Saat berbicara tentang pejabat atau pemerintah, sering kita mendengar kalimat-kalimat yang bernada negatif. Hal ini terjadi karena sebenarnya masyarakat atau publik sudah mulai kecewa dengan para pejabat.
Akibatnya, pejabat yang baru mencalonkan diri juga sering diragukan dan susah mendapatkan simpati publik. Itu semua terjadi tidak lain karena sikap atau kebiasaan buruk pejabat yang sebelumnya seperti berikut ini.
1. Susah Mengakui Kesalahan
Rakyat mengharapkan seorang pemimpin atau pejabat yang jujur, adil, dapat dipercaya, dan benar-benar memikirkan nasib banyak orang. Dan jika memang melakukan kesalahan baik yang disengaja ataupun tidak, akan lebih baik jika mereka segera mengakui kesalahan tersebut karena hal ini juga menunjukkan kejujuran mereka.
Yang menyebalkan adalah sikap tidak mau mengakui kesalahan. Selalu ada saja alasan yang disampaikan untuk membenarkan perbuatan yang dilakukannya. Salah satu contoh sederhana, Mayjen (Purn) Salim Mengga pernah tertangkap kamera main game saat rapat. Tapi ia mengelak dan bertanya balik siapa dan kapan. Padahal ia terekam 2 kali main game saat rapat.
2. Lebih Sering Membawa Kepentingan Golongan
Menjadi seorang pejabat berarti harus memikirkan rakyat dan bangsa yang diwakilinya, bukan cuma golongan saja. Sayangnya praktik yang sebaliknya justru sering terjadi.
Tidak jarang pejabat yang dengan bersemangat mengungkapkan akan memperjuangkan kesejahteraan rakyat. Namun pada akhirnya ketika terpilih kepentingan partai masih menjadi yang utama. Apalagi melihat kesejahteraan yang dijanjikan belum juga terpenuhi.
3. Sering Tidur Waktu Rapat
Peristiwa pejabat yang tertidur di tengah rapat tidak terjadi satu atau dua kali saja, tapi sudah beberapa kali. Di era presiden SBY, beliau pernah marah-marah gara-gara ada pejabat yang tertidur pulas saat rapat.
Bagaimana rakyat bisa bersimpati kalau dalam rapat yang membicarakan soal kepentingan umum saja mereka tidur? Bukankah itu berarti bahwa mereka tidak terlalu mempedulikan apa hasil rapat tersebut? Itu juga menjadi pertanda bagi rakyat bahwa para pejabat tersebut tidak benar-benar memikirkan nasib mereka.
4. Sering Minta Naik Gaji Padahal Rakyat Masih Juga Belum Sejahtera
Beberapa kali terdengar berita tentang pejabat yang minta naik gaji. Berita seperti ini seringkali bikin kaget rakyat. Bagaimana tidak, sekali lihat juga orang tahu bahwa fasilitas yang didapatkan para pejabat itu jauh lebih mewah dan nyaman dari yang dimiliki kebanyakan orang, tapi ternyata masih saja kurang.
Sebenarnya minta naik gaji adalah hal yang wajar, karena mereka juga bekerja dan memiliki kebutuhan. Tapi di saat masih banyaknya fasilitas umum yang memadai belum terpenuhi, rakyat miskin yang masih banyak, serta kesejahteraan rakyat yang belum tercapai, hal ini justru menimbulkan kekesalan rakyat. Hal ini justru mencerminkan bahwa mereka lebih memikirkan kebutuhan pribadi mereka daripada masyarakat. Padahal gaji mereka juga didapat dari pajak yang dibayar rakyat.
5. Banyak Pejabat yang Korupsi
Ini salah satu hal yang paling miris serta merupakan masalah serius yang merugikan orang banyak. Yang membuat rakyat heran, gaji para pejabat itu sudah banyak, buktinya mereka punya mobil, rumah mewah, punya barang bermerek, bisa sering liburan, tapi kok masih saja mencuri uang rakyat.
Saat kampanye bilang akan memikirkan dan membantu rakyat, tapi ternyata saat terpilih malah korupsi. Tentu saja lama kelamaan rakyat semakin kehilangan kepercayaan pada para pejabat.
6. Main Game dan Bahkan Nonton Video Mesum saat Rapat
Mayjen (Purn) Salim Mengga yang merupakan anggota DPR pernah tertangkap kamera asyik main game di smartphonenya saat rapat. Parahnya ini bukan pertama kalinya ia main game saat rapat, yang pertama saat rapat Paripurna DPR 22 Oktober 2012, dan yang kedua saat rapat Komisi II DPR dengan Kementerian Dalam Negeri untuk membahas evaluasi program e-KTP di Komplek Parlemen.
Tidak hanya itu saja, Arifinto yang merupakan mantan anggota komisi V DPR dari Fraksi PKS malah pernah tertangkap kamera nonton video mesum saat rapat Paripurna DPR tahun 2011. Gara-gara hal ini, ia langsung dipecat dari jabatannya sebagai anggota Dewan Syuro PKS dan mengundurkan diri sebagai anggota DPR.
Menjadi seorang pejabat atau wakil rakyat itu memang bukan pekerjaan mudah karena mereka juga harus memikirkan kepentingan rakyat. Namun jika benar-benar memikirkan rakyat, perilaku-perilaku seperti yang disebutkan tadi juga seharusnya tidak terjadi. Sementara itu sebagai rakyat, kita juga tidak boleh putus asa lalu memilih sembarang calon yang ada. Kita juga perlu berperan dan berusaha mengenal siapa saja yang mencalonkan diri agar tidak salah pilih. Karena golput itu bukan solusi.