Indonesia minggu ini sepertinya mendapatkan berkah yang luar biasa berupa kunjungan tokoh-tokoh islam dunia yang namanya tak diragukan lagi. Banyak dari kita mungkin terlena dengan berita kedatangan Raja Salman bin Abdulaziz Al Saud yang dikabarkan akan berinvestasi di Indonesia dan membawa serta pangeran-pangeran tampannya. Berita tentang kedatangan keluarga kerajaan Arab Saudi itu memang sudah diulas besar-besaran oleh media dalam maupun luar negeri ya. Lalu bagaimana dengan kunjungan dua tokoh lainnya?
Mungkin belum banyak yang tahu bahwa tokoh kenamaan seperti Syaikh Abdurrazzaq Al Badr dan Dr Zakir Naik telah sampai di Indonesia di minggu yang sama dengan sang raja. Bahkan Syaikh Abdurrazzaq Al Badr sudah sempat memberikan dakwah di Istiqlal sementara Dr Zakir Naik masih akan melakukan tausiyah di beberapa kota di Indonesia.
Syaikh Abdurrazzaq Al Badr
Syaikh Abdurrazzaq Al Badr ini merupakan seorang dosen ilmu aqidah program pasca sarjana serta guru besar Universitas Islam Madinah yang juga merangkap sebagai pengajar tetap di Masjid Nabawi Kota Madinah. Sosok ulama yang satu ini sebenarnya sudah beberapa kali melakukan kunjungan dakwah ke Indonesia dan di mana ada beliau pasti masjid yang dituju akan selalu penuh dengan para pengikutnya yang haus akan kajian keagamaan.
Pada hari Minggu tanggal 26 Februari lalu Syaikh Abdurrazzaq Al Badr ternyata melakukan kajian yang bertempat di Masjid Istiqlal Jakarta. Dakwahnya kali itu mengambil tema tentang pilar-pilar stabilitas keamanan negara yang mungkin memang sangat tepat disampaikan mengingat kondisi Indonesia sekarang ya. Kajian tersebut juga ditemani oleh seorang penerjemah yaitu Ustadz Dr. Firanda Andirja, M.A. yang juga lulusan Universitas Islam Madinah.
Syaikh Abdurrazzaq Al Badr sebenarnya merupakan putra dari seorang ulama kenamaan dan ahli hadis Kota Madinah, Syaikh al-Allamah Abdul Muhsin al-Abbad. Syaikh Abdurrazzaq kecil sudah diajarkan belajar baca tulis oleh sang ayah sampai kemudian mengambil pendidikan tingkat doktoral yang fokus di bidang aqidah.
Salah satu pesan beliau yang banyak diingat oleh pengikutnya di dunia adalah “Sibukkan dirimu dengan berdakwah, dan jika ada yang bertanya kepadamu tentang permasalahan ini (fitnah) maka janganlah kau terpancing, tetapi usahakan untuk mengingatkan si penanya agar sibuk dengan ilmu-ilmu yang bermanfaat.” Semoga kajian yang beliau sampaikan beberapa waktu lalu benar-benar bisa menyadarkan masyarakat Indonesia ya.
Dr Zakir Naik
Pada tanggal 1 Maret 2017 lalu selain Raja Salman, Dr Zakir Naik juga ternyata mendarat di Indonesia di waktu yang terpisah. Tokoh perbandingan agama itu disebut-sebut akan melakukan safari dakwah di beberapa kota di Indonesia mulai April nanti. Sementara kedatangannya bulan ini hanya untuk melakukan koordinasi dengan panitia yang mengundang. Tokoh agama dari India itu sebenarnya merupakan sosok yang kontroversial namun cukup ditunggu-tunggu umat muslim seluruh dunia.
Saking kontroversialnya pendiri Islamic Research Foundation ini, beliau dilarang melakukan dakwah atau menjadi pembicara di Inggris dan Kanada. Pernah pada 2011 lalu sang dokter menyampaikan ceramah di universitas ternama Inggris, Oxford University dan berakhir dengan kemarahan menteri dalam negeri Inggris Theresa May. Tapi meskipun demikian pria kelahiran Mumbay ini tetap tegas menyampaikan beberapa pandangannya mengenai islam di Inggris. Mayoritas orang menganggapnya sebagai tokoh yang kontroversial karena ceramah beliau dirasa dapat memicu perpecahan umat.
Zakir memang merupakan sosok yang tegas dalam berbicara. Tak tanggung-tanggun beliau pernah menantang Paus Benediktus XVI melakukan debat publik langsung pada 2006. Selain itu suatu hari ketika sedang melakukan sebuah konferensi di Melbourne, Naik disebut-sebut memuji superioritas moral serta spiritual islam. Naik juga disebut telah mencerca kepercayaan lain dan juga bangsa barat secara umum.
Terlepas dari semua itu, banyak orang mengharapkan bahwa siapa saja yang mendengarkan ceramah beliau untuk bisa berpikiran terbuka dan tidak menelan mentah-mentah apa yang disampaikan karena dikhawatirnya memicu adanya kontroversi lanjutan. Dan selalu ingat kata bijak dari beliau, “Kedamaian abadi bukanlah tentang harta, tahta, atau jabatan. Tapi kedamaian abadi adalah kedamaian hati, pikiran, dan jiwa.”
Beruntunglah Indonesia di awal 2017 ini bisa kedatangan tokoh-tokoh agama yang namanya sudah membahana di seluruh dunia. Terlepas dari tujuan lain sang tokoh yang mungkin untuk investasi atau semacamnya, semoga semua masyarakat Indonesia bisa memetik hikmah dari kedatangan mereka. Semoga situasi Indonesia tak lagi memanas dikarenakan adanya singgungan agama dan semacamnya.