Girlband asal Korea Selatan, Blackpink, sedang berada di puncaknya. Saking populernya, grup yang terdiri dari empat wanita cantik ini dikenal hampir di seluruh penjuru dunia. Tak heran jika berbagai industri ingin mengajak mereka berkolaborasi, termasuk salah satunya Shopee, yang menjadikan mereka sebagai Brand Ambassador.
Di Indonesia sendiri, Blackpink sempat hadir dalam event yang diselenggarakan Shopee pada akhir November lalu. Iklan-iklannya pun bertebaran di berbagai media sosial serta televisi. Ternyata, tak semua orang menikmati iklan tersebut, salah satunya adalah Maimon Herawati. Karena merasa terganggu Maimon sampai membuat petisi boikot Blackpink. Siapakah Maimon hingga ia berani beraspirasi? Simak fakta lengkapnya di ulasan berikut.
Dosen Jurnalistik di Universitas Padjajaran dan penulis buku
Beberapa waktu lalu sosoknya membuat heboh publik dengan petisi boikot Blackpink berjudul “Hentikan Iklan Blackpink Shopee!!”. Maimon berani melakukan hal ini karena dirinya memang bukan sembarang orang. Berdasarkan informasi yang Boombastis.com dapat dari Facebook dan Twitternya, ia adalah dosen jurnalistik di Universitas Padjajaran (Unpad). Tak hanya sebatas dosen, perempuan yang pernah belajar di Universitas Newcastle, UK ini juga seorang founder Forum Lingkar Pena (FLP) sekaligus penulis dengan nama Muthmainnah. Bagi yang pernah membaca novel serial Pingkan (Daisy di Musim Semi), itu merupakan hasil tangannya.
Alasan Maimon boikot Blackpink
https://www.youtube.com/watch?v=fFZYOmbjeVo
Melansir republika.co.id, Maimon pertama kali mengetahui hal tersebut karena pesan Whatsapp dari seorang alumni jurnalistik. Ia menerima kabar bahwa banyaknya iklan Blackpink dengan pakaian seronok muncul di sela-sela program acara anak-anak, salah satunya The littel Bus: Tayo. Setelah mengumpulkan data melalui warganet, YouTube terkait intensitas pemutaran iklan, barulah ia menggagas pembuatan petisi terhadap Blackpink. Ia menilai bahwa ada banyak sekali orangtua yang merasa ‘khawatir’ dengan adanya konten seperti itu. Mengacu pada UU Nomor 32 Tahun 2002 Pasal 46 ayat 6, Maimon mengatakan bahwa tontonan untuk anak haruslah sesuai dengan umur mereka, tidak boleh disusupi oleh iklan seperti Blackpink tersebut.
Seorang aktivis kemanusiaan
Dari unggahannya di Facebook terkait dengan petisi yang ia buat untuk Blackpink, ia menulis bahwa dirinya merupakan perwakilan dari salah Aliansi Perempuan Cinta Pertiwi. Unggahan tersebut berisi bahwa dirinya akan melakukan pengaduan ke kantor KPI (Komisi Penyiaran Indonesia). Tak hanya Blackpink saja, tayangan televisi serupa yang berpotensi menimbulkan pengaruh buruk terhadap anak-anak juga akan ditindaklanjuti. Fakta unik lain, Maimon tidak memiliki televisi di rumahnya. Informasi mengenai adanya iklan Blackpink di TV ia dapatkan dari temannya.
Pernah membuat petisi untuk SNSD
Sebelum membuat petisi untuk Blackpink, ia juga pernah membuat petisi yang menolak kehadiran SNSD. Petisi itu berisi penolakan kehadiran SNSD di acara Countdown Asian Games 2018. Pasalnya sebelum Asian Games berlangsung, girlband asal Korsel ini sempat diundang sebagai Guest Star. Namun, penyelenggaraan acara yang berdekatan dengan kemerdekaan membuat Maimon salah mengira. Ia menyangka, SNSD diundang untuk acara Syukuran Kemerdekaan RI ke-72 seperti yang ditulisnya.
BACA JUGA: 5 Fakta Blackpink, Girlband Korea Selatan Paling Digilai yang Sedang Naik Daun
Atas petisi ini, tak heran jika sosoknya bertubi mendapat pesan dari para Blink (Fans Blackpink) yang pastinya mengawal idola mereka. Sebagai petisi tandingan, netizen membuat ‘BANTU MAIMON HERAWATI JADI ANGGOTA BLACKPINK’ serta ‘Joko Widodo: USIR MAIMON HERAWATI DARI INDONESIA’ di laman Change.org. Menanggapi para BLINK, ia menulis di Facebook bahwa dirinya kewalahan meladeni para fans yang menyerang melalui Whatsapp-nya. Yang jelas, Maimon mengatakan bahwa letak kesalahan ada pada stasiun televisi yang memunculkan iklan seksi tersebut di jam tayang acara anak-anak. Bagaimana kalau pendapat Sahabat semua?