Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden ini menambah panjang daftar kecelakaan fatal di tol yang menghubungkan Jakarta dan Bandung ini, menciptakan kekhawatiran di kalangan masyarakat, terutama pengguna jalur tersebut. Kendaraan yang tumpang-tindih dan korban jiwa yang sering muncul di sepanjang Cipularang, khususnya di beberapa titik tertentu, membuat jalan tol ini mendapat reputasi yang mengerikan.
Banyak faktor yang dianggap menjadi penyebab tingginya angka kecelakaan di tol ini, baik dari segi kondisi medan, mitos yang berkembang, maupun sejarah pembangunannya. Berikut adalah beberapa hal yang kerap dikaitkan dengan kejadian-kejadian di Tol Cipularang.
Kecelakaan Mobil Beruntun dan Tumpang-tindih yang Sering Terjadi
Tol Cipularang sudah lama dikenal dengan kecelakaan beruntun yang sering melibatkan banyak kendaraan. Salah satu insiden besar yang baru-baru ini terjadi adalah kecelakaan beruntun dengan kondisi kendaraan tumpang-tindih, melibatkan belasan mobil yang bertabrakan di KM 92. Kecelakaan ini mengakibatkan 28 korban, dengan satu orang meninggal dunia.
Insiden seperti ini bukan pertama kalinya terjadi di Tol Cipularang. Beberapa titik di sepanjang jalur, terutama di KM 90 hingga KM 100, menjadi area paling sering mengalami kecelakaan beruntun. Banyaknya kejadian di titik-titik tersebut menimbulkan kekhawatiran bahwa ada risiko khusus di sepanjang jalur ini, baik karena kondisi medan yang menantang maupun faktor lain yang membuat pengemudi perlu ekstra waspada.
Sering Dikaitkan dengan Mitos-mitos
Banyak pengendara yang percaya bahwa ada sisi mistis di Tol Cipularang, terutama di sekitar KM 97 yang sering disebut-sebut dalam cerita-cerita mistis. Beberapa pengguna jalan mengaku melihat penampakan atau mengalami gangguan aneh, terutama saat melintas di malam hari.
Ada juga yang percaya bahwa jalan ini “dihuni” oleh makhluk gaib atau energi yang kurang baik, yang membuat pengemudi kehilangan konsentrasi atau merasa terganggu. Mitos-mitos ini, meski tidak terbukti secara ilmiah, tetap menjadi perbincangan hangat yang turut membentuk persepsi masyarakat tentang tol ini, terlebih sejak terjadinya kecelakaan beruntun yang melibatkan banyak kendaraan pada 11 November lalu.
Sejarah Pembangunan Tol Cipularang
Tol Cipularang dibangun untuk mempercepat akses antara Jakarta dan Bandung sebagai bagian dari proyek nasional yang dirancang untuk meningkatkan mobilitas dan ekonomi wilayah tersebut. Proyek pembangunan tol ini dimulai pada 2002 dan selesai pada 2005, kemudian diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Jalur tol ini merupakan bagian dari Tol Purbaleunyi (Purwakarta-Bandung-Cileunyi) dan menjadi salah satu tol pertama yang melewati area pegunungan dengan medan yang cukup menantang.
Proses pembangunan Cipularang tidaklah mudah karena jalurnya melintasi perbukitan yang memiliki tanjakan dan turunan yang cukup curam, serta area yang rawan longsor. Selain itu, jalan ini sering tertutup kabut tebal yang membuat visibilitas menurun drastis, terutama di musim hujan. Meski dirancang dengan teknologi modern, kondisi alam di sepanjang jalur ini masih menjadi faktor utama yang memerlukan perhatian lebih dari para pengemudi untuk menghindari kecelakaan.
BACA JUGA: Disebut Tol Paling Angker, Ini 5 Tabrakan Beruntun di Tol Cipularang
Tol Cipularang telah menjadi jalur vital untuk perjalanan antara Jakarta dan Bandung, namun juga menyimpan risiko yang memerlukan kewaspadaan ekstra. Baik dari segi kondisi jalan, mitos yang berkembang, maupun medan yang menantang, semua faktor ini menjadi alasan bagi para pengendara untuk lebih berhati-hati saat melintas di jalur yang terkenal rawan ini.