Saat sekolah dahulu, Guru Sejarah pasti mengulang-ulang bahwa perdagangan di Indonesia dilakukan dengan barter. Barang yang dianggap memiliki nilai sama ditukar sesuai dengan kebutuhan. Misal Anda butuh singkong tapi punya kelapa, Anda bisa menukarkan kelapa itu untuk mendapatkan singkong digunakan sebagai karbohidrat utama.
Seiring dengan berjalannya waktu, uang akhirnya diciptakan oleh kerajaan-kerajaan di Nusantara. Banyaknya relasi perdagangan dengan negara lain membuat uang akhirnya diciptakan dan menjadi benda yang digunakan untuk membeli atau membayar sesuatu. Berikut Uang-uang yang pernah digunakan oleh kerajaan kuno di masa lalu Indonesia.
Penggunaan uang baru dilakukan pertama kali pada zaman Mataram Syilendra tepatnya tahun 850 Masehi. Di masa itu, kerajaan sudah menggunakan mata uang berupa kepingan dari emas dan perang. Mata uang ini dicetak berbentuk kotak dengan huruf India tercetak di permukaannya. Kala itu ada 3 satuan mata di sana, pertama adalah Masa dengan berat 2,4 gram, Atak dengan berat 1,2 gram, dan Kupang dengan berat 0,6 gram. Mata uang ini digunakan untuk pembelian barang terutama untuk perdagangan dengan saudagar asing.
Kerajaan Jenggala juga menggunakan mata uang berbentuk kepingan emas. Jika sebelumnya uang yang beredar bentuk kotak, kali ini dibuat lebih bulat. Kerajaan Jenggala membuat cetakan sendiri sehingga berat setiap uang akan sama. Oh ya, di pada abad ke-11 dan 12, pedagang dari Tiongkok juga banyak yang mendatangi Indonesia. Mereka menggunakan uang kepeng yang akhirnya juga dipakai oleh Kerajaan Jenggala di masa lalu sebagai mata uang resminya.
Saat era Kerajaan Majapahit tiba, sisa-sisa mata uang dari Mataram Kuno masih digunakan oleh penduduk. Dari beberapa peninggalan yang ditemukan, mata uang jenis Masa (Ma) masih ditemukan dengan beberapa uang perak dan mata uang berbentuk geometri seperti segitiga. Selain uang yang mirip dengan era Syailendra, ditemukan juga Gobog Wayang. Uang ini mirip sekali dengan kepeng logam milik pedagang dari Tiongkok. Meski berupa uang, koin ini digunakan untuk persembahan-persembahan saat upacara adat atau keagamaan dilaksanakan.
Besarnya pengaruh perdagangan dengan saudagar dari Arab membuat mata uang di Samudra Pasai menggunakan satuan dirham. Satu keping uang emas memiliki berat sekitar 0,6 gram. Mata uang ini berbentuk kepeng namun tidak memiliki lubang di tengahnya. Di permukaan dari uang emas ini tertulis aksara Arab dengan bunyi Malik az-Zahir yang merupakan nama dan gelar dari sultan di Samudra Pasai.
Saat Demak semakin goyah karena adanya perang saudara, Kesultanan Banten menjadi tumbuh dengan sangat cepat. Kerajaan ini akhirnya mampu melepaskan diri dan melakukan pemerintahannya dengan baik. Saat perkembangan perdagangan di kawasan ini meningkat, Kesultanan Banten akhirnya menggunakan mata uang bernama Kasha. Uang ini berbentuk bulat mirip sekali dengan uang kepeng Tiongkok. Yang membedakan uang Kasha dengan milik pedagang Tiongkok adalah bulatan di tengahnya. Pada mata uang Kasha, bulatan di tengah berbentuk segi enam sama sisi.
Pada abad ke-17, Kerajaan Gowa yang terletak di kawasan Sulawesi Selatan mencetak mata uang bernama Jinggara. Mata uang ini terbuat dari timah dan tembaga dengan warna kuning keemasan. Di permukaan yang yang tidak berlubang di tengahnya ini terdapat tulisan Arab yang menjadi bukti bawah kerajaan ini merupakan kerajaan Islam. Sultan Hassanudin adalah orang dibalik mata uang yang saat ini mulai dicari oleh banyak orang.
Inilah wujud mata uang yang digunakan oleh kerajaan di Nusantara ratusan tahun yang lalu. Jika saja uang seperti di atas tetap dipertahankan, kira-kira seperti apa ya sistem keuangan di Indonesia?
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…