Soekarno, sebuah nama besar untuk negeri yang megah ini. Nasib orang besar, tidak selalu sebesar dan seharum namanya. Seringnya mereka adalah orang-orang sederhana, dan Soekarno adalah salah satunya.
Baca Juga : Kisah Cinta Soekarno dan 9 Istrinya
Soekarno tidak memerlukan banyak uang maupun arogansi untuk bisa memperjuangkan Indonesia atau membawa nama tanah air ke luar negeri. Hanya berbekal kecintaannya pada negeri ini, Soekarno mampu menorehkan sejarah dan menjadi pemimpin yang disegani di jamannya. Meski, pada akhir hayatnya, negeri ini seolah-olah ‘lupa’ akan jasa besarnya.
Blusukan di jaman sekarang, sudah pernah dilakukan oleh Soekarno di jamannya. Hal ini karena Soekarno sangat senang berada di tengah rakyat, bicara dengan orang-orang seperti kawannya sendiri. Bedanya, Soekarno lebih senang menyamar, agar orang tidak melihatnya sebagai seorang Presiden.
Soekarno, kalau boleh meminjam istilah jaman sekarang, blusukan, dengan menanggalkan segala atributnya. Pakaian kebesarannya, pecinya. Lalu datang ke pasar, ke gerbong-gerbong kereta, ke desa-desa, sendirian. Tanpa kawalan asisten atau pengamanan. Sesekali dengan Ibu Fatmawati.
Banyak kisah wanita di sisi Soekarno. Namun kesederhanaan cinta dengan Ibu Fatmawati adalah yang paling banyak mencuri hati. Bung Karno yang kharismatik dan bisa menggaet wanita Amerika sekalipun, pada akhirnya tunduk pada kesederhanaan perempuan berbaju kurung merah, berkerudung kuning, Fatmawati.
Soekarno dan Fatmawati menikah tahun 1943, hingga akhirnya memiliki lima orang anak. Termasuk di antaranya adalah Megawati Soekarno Putri dan Guruh Soekarno Putra. Sebagai ibu negara yang mendampingi Soekarno, Fatmawati mengakui bahwa mereka tidak pernah melangsungkan ulang tahun pernikahan. Selain tidak ingat tanggalnya, lebih banyak perkara tentang negara ini yang lebih penting untuk diselesaikan.
Seni sering terlihat berada di pinggir-pinggir kehidupan sebuah negara. Sebuah topik yang hanya kelihatan sebagai hiasan yang mempercantik, topik ringan yang tidak banyak membawa nasib suatu bangsa.
Padahal, seni dan budaya adalah identitas. Dan Soekarno amat mencintai budaya tanah airnya. Ia bisa berdansa seperti orang Amerika atau Eropa, namun Soekarno juga sangat kagum dengan tari selamat datang dari Papua. Soekarno bahkan pernah memberikan cinderamata berupa keris pada seorang FIdel Castro yang memimpin Kuba saat itu.
Istrinya pandai menari. Istananya, penuh dengan lukisan, patung dan beragam benda seni yang menakjubkan. Saat dipenjara pun, ia ditemani pertunjukan wayang. Dari karakter wayang ini, Soekarno memiliki keyakinan bahwa Indonesia suatu hari akan bebas dari penjajah. Ya, salah satu kekuatan negeri ini adalah karena saat itu, pemimpinnya dikuatkan oleh nilai-nilai moral yang ia dapat dari seni dan budaya negerinya sendiri.
Orang bilang, ‘eat like no one is watching’. Soekarno dalam hal makanpun tidak muluk-muluk. Ia suka makan dengan tangan, dengan menu rumahan orang indonesia kebanyakan. Sayur lodeh, sayur asem, nasi, ikan asin, hingga sambal. Setelah makan, pria kelahiran Blitar itu suka sekali merokok atau minum kopi.
Menunya cukup sederhana. Nasi, sayur daun singkong, sambal dan ikan asin. Buahnya sawo dan pisang, sedangkan minumannya adalah teh. Menu bersahaja, tapi terasa nikmat karena dinikmati bersama orang-orang yang dekat dengannya. Ia juga suka makan sate ayam di sebuah rumah makan di Menteng yang dulunya bernama Tungkong. Ia selalu mengajak anak-anaknya makan di sana bersama.
Soekarno amat menyukai barang-barangnya yang telah usang. Misalnya sandal jepit lawas atau kursi dudukan lawas yang terbuat dari rotan. Kursi lawas yang sudah sering dipakai Bung Karno, katanya terasa lebih nyaman karena sudah mengikuti bentuk tubuh.
Walau begitu, presiden pertama kita ini adalah orang yang senantiasa rapi. Pakaian tambal sulam, bukan berarti orangnya tidak rapi, bukan berarti orangnya tidak tahu bagaimana berpenampilan. Bung Karno dengan akrab akan membantu merapikan dasi yang miring dari wartawan atau siapapun, lagi-lagi, seperti kawannya sendiri.
Baca Juga : 7 Alasan Kenapa Indonesia Lebih Hebat di Masa Lalu!
Kita pernah punya sosok besar yang tidak membentang jarak dengan rakyatnya. Sosok yang dengan tulus mencintai negeri ini. Soekarno tidak hanya mewariskan sebuah negara. Secuplik cerita kecil akan sisi manusiawi seorang Soekarno ini, juga merupakan contoh yang bisa kita pelihara sebagai seorang INDONESIA. Merdeka!
Belakangan ini, dunia perfilman Indonesia dihebohkan oleh pengangkatan Ifan Seventeen sebagai Direktur Utama PT Produksi…
Lagu ‘Garam dan Madu’ yang dibawakan oleh Tenxi, Jemsii, dan Naykilla menjadi fenomena musik yang…
“Ubur-ubur ikan lele. Kasus korupsi Pertamina nyembur, se-Indonesia heboh, le!” Heran melihat tiba-tiba banyak SPBU…
Kurma jadi salah satu makanan yang identik dengan bulan Ramadan. Setiap bulan suci ini datang,…
Komedian Nunung kembali menjadi sorotan setelah mengungkap perjuangannya melawan penyakit yang mengharuskannya menjalani pengobatan tanpa…
Band punk asal Purbalingga, Sukatani, menjadi sorotan setelah mengumumkan penarikan lagu mereka yang berjudul "Bayar…