Olahraga adalah salah satu moment penting yang bisa mempersatukan kita sebagai sesama manusia nggak peduli apapun perbedaan yang kita punya. Mulai dari pertandingan sederhana yang dilaksanakan di lingkup tetangga, sampai pada kompetisi internasional yang seringkali jadi pencair obrolan. Begitu pun dengan kompetisi antar negara yang berlangsung di Jakarta dan Palembang dalam ajang Asian Games 2018 kemarin.
Bukan hanya karena upacara pembukaan dan penutupannya yang spektakuler, tapi prestasi yang ditorehkan atlet-atlet Indonesia juga patut diberi lebih dari 2 jempol! Dalam ajang yang berlangsung kurang lebih 16 hari ini atlet dari seluruh kawasan Asia datang untuk mengukir prestasi, namun di antara kemegahan acaranya, ada beberapa negara yang keikutsertaannya patut kita apresiasi walaupun keadaan negerinya sendiri masih penuh dengan konflik. Salah satunya adalah Syria.
Nggak tanggung-tanggung Syria mengirimkan puluhan atlet terbaik di 4 cabang!
Kompak dan berbakat adalah salah satu kriteria sebuah tim yang kuat dan tim kesebelasan dari Suriah adalah salah satunya. Berhasil mengikuti laga sepak bola yang seru membuktikan bahwa mereka adalah salah satu tim terbaik di ajang Asian Games 2018. Walaupun Suriah yang hingga detik ini belum lepas dari ancaman perang kemanusiaan membuktikan bahwa ia masih dapat berpartisipasi dengan mengirimkan puluhan atletnya.
Negara ini bahkan nggak pernah absen dalam Asian Games sejak tahun 1994 lho! Di gelaran tahun ini, negara yang sedang dilanda duka itu mengirimkan cukup banyak atlet untuk beberapa cabang olahraga. Yakni atletik, basket, sepak bola dan juga gulat. Kekompakan dan kekuatan tim Suriah jadi bukti bahwa sesungguhnya tak ada yang menghalangi sebuah tim untuk terus maju walaupun negaranya bisa dibilang belum stabil.
Walaupun banyak dilanda konflik, tapi bukan berarti atletnya jadi pesimis!
Suriah belum bisa dibilang stabil karena keadaannya yang masih banyak konflik, tapi mereka nggak absen untuk mengirimkan atletnya dalam ajang internasional ini. Jadi negara yang bisa dipandang sebelah mata karena ketidak-stabilan politiknya, keikutsertaan Suriah dalam ajang ini adalah bukti bahwa mereka masih optimis terhadap kemampuan atletnya.
Pelatih judo nasional Suriah yang juga ambil bagian dalam event ini, Muhammad Ashour bahkan sempat mengalami masa-masa kritis dimana atlet-nya berlatih dalam keadaan tidak ada listrik dan air. Ia juga sempat jadi korban bom yang membuat bagian kakinya mengalami luka permanen. Dengan keadaan seperti itu nggak membuat Muhammad Ashour gentar. Pelatih ini tetap bisa memotivasi atlet-atlet asal Suriah untuk terus berlaga. Menginspirasi banget nih para atlet yang ikutan!
Memenangkan satu medali bukan berarti skill atletnya tidak bisa diapresiasi lho!
Nggak kalah seru dengan pertandingan lain, dalam pertandingan sepak bola dan basket, Suriah sempat berhadapan langsung dengan Indonesia. Kenyataannya mereka nggak mudah menyerah lho, ditambah dengan fisik para atletnya yang tinggi dan badan yang kekar, mereka bisa membuat tim lain kalah dengan skor tipis.
Misalnya pada cabang basket, tim Suriah mengalahkan Indonesia dengan skor 76-66. Tidak hanya itu, mereka juga berhasil masuk ke babak perempat final dalam cabang olah raga sepakbola. Rasa senang dan bangga menjadi tim nasional Suriah juga mereka bawa dalam pertandingan, terbukti kan bahwa kemampuannya nggak bisa dipandang sebelah mata!
Majd Eddin Ghzal yang memenangkan perunggu tetap positive thinking terhadap negaranya.
Nama Majd Eddin Ghzal diperhitungkan dalam cabang olahraga atletik sejak lama, salah satu andalan Suriah ini berhasil membawa pulang medali perunggu dalam kejuaraan lompat tinggi. Mewakili negara yang sedang berada dalam konflik tidak membuatnya gentar, kemenangannya jadi pembawa pesan positif bagi para atlet lain yang juga jadi wakil Suriah.
Ia membuktikan bahwa walaupun negaranya dilanda perang, semangatlah yang paling penting saat bertanding. Ia berhasil mengalahkan negara lain yang berjuang dalam cabang yang sama. Tentu nggak mudah jika kita harus tampil dengan profesional walaupun belum ada support yang cukup, namun Ghzal mematahkan pandangan itu. Salut banget deh!
Dihadang kesulitan saat harus terbang ke Indonesia, atlet Syria tetap berusaha
Salah satu hal yang harus dipersiapkan dengan matang ketika mengikuti ajang internasional adalah tentang perijinan dan akomodasi. Jika kebanyakan atlet negara lain dengan mudahnya bisa mendapatkan perizinan untuk terbang ke Indonesia, lain halnya dengan Suriah. Atlet-atlet ini punya kesulitan untuk mendapatkan visa, beberapa dari mereka harus melalui jalur darat untuk melakukan transit.
Pelatih judo nasional Syria, Muhammad Ashour pun terus optimis meskipun sampai saat ini putranya masih menjadi tentara di medan perang. Punya tanggung jawab yang besar sebagai anggota tim nasional Suriah membuat Ashour nggak boleh kehilangan fokus. Anak laki-lakinya telah menjadi anggota militer sejak tahun 2010 silam. Hal ini yang juga jadi motivasi Muhammad Ashour untuk terus berjuang.
Ternyata mengikuti kompetisi Internasional seperti Asian Games bukan hanya jadi bukti bahwa banyak atlet yang berprestasi di seluruh belahan dunia. Ajang ini juga menyimpan banyak cerita tentang solidaritas antar negara yang ikut ambil bagian tidak peduli bagaimana kondisi negaranya, salah satunya adalah Suriah. Kekurangan SDM, tidak adanya tempat latihan yang layak dan bahkan kesulitan memperoleh perizinan untuk akomodasi bukanlah halangan. Optimisme Suriah patut kita teladani nih, walaupun sedang mengalami perang mereka mampu membuktikan bahwa solidaritas amat penting.