Tragedi rusaknya stadion beberapa waktu yang lalu karena ulah oknum-oknum tak bertanggung jawab tentu jadi luka kita bersama. Pasalnya hanya karena masalah pribadi, fasilitas umum pun jadi korbannya. Alhasil stadion yang diperuntukkan untuk internasional kini mengalami rusak luar biasa parah walaupun sudah ada upaya untuk perbaikan.
Potret perusakan stadion boleh dibilang cukup lazim di Indonesia. Namun aksi tidak terpuji macam tersebut tak terjadi di Sudan. Penduduk negeri yang dikatakan miskin itu begitu menjaga stadion mereka. Alhasil, jangankan rusak, kotor pun tidak. Tak heran jika keadaan stadionnya sangat bagus dan bikin kita minder. Tidak percaya? Simak ulasan berikut ini.
Stadion standar internasional di salah satu negara termiskin di dunia
Kita mungkin mengenal Sudan menjadi salah satu negara miskin di dunia. Bagaimana lagi, meskipun punya potensi luar biasa namun banyak permasalahan yang bikin negara banyak hutang. Pun demikian dengan peringkat sepak bola di sana, juga merosot namun lebih baik ketimbang Indonesia.
Bertanjak di posisi ke 110, siapa sangka Sudan tidak pernah minder untuk mendatangkan tamu tim dari luar. Ya, adanya stadion luar biasa megahnya membuat Timnas Sudan jadi membusungkan dada ketika menyambut para tamu, entah itu dalam gelaran persahabatan atau pertandingan lainnya. Bisa dibilang stadion Al-Merrikh adalah simbol kebanggaan Sudan.
Super keren, bahkan FIFA pun mengakuinya sekelas di Eropa
Siapa sangka stadion yang dibanggakan oleh rakyat Sudan itu tidak hanya diakui negaranya, namun juga internasional. Bayangkan saja, bahkan FIFA menobatkan stadion ini sudah layak untuk gelaran internasional, hanya tinggal ditambah sedikit penambahan sudah memenuhi syarat piala dunia.
Bagaimana tidak, stadion yang satu ini bisa menampung sampai 43 ribu pengunjung lengkap dengan tribune VIP. Belum lagi keadaan rumput di sana selalu menjadi perhatian lantaran kualitasnya mirip dengan yang ada di liga-liga besar di luar negeri. Jadi bukan hal yang aneh kalau Al-Merrikh menjadi markas beberapa klub besar di sana dan Timnas Sudan sendiri.
Dibangun dengan biaya lumayan namun hasil yang luar biasa
Ternyata dalam pembangunan stadion utama rakyat Sudan ini tidak sebesar dengan yang ada di Indonesia. Bayangkan saja, dengan nominal sekitar 2 juta dollar untuk renovasi, rakyat Sudan sudah dapat pengakuan dari FIFA mengenai kualitas stadionnya. Tentu sangat beda dengan Indonesia yang punya banyak stadion super besar dengan biaya yang bikin jantungan pula.
Kita ambil contoh Gelora Bung Karno yang sudah beberapa kali mengalami renovasi. Diperkirakan, biaya untuk membuat GBK sampai pada 12 juta dollar. Ya, memang masalah kemegahan mungkin Indonesia sangat maju, namun masalah kualitas Sudan tak kalah hebat dengan negara kita.
Yang paling penting adalah, bagaimana masyarakatnya memperlakukan stadion
Kejadian rusaknya GBK beberapa waktu yang lalu tentu menjadi salah satu berita buruk bagi sepak bola Indonesia. Namun siapa sangka, di Sudan sana keadaanya sangat berbeda. Alih-alih menginjak kursi atau merusak stadion, yang ada malah masyarakat Sudan sangat menjaga lapangan bola ini.
Mau bagaimana lagi, pasalnya Al-Merrikh menjadi salah satu peninggalan sejarah Sudan. Direncanakan sejak 1962, stadion ini mulai beroperasi tahun 1967 dan direnovasi beberapa kali sampai 2003. Jadi bukan hal yang aneh kalau di sana baik kursi tribun dan fasilitas lainnya masih terjaga dan bagus seolah masih baru.
Dengan melihat negara miskin seperti Sudan yang memperlakukan stadionnya dengan baik ini kita mesti juga belajar. Bayangkan dengan keadaan serba terbatas mereka masih bangga dan merawat lapangannya. Tentu kita juga tak boleh kalah.