Induk organisasi sepak bola Indonesia didirikan pada tahun 1930 dalam rentang waktu tersebut PSSI serta klub tanah air sudah mengalami banyak fase. Dari mulai diberhentikan sampai gelar juara SEA Games menjadi prestasi besar timnas. Tidak hanya itu kompetisi sepak bola tanah air juga terus mengalami perkembangan yang kian hari semakin di cintai oleh masyarakat.
Dalam sejarahnya, tercatat liga Indonesia selalu bergonti-ganti juara setiap musimnya. Dalam kompetisi yang ketat tersebut menyebabkan munculnya kesebelasan mampu mengejutkan. Dengan mampu berbicara banyak dan tak jarang mengalahkan tim top Indonesia. Namun, kisah hebat tersebut kini berbanding terbalik 360 drajat, karena banyak klub kuda hitam perlahan menghilang dan terkena masalah. Lalu seperti apakah tim-tim itu saat ini? simak ulasannya berikut.
Persikota Tanggerang sempat meroket lalu tenggelam
Kota Tangerang dahulunya merupakan tempat angker untuk kesebelasan tamu saat bermain di sana. Hal ini lantaran saat itu Persikota tim yang dijuluki Bayi Ajaib ini sulit untuk dikalahkan. Tidak itu saja, kesebelasan berdiri pada tahun 1994 tersebut langsung tancap gas saat awal kemunculannya di Liga Indonesia tahun 1999. Bernama Divisi Utama, Persikota mampu tembus babak semifinal meski gagal ke partai puncak. Setelah hal tersebut tim ini terus mampu eksis sebelum pada tahun 20007-an mulai menurun performanya. Kisruh pada tubuh manajemen menjadi awal tim Tangerang tersebut jatuh dan sekarang akan memulai kembali pada kompetisi Liga3. Sebelum datang bantuan Yusuf Mansur, klub ini tanpa aktivitas dan dikatakan hampir punah.
Persik Kediri tim top Indonesia yang harus memulai dari awal
Untuk sebagian orang Indonesia nama Persik Kediri tidaklah asing. Pasalnya tim asal Jawa Timur ini merupakan juara dua kali liga Indonesia. Pada perjalanannya tahun 2003 menjadi suatu hal istimewa dan sampai sekarang tidak terlupakan. Saat itu sebagai tim debutan dirinya langsung mampu juara liga (Divisi Utama), berbekal semangat dan perjuangan keras Persik mampu menggondol trophy ke kediri. Cerita tersebut, tentulah saat ini menjadi sebuah dongeng yang indah. Tim berkostum unggu tersebut harus rela turun ke kompetisi terbawah di Indonesia. Permasalahan Persik pun tidak berhenti di situ, manajemen yang angin-angin membuatnya tanpa agenda yang jelas.
Persekapas Pasuruan kesebelasan kampung yang berkutat Liga Nusantara
Seperti halnya Persik, tim asal Pasuruan ini juga sempat gegerkan sepak bola Indonesia. Saat itu terjadi pada pagelaran kompetisi divisi utama tahun 2006, bermodalkan perpaduan lokal dengan asing Persekapas tampil bagus dengan menduduki posisi empat. Hal tersebut membuatnya lolos babak 8 besar dan pada akhirnya berhenti babak semifinal. Sebagai tim asal daerah hal tersebut menjadi prestasi sangat besar apalagi baru pertama kali masuk percaturan liga Indonesia. Gaung cerita besar Persekapas saat ini bisa dikatakan tinggal kenangan. Setelah dualisme liga ini pontang-panting mencari pendanaan hingga membuatnya pada tahun 2010 sempat vakum. Masalah korupsi pada tubuh manajemen menjadi alasan tim ini mengalami nasib tersebut. Saat ini tim berseragam orange mulai menapaki Liga Nusantara.
Persemin Minahasa kuda hitam yang terus dihantam badai
Tim lain yang penuh kejutan adalah Persemin Minahasa kesebelasan asal Sulawesi. Klub ini juga merupakan kuda hitam layaknya Persekapas. Banyak tim harus pulang dengan kepala tertunduk saat bermain di Minahasa. Keganasan saat bermain di kadang membuatnya lolos pada babak delapan besar divisi utama. Hal tersebut menjadi hal manis untuk tim yang terbentuk tahun 1963 tersebut. Seperti halnya virus, dualisme liga juga menyerang tim berkostum utama kuning ini. Tergabung pada Liga Primier Indonesia (LPI) membuat nasibnya tidak jelas, hal tersebut pulalah yang menyebabkan Persemin sulit bersinar kembali dan tidak terlihat pada pagelaran sepak bola nasional.
Persita Tanggerang tim kejutan yang sekarang kesulitan stadion
Di tengah stadion Benteng yang tidak karuan seperti saat ini. Persita merupakan penghuni tetap tempat tersebut, kisah kejayaan tersimpan pada bangunan tua tersebut. Pada tahun 2000-an kesebelasan asal Tangerang tersebut mampu berjaya di awal kemunculannya. Bersama pelatih Beny Dollo, Persita tampil menggila dengan sokongan pemain sekelas Firman Utina dan Ilham Jaya Kusuma. Sebagai tim debutan Persita mampu tembus partai final dengan mengalahkan tim tangguh PSM Makasar. Juara kedua liga ini mulai goyah saat liga memasuki priode 2008, meski sempat bermain di kompetisi tertinggi Indonesia, namun kini dirinya harus kembali memulai dari bawah dengan berada pada liga 2 Indonesia. Nasibnya semakin muram dengan pendanaan pas-pasan serta stadion yang tidak karuan.
Mampu terus eksis dalam sepak bola Indonesia bukanlah perkara mudah. system yang bisa dikatakan belum profesional kerap membuat kesebelasan tersebut harus gulung tikar. Bahkan tak jarang harus rela bubar untuk sementara tanpa aktivitas. Sangat diperlukan dari banyak elemen untuk membuat klub itu dapat terjaga, dari mulai organisasi, manajemen, sampai suporter. Karena tanpa itu semua akan sulit sepak bola tanah air dapat berkembang.