Banyak hal bisa terjadi saat perang. Mulai dari pembunuhan dan pembantaian tanpa sebab hingga mengirim anak-anak di bawah 18 tahun untuk perang. Menurut kesepakatan hukum internasional, anak yang belum genap berusia 18 tahun tak seharusnya disuruh berperang, atau bahkan diperbudak untuk tugas-tugas yang cukup berbahaya.
Berikut adalah sejumlah pasukan tentara yang mengirim anak kecil untuk melakukan aksi besar. Misal pencurian, pengiriman pesan, hingga di garda depan untuk berperang. Mari kita bahas satu persatu tentara kecil yang ternyata juga punya prestasi gemilang.
1. Pasukan Nazi – Hitler Youth, Perang Dunia ke-II
Sekitar tahun 1935, hampir 60% pemuda muda di Jerman adalah seorang tentara muda. Mereka mengabdikan dirinya (ada juga yang paksaan) untuk Nazi. Hitler menamai tentara mudanya dengan sebutan Hitler Youth. Jumlah tentara muda ini mencapai 10.000 orang hingga tahun 1943. Rata-rata tentara muda ini memiliki umur sekitar 16-17 tahun.
2. Pasukan Tentara Merah Soviet – Son of the Regiment, Perang Dunia ke-II
Son of The Regiment adalah sebuah program di mana tentara merah Soviet mengadopsi anak-anak tanpa orang tua. Mereka yang berusia 6-16 tahun ini dibawa ke kamp pelatihan dan diajari bagaimana cara berperang. Meski kecil mereka juga dikirim ke garis depan melawan musuh saat perang dunia ke-II terjadi.
3. Pasukan Polandia – The Grey Ranks, Perang Dunia ke-II
Saat menjadi anggota The Grey Ranks, anak laki-laki Polandia ini berumur sekitar 12-14 tahun. Mereka mempunyai misi sebagai pembawa pesan rahasia. Selain itu mereka juga dituntut untuk mampu membawa senjata dan mempersiapkanya hingga bisa digunakan senior tentara yang maju di medan perang.
4. Pasukan Spanyol – Monte Pochero, Perang Sipil Spanyol
Spanyol pernah mengalami perang sipil yang sangat mengerikan. Perang antara pemerintah dan kaum militan banyak mengorbankan nyawa tak berdosa. Pemerintah Spanyol terus ingin menunjukkan nyalinya bahwa mereka tak bisa dikalahkan. Namun apa yang dilakukan justru menyulut banyak sekali korban rakyat sipil tak berdosa.
5. Pasukan Serbia – Momcilo Gavric, Perang Dunia Ke-I
Momcilo Gavric atau sering dikenal sebagai Serbian Knight adalah tentara Serbia yang memiliki usia sekitar 8 tahun. Mereka diambil dari rumah-rumah warga dan akhirnya dibawa ke kamp pelatihan. Para tentara kecil ini adalah mereka yang mampu bertahan hidup setelah keluarganya banyak yang meninggal akibat perang.
6. Tentara Tamil – Tamil Tigers, Perang Sipil Sri Lanka
Berbeda dengan tentara lain yang merekrut anggota anak-anaknya dengan cara yang lebih baik. Tentara Tamil melakukan cara yang berbeda. Mereka melakukan penculikan kepada anak-anak. Setelah diculik mereka akan dilatih paksa untuk mampu melawan tentara Sri Lanka dan membuat sebuah kemerdekaan.
7. Pasukan Sierra Leone – Revolutinary United Front (RUF)
Saat terjadi konflik mengerikan di Sierra Leone, banyak sekali anak-anak diculik dan dipaksa menjadi tentara. Mereka berusia 8-10 tahun namun harus membawa senjata di medan pertempuran. Kata seorang anak bernama Ishmael Beah, anak-anak yang tak mau berperang akan langsung di tembak mati di depan temannya.
Apa pun alasannya, menggunakan anak-anak untuk perang bukanlah tindakan yang tepat. Mereka harus diperlakukan dengan baik, dilindungi dari segala bentuk kekerasan. Semoga di Indonesia tidak terjadi hal seperti ini.
Ah, hampir lupa, di momen Hari Tentara Nasional ini, mari kita mencoba mengingat jasa mereka saat berperang dan merebut kemerdekaan Indonesia!