Masa Orba mungkin kesannya mengekang dan tidak benar-benar bebas. Namun, sisi lain dari ini adalah keamanan yang sangat terjaga. Jika kamu masih ingat, penjahat-penjahat zaman itu benar-benar tak berani berpongah. Jangankan melakukan aksi kontroversial, buka mulut dan ngomong ngawur saja sudah jelas nasibnya. Ya, kalau tidak diciduk ya didor oleh Petrus alias Penembak Misterius.
Tentang Petrus, kehadiran sosok ini memang sangat kontroversial. Mereka secara nyata menimbulkan rasa tidak nyaman, tapi bisa menciptakan rasa aman yang luar biasa. Ya, benar-benar sepi penjahat di masa itu, semua orang takut dikarungin oleh Petrus kalau berani macam-macam. Namun, seiring dengan berakhirnya kekuasaan Orba di Indonesia, Petrus pun sudah tak terdengar lagi cerita-cerita seramnya.
Masih soal si pasukan misterius ini, mari sejenak kita berkhayal sedikit. Kira-kira apa ya yang bakal terjadi kalau seumpama Petrus itu masih ada? Ngeri jelas. Tapi, mungkin juga bakal terjadi hal-hal baik berikut ini.
Kebebasan bicara di Indonesia bisa dibilang yang paling oke di dunia. Di sini, kita bebas mau bicara apa saja, entah itu kritik presiden, bikin becandaan para pejabat dan lain sebagainya. Sayangnya, gara-gara kebebasan bicara yang seperti ini, agaknya masyarakat jadi gampang ngomong seenaknya dan tidak terfilter, terutama di media-media sosial.
Dulu di masa Orba alias Petrus masih on duty, hal-hal seperti ini tidak pernah ada. Sekalinya berani ngomong ngawur dan memicu, maka si pelakunya bakal diciduk dan kemungkinan jadi mayat keesokan harinya. Hal yang sama mungkin juga akan terjadi hari ini kalau Petrus masih ada. Sadis sih kalau hanya gara-gara ngomong yang memicu kemudian diciduk, tapi ini bisa jadi shock therapy bagi masyarakat agar lebih bisa menjaga lidahnya.
Jujur saja, Indonesia ini sudah dalam kondisi darurat soal kejahatan. Tiap hari selalu ada berita soal orang-orang jahat. Dan lagi, orang-orang sekarang jahatnya tak kira-kira. Anak kecil diperkosa dan dibunuh, orangtua sendiri dibunuh dan lain sebagainya. Preman dan begal pun juga tumbuh subur dan menebarkan ancaman.
Penjahat adalah mangsa utama petrus. Mereka takkan kompromi kalau sudah menemukan targetnya. Dor! Si penjahat mati dan mayatnya akan sampai ke rumahnya masing-masing. Seumpama mereka masih ada, kemungkinan hal yang sama akan terjadi sekarang. Dan yang terjadi kemudian pastilah angka kejahatan yang semakin turun drastis. Penjahat pun pada akhirnya bakal pikir-pikir kalau mau berbuat kriminal.
Kita harus akui kalau di masa orde baru, jarang sekali ada aksi-aksi terorisme terjadi. Keadaannya benar-benar sangat kondusif dan aman. Kemudian seiring dengan bergantinya pemerintahan yang baru, mulai bermunculan teror-teror mengerikan macam Bom Bali dan bom-bom yang lainnya.
Petrus sedikit banyak berperan untuk mencegah munculnya aksi-aksi macam ini di masa Orba. Mereka yang terlihat mencurigakan sudah dulu akan disikat sehingga tak menimbulkan aksi lanjutan. Kalau mereka tetap ada di zaman sekarang, mungkin terorisme di Indonesia sudah lenyap. Pasalnya, bibit-bibitnya sudah disikat lebih dulu.
Sudut pandang masyarakat terhadap pemerintahan hari ini dan masa lalu itu berbeda. Kalau sekarang, pemerintah mah begitu-begitu saja, bahkan cenderung lekat dengan stigma negatif. Entah korupsi atau yang lainnya. Hal seperti ini tidak terjadi di masa lalu, di mana orang-orang begitu menghormati pemerintah.
Berseberangan dengan pemerintah di masa lalu akibatnya fatal. Apalagi sampai berani buka mulut dan berkoar-koar. Mereka pasti takkan menunggu lama sampai didatangi para Petrus. Nah, seumpama Petrus masih eksis hari ini, maka hal yang sama juga bakal terjadi. Orang-orang bakal menaruh respect tinggi dan menahan dirinya untuk mencela pemerintahan.
Di zaman dulu orang-orang sama sekali buta soal narkoba. Tapi hari ini, bocah SMP saja sudah kenal apa itu sabu, pil koplo dan lain sebagainya. Ini tanda kalau Indonesia sudah darurat narkoba. Sudah benar sikap pemerintah dengan mengeksekusi para bandar. Namun sepertinya hal ini masih belum cukup ampuh. Indonesia butuh penanganan yang lebih lagi. Ya, salah satunya adalah dengan petrus.
Wacana pemberantasan narkoba dengan petrus ini sudah pernah ada beberapa waktu lalu tapi sepertinya belum kelihatan gaungnya. Indonesia perlu cepat-cepat mengoperasikan petrus agar narkoba di negeri ini juga lekas berangsur turun. Jika pemerintah masih butuh kajian, maka mereka harus tengok Filipina yang sukses membuat bandar narkoba insyaf dengan petrus-petrus mereka.
Kira-kira macam beginilah kalau petrus tetap ada sampai sekarang. Meskipun banyak keuntungannya terutama dari segi keamanan, tapi kehadiran mereka akan membawa ironi sendiri. Ya, melakukan penembakan yang berakibat kematian sangat bertentangan dengan HAM. Tapi, kalau sudah parah memang butuh yang namanya Shock Therapy, biar jadi pelajaran bagi masyarakat, begitu kalau kata Pak Harto.
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…