Pernah gak di suatu komunitas, di suatu tempat kerja, atau saat di kampus, sekolah, lingkungan tempat tinggal, bahkan di kosan atau kontrakan bersama, kita nemuin teman yang sukanya ngadu domba? Orang seperti ini sukanya tebar berita bohong ke sana ke mari buat mengobarkan perang antara satu temannya dengan teman yang lain.
Ciri-cirinya, dia biasanya bersikap manis di depan kita, kemudian mulai menjelek-jelekkan teman kita yang lain, sebut saja A misalnya, kepada kita, lalu besoknya gentian dia yang menjelekkan kita kepada si A yang dia jelekkan kemarin. Kalau sudah seperti itu kan otomatis, kita dan si A akan saling memendam rasa tak suka karena fitnah atau kelakuan si teman pengadu domba tersebut. Na’udzubillaahimindzalik..
Nah, sebagai umat Islam, menghadapi si pengadu domba itu bukan dengan balik membalasnya, alias balas dendam. Jangan banget deh! Karena Allah sangat membenci hambaNya yang saling bermusuhan, dan pembalas dendam. Selain itu kalau kita sendiri kemakan hasutan sehingga tersulut emosi, maka kita kalah sama hawa nafsu dan bujukan setan. Kita harus bersabar dan meniru suri tauladan kita, Nabi Muhammad SAW, yang tetap sabar dan ikhlas, bahkan memaafkannya.
Menghadapi si teman pengadu domba, ternyata mudah sekali jika kita bisa menjelma jadi seorang muslim atau muslimah yang cerdas dan tetap ingat serta menyadari bahwa Allah Maha Tahu. Berikut tips-tipsnya:
Suatu hari si teman ‘spesial’ itu datang kepada kita dengan wajah semangat (atau kadang dibuat sedih buanget). Nah, saat kita lihat dia seperti itu, kita kasih dia senyuman manis dan mempersilahkan dia menyampaikan apa maksudnya. Kalau dia sudah mulai beraksi dan menjelek-jelekkan teman kita yang lain, entah kita tahu faktanya atau belum tentang hal yang dia ceritakan tersebut, kita kasih senyuman dan sikap yang tenang.
Kalau dia mulai keterlaluan dan menjurus ke fitnah, kita stop aksinya tersebut dengan cara yang sopan dan tidak terkesan menyinggung perasaannya (biar bagaimanapun kita tetap harus menjaga perasaannya). Cara menghentikannya misal dengan kita menyampaikan bahwa kita masih ada pekerjaan, PR, atau hal yang harus kita segera selesaikan. Atau mungkin kita sudahi dengan konklusi dari kita yang amat bijak, “Sudah, biarkan saja. Semoga Allah menjaga kita dari perbuatan buruk dan tetap berprasangka baik pada sesama saudara.”.
Kita lihat saja reaksinya. Kalau misal kita sudah seperti itu dia masih terus-terusan, ya mungkin kita perlu agak keras sedikit untuk menegurnya demi kebaikannya. Yang pasti, kita jangan ikut-ikutan terpancing menjelekkan teman yang sedang jadi obyek perbincangannya.
Kalau kita sudah tahu ada teman yang ‘spesial’ seperti itu, cara paling ampuh kedua adalah dengan menghindari konflik. Ya, jalan ini dirasa cukup bijak mengingat ada benarnya rumus Fisika bahwa semakin banyak gaya akan makin besar tekanan. Hehehe.. Kalau kita semakin sering bergaya atau menebar ulah di depan teman semacam ini, dia akan tertarik menjadikan kita obyeknya.
Maka, demi keamanan diri sendiri, kita berlaku biasa saja lah. Hidup yang wajar dan tenang, dengan tetap taat dan mendekatkan diri kepada Allah. Yang sudah kusyu’ saja kadang masih sering dibilang yang buruk-buruk, apalagi yang memang gak mau kusyu’ sama Allah. Nah, kalau kita sudah diam dan tidak bergaya atau berulah, tapi apesnya malah masih saja dijadikan obyek perbincangan si teman ‘spesial’ ini, maka langkah selanjutnya adalah, cuek sajalah.
Rasulullah SAW memanglah sebaik-baik suri tauladan. Bagaimana kegigihan dan ketabahan beliau dalam menghadapi musuh-musuh Islam, para pengkhianat, serta dalam mendidik serta membina para sahabatnya, memang menjadi contoh terbaik dalam kita menjalani hidup.
Seperti ketika beliau sering diludahi orang saat akan sholat subuh. Namun saat si pelaku sakit keras, beliau justru menjenguk dan mendoakan orang tersebut. sehingga terbuka lah hati orang itu dengan ketulusan Rasulullah, lalu dia alhamdulillah masuk Islam.
Maha Besar Allah, ketika perbuatan keji dan munkar kita balas dengan kebaikan dan cinta atas namaNya, maka Allah pasti akan membalasnya dengan kebaikan. Selama orang lain tidak menghina Allah dan Rasul kita, maka kita cukuplah balas dengan sebaik-baik balasan padanya. Karena hidayah itu bukan kita yang menentukan, tapi Allah. Sedangkan tugas kita adalah membantu orang lain menemukannya. Ada pahalanya lho, hehe..
Yang terakhir dan saat semua usaha telah kita lakukan dalam menghadapi si teman ‘spesial’ adalah dengan bersabar dan terus mendo’akannya. Tentu memohonkan ampunan pada Allah baik untuk kita maupun dia. Serta meminta Allah untuk memberikan petunjuk pada kita maupun dia juga.
Allah sudah memerintahkan pada kita dalam KalamNya, bahwa meminta pertolongan padaNya adalah dengan sabar dan sholat (do’a). sehingga biarlah Dia yang memutuskan, apa-apa yang dikehendakiNya, tugas kita hanyalah taat.
Itulah 4 tips dalam menghadapi teman ‘spesial’ yang suka mengadu domba. Memang benar bahwa kita harus terus berusaha berprasangka baik kepada saudara kita, namun sikap waspada itu perlu. Karena kita tak pernah tahu bagaimana isi hati orang lain.
Yang lebih penting dan perlu diingat adalah, sebelum kita sibuk mengoreksi orang lain maka ada baiknya kita koreksi diri kita terlebih dahulu. Sambil berproses menjadi baik, yuk mari kita ajak orang lain, saudara-saudara kita, orangtua, dan siapapun di sekitar kita untuk terus berjalan di jalan kebaikanNya, serta semoga istiqomah, sampai ajal menjemput kelak. Aamiin. (sof)
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…