Indonesia memang dikenal sebagai negara yang kaya akan sumber daya alamnya. Terutama dari segi tambang, baik minyak hingga logam mulia semua ada di sini. Bahkan kalau bisa dilolah dengan benar, maka bukan hanya mimpi belaka jika Indonesia bisa lebih kaya dari Uni Emirat Arab atau negara maju yang lainnya.
Ada satu lagi nih SDA yang bisa bikin makmur Indonesia. Itu adalah rare earth, sebuah mineral yang harga jualnya tak kalah dengan emas. Namun sayang, banyak orang yang tidak mengentahuinya padahal di luar negeri jadi rebutan banyak negara. Lalu benarkah hal itu? Simak di ulasan berikut ini.
Rare earth bisa bersaing dengan emas
Selain emas, siapa sangka kalau Indonesia memiliki sumber daya alam lain yang banyak dibutuhkan banyak negara. Itu adalah rare earth atau tanah jarang, sebuah logam mineral yang memiliki banyak fungsi. Banyak negara besar merebutkannya misalnya saja China dan Amerika.
Hal itu tidak terlepas dari kegunaan rare earth sendiri untuk kebutuhan industri. Misalnya, sebagai bahan baku pembuatan alat elektronik, militer hingga medis. Mineral ini sangat dibutuhkan, jadi wajar kalau tanah jarang bisa jadi komoditi penunjang Indonesia bagi masa depan. Dilansir dari laman Kompas, tanah jarang sering ditemukan di Bangka Belitung dan beberapa daerah di Kalimantan.
Tanah jarang selama ini hanya mineral sampingan
Adanya perang dagang antara Amerika dan China rupanya membuka mata Indonesia mengenai tanah jarang. Pasalnya China sedang membatasi pasokan rare earth-nya ke Amerika dan membuat negeri Paman Sam ini kalang kabut. Nah, di sanalah diketahui kalau rare earth di Indonesia juga memiliki potensi untuk dipasarkan di dunia. Padahal dulunya mineral yang satu ini dianggap olahan sampingan.
Ya, ketika mengolah timah, tanah jarang ini juga ditemukan namun tak dianggap sebagai komoditi yang terlalu berharga. Namun jika melihat kondisi dunia saat ini yang mengendepankan produksi teknologi maju, maka tanah jarang punya kesempatan yang luar biasa.
Indonesia masih belum optimal dalam pemanfaatan
Kalau bicara mengenai keadaan tanah jarang di Indonesia, masih belum ditemukan kesimpulan yang pasti. Pasalnya mineral ini masih banyak dianggap remeh dan jarang diseriuskan dalam pengolahannya. Selain itu, cadangan tanah jarang di Indonesia yang ditemukan hanya mencakup 22.000 metrik ton, sisanya belum diketemukan.
Data ini tentunya membuat negeri kita kalah jauh dengan beberapa negara semisal, China 44 juta metrik ton, Brasil 22 juta metrik ton, Vietnam 22 juta metrik ton, Rusia 12 juta metrik ton, dan India 6,9 juta metrik ton. Namun demikian bukan berarti tanpa harapan, ke depannya masih ada visi dan misi untuk menemukan titik lokasi cadangan mineral potensial ini.
Sebuah tabungan untuk masa depan Indonesia
Tanah jarang punya masa depan cerah, pasalnya harga yang sekarang masih bisa terus naik. Bayangkan saja, di luar negeri rare earth yang sudah diolah harganya lebih tinggi dari Lithium. Dilansir dari laman CNBC, penggunaan logam ini ke depannya akan semakin banyak sehigga wajar kalau harganya bisa terus naik.
Indonesia sebenarnya hanya butuh memfokuskan pengembangan di sektor ini karena adanya potensi luar biasa di tanah Indonesia. Kalau ada saja satu atau beberapa perusahaan yang mulai mencoba fokus pada rare earth maka tak menutup kemungkinan kalau Indonesia bisa bersaing dengan negara besar lainnya dalam masalah perdagangannya.
BACA JUGA: Cerita Suku Amungme, Pemilik Asli Tambang Emas Freeport yang Tanahnya Dikeruk Pihak Asing
Adanya tanah jarang di Indonesia ini menjadi salah satu bukti kayanya negeri kita. Hanya saja, belum ada perusahaan atau pihak pemerintah yang secara serius mengolahnya. Membuat SDA ini belum tersentuh, meski berpotensi besar menjadi penyumbang lapangan kerja serta devisa. Siapa tahu justru karena SDA ini keadaan Indonesia bisa lebih makmur ke depannya.