Bagi sebagai orang sopir angkot tentu dipandang sebagai sosok ugal-ugal yang ingin menangnya sendiri di jalan raya. Tapi, untuk sebagian orang tentu mereka juga diibaratkan layaknya ‘malaikat’ atau penolong yang siap meringankan perjalanan dengan biaya murah. Anggapan seperti itu jelas membuktikan kalau segala sesuatu di dunia ini ada nilai positif dan negatif.
Masih berbicara mengenai mereka, ada sosok sopir angkot asal Batu bernama Bambang Gejit mempunyai kisah yang unik dengan sepak bola. Di tengah carut-marutnya olahraga ini di tanah air, dan tergerusnya moda transportasi tersebut, nahkoda kendaraan umum identik warna biru atau kuning tersebut mempunyai kepedulian tinggi terhadap bola. Ya, meski bukan membina klub elit, namun ketulusan hatinya terhadap sepakbola tetaplah menjadi suatu hal yang besar. Seperti apakah ceritanya? Simak ulasan berikut untuk mengetahuinya.
Berangkat dari kepedulian terhadap bakat-bakat muda di lingkungannya
Rasa peduli terhadap lingkungan menjadi awal mula pria 53 tahun itu tergerak untuk terjun di dunia sepak bola. Melansir laman Radarmalang.id, ia mengaku kalau terpanggil hatinya setelah melihat anak-anak kecil di daerah Bumi Aji berlatih tanpa ada pembimbingnya. Berangkat dari hal tersebutlah akhirnya pada tahun 2010, ia nekad menyisihkan pendapatannya dari angkot untuk membuat sekolah sepak bola (SSB). Dinamakan Persigi Gianyar FC, tempat belajar bola ini kini menampung pemain-pemain belia dengan rata-rata U-12. Hebatnya lagi, ia hanya menarik iuran 200 ribu dan menggratiskan Anak Yatim.
Timnya bernama Persigi Giayar FC sudah torehakan gelar
Walaupun bukan sekolah sepak bola yang mentereng dengan tunjangan fasilitas kelas wahit, namun tim yang dibinanya tersebut tergolong hebat. Hal ini lantaran sudah mampu menorehkan catatan emas di kompetisi sepak bola level daerah. Tercatat, anak asuh Genjit dua kali menjadi terbaik di turnamen Askot Kota Batu pada tahun 2014 dan 2016. Menurutnya kisah emas yang dicapainya itu adalah bonus, tuturnya lebih menyukai kalau anak didiknya bermain dengan semangat yang tinggi. Apa yang dicapai tim ini sebetulnya juga semakin mempertegas kalau keterbatasan bukan penghalang untuk berprestasi asal mau berusaha.
Genjit merupakan pribadi yang gila bola
Sebagai seorang insan di olahraga ini bisa dibilang Genjit adalah sosok yang Gila Bola. Selain merelakan pendapatannya untuk SSB, ia juga sempat memperbaiki lapangan sepak bola latihan upaya pribadi. Pernah saat tempat berlatihnya tidak rata, ia memperbaiki dengan mencangkul agar bisa sesuai keinginan. Ketika lapangan berlatihnya rumputnya tinggi dialah yang akan turun memotongnya. Kecintaan sopir angkot tersebut terhadap olahraga ini juga sempat mengantarkannya terjun bermain tarkam (antar kampung). Tim desa yang pernah di belanya adalah Trunojoyo Fc.
Coaching clinic bersama pelatih jadi sarana menambah ilmunya
Selain gila bola, bapak 53 ternyata juga terus mengembangkan ilmu melatihnya. Beberapa pelatihan menjadi juru taktik hebat pernah di lakukannya. Seperti contohya kala ia mengikuti coaching clinic dengan pelatih-pelatih top Indonesia seperti Indra Sjafri, Aji Santosa, dan Rahmad Darmawan. Tidak berhenti di situ, ia juga sempat mengembangkan ilmunya dengan pelatih manca tapi lama di tanah air yakni Timo Scheuneman. Berkaca dari hal tersebut, tentu apa yang dilakukan suatu hal baik lantaran tidak melatih dengan asal-asalan.
BACA JUGA: Luar Biasa, Pria Sragen Ini Ubah Rawa-rawa Menjadi Lapangan Sepak Bola Elite
Kisah Genjit tadi adalah bukti jika masih banyak orang mempunyai gairah dengan sepak bola Indonesia. Meski sebetulnya iklim olahraga ini lagi buruk-buruknya dengan ragam hal negatif. Besar harapan ketulusan-ketulusan seperti ini sepak bola Indonsia ke depan akan jauh lebih hebat lagi.