penasaran, berikut ini adalah kisah di balik berhala pertama yang pernah diketahui.
Wadd sang berhala pertama yang berhubungan dengan orang saleh
Siapa sangka kalau sejarah berhala pertama di dunia ini berhubungan dengan orang saleh. Dilansir dari laman Kumparan, berhala pertama adalah patung yang dibuat untuk seseorang yang bernama Wadd. Dia adalah seorang yang saleh dan baik, oleh sebab itu dicintai oleh banyak orang.
Hingga akhirnya Wadd meninggal dunia dan orang-orang bersedih hati, hingga membuat sebuah patung yang mirip dengannya. Sayang seribu sayang, patung yang awalnya untuk mengenang orang saleh malah berubah fungsi. Pada generasi awal sepeninggal Wadd patung itu bukan benda yang sakral, namun pada generasi setelahnya banyak yang salah kaprah hingga akhirnya menyembahnya.
Bukan hanya Wadd ada beberapa berhala lain di awal zaman
Dilansir dari laman Dream, ternyata patung berhala pertama ini muncul pada masa Nabi Nuh. Pun demikian dengan jumlahnya, ternyata bukan hanya satu. Misalnya saja Wadd yang menjadi berhala untuk kaum Kalb di Daumatul Jandal, Suwa’ untuk Bani Hudzail, Yaquts untuk Murad dan Bani Ghuthaif di Jauf, dan lain-lain.
Salah satu kesamaan dari berhala-berhala tersebut adalah nama-namanya yang dipercaya berasal dari sosok-sosok beriman. Namun seperti yang sudah disebutkan, generasi berikutnya yang menjumpai patung-patung yang aslinya untuk mengenang orang saleh itu malah menyembahnya.
Kebiasaan membuat patung sudah ada sejak dulu
Kebiasaan membuat patung yang dimaksud di sini adalah yang fungsinya untuk disembah bukan karya seni yang seperti kita kenal zaman sekarang. Dilansir dari laman Dream, tak hanya untuk orang saleh, ternyata kebiasaan membuat patung juga dilakukan oleh anak yang rindu pada orang tuanya.
Ketika sang orang tua telah wafat, si anak akan datang ke patung yang dibuat sangat mirip dengan wajah orang yang dicintainya itu. Seiring berjalannya waktu hal ini jadi kegiatan turun-temurun. Nah, lama kelamaan patung itu berubah makna dan jadi sesembahan. Patung buatan ini didasari ketidakmampuan memupuk sifat sabar ketika ditinggal orang yang sangat disayang.
Pada zaman para nabi, patung-patung berhala hilang
Seperti yang telah diceritakan di Al-Quran, para berhala-berhala ini akhirnya dihancurkan. Misalnya dalam kisah Nabi Ibrahim, beliau memenggal kepala patung berhala meskipun benda itu adalah buatan ayahnya sendiri. Pun demikian terjadi pada masa Nabi Muhammad, pada saat Fattu Makkah hal yang dilakukan adalah menghancurkan berhala-berhala yang ada di sekitar Baitullah.
Nabi Muhammad juga melarang umatnya untuk menyimpan berhala, karena takut nantinya mereka akan kembali menyembah patung meskipun awalnya untuk mengenang orang saleh atau semacamnya. Alhasil penyembahan berhala pada masa Nabi Muhammad benar-benar habis.
BACA JUGA: Google Hingga Barbie, Inilah 4 Sekte Baru dengan Sesembahan yang Unik
Kisah mengenai berhala pertama ini semoga jadi sebuah pelajaran dan hikmah bagi kita semua. Jangan sampai hal yang sama terulang kembali seperti menuhankan benda mati. Bukan hanya sekedar pada patung, namun segala hal yang bersifat dunawi. Karena pada akhirnya kita akan kembali padaNya.