in

Selfie di Puncak Merapi Yang Berakhir Petaka

header

Setahun belakangan, selfie benar-benar membumi. Tidak hanya remaja, bahkan orang tua, hingga aktor Hollywood yang terkenal juga melakukan selfie. Secara makna, selfie diartikan mengambil foto tanpa bantuan orang lain atau bahasa sederhananya, kita mengambil foto kita sendiri melalui perangkat seperti kamera atau ponsel yang memiliki kamera depan.

Seiring dengan berkembangnya selfie pada media maka timbullah tren-tren baru. Misal selfi dengan makanan, selfie dengan hewan, selfie dengan orang terkenal, dan yang paling mengerikan adalah selfie di tempat-tempat yang berbahaya, seperti puncak gedung atau tebing.

Baru-baru ini media Indonesia dihebohkan dengan kabar jatuhnya seorang pemuda yang bernama Erri Yunanto. Pemuda ini jatuh usai selfie di puncak Gunung Merapi yang dulunya disebut dengan Puncak Garuda. Berikut informasi selengkapnya.

1. Siapakah Erri Yunanto?

Erri Yunanto adalah seorang mahasiswa angkatan tahun 2012 Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Erri mengambil jurusan Teknik Industri. Namanya melejit sejak kejadian tragis yang menimpanya di Merapi.

Mengenal Erri Yunanto
Mengenal Erri Yunanto [imagesource]
Semasa di kampus, ia aktif pada organisasi pencinta alam di kampusnya yang bernama PALAWA UAJY. Sebuah UKM untuk mereka yang senang dengan kegiatan luar ruangan dan pecinta alam.

2. Awal Mula Pendakian Erri Yunanto dkk

Rombongan dari Erri Yunanto berjumlah enam orang. Rombongan ini berangkat dari Yogjakarta pada hari Jumat malam tanggal 15 Mei 2015. Keenamnya mulai mendaki ke Gunung Merapi paginya, tanggal 16 Mei 2015 pada pukul 04.00 WIB. Mereka semua mendaki melalui pos Selo di daerah Boyolali.

Awal Mula Pendakian Erri Yunanto dkk
Awal Mula Pendakian Erri Yunanto dkk [imagesource]
Saat mencapai pos Pasar Bubrah, Gunung Merapi, empat dari enam pendaki ini memutuskan untuk beristirahat dan mendirikan tenda. Dua lagi termasuk Erri melanjutkan hingga bekas Puncak Garuda, pada pukul 09.00 WIB hari yang sama. Pada pukul 11.00 WIB Erri sampai di tebing curam yang nantinya akan menjadi tempatnya jatuh.

Menurut Wakil Rektor 3 Universitas Atma Jaya Yogyakarta, pendakian yang dilakukan Erri dan kawannya bukan maerupakan kegiatan rutin yang dilakukan PAWALA Universitas Atma Jaya Yogyakarta.

3. Bagaimana Erri Yunanto Bisa Jatuh?

Tebing yang dinaiki Erri adalah bekas Puncak Garuda. Saat ini lebih dikenal sebagai Puncak Tusuk Gigi. Tebing ini sangat curam dengan bentuk hampir runcing menyerupai tusuk gigi. Beberapa pendaki ingin naik dan mengabadikan fotonya di sana karena pemandangan sangat indah dan akan memberikan pengalaman yang sangat berharga.

Awal jatuhnya Erri Yunanto
Awal jatuhnya Erri Yunanto [imagesource]
Tebing itu merupakan kumpulan batuan yang masih sangat labil, batuan terbentuk dari lava Gunung Merapi. Bisa dibilang, batuan itu masih muda, dan sewaktu-waktu bisa ambrol karena tingkat kekerasannya yang belum tinggi.

Naas bagi Erri yang ternyata jatuh dari puncak tebing itu. Sebelumnya ia merangkak dari tebing karena ingin turun usai berfoto. Namun batuan di puncak tebing itu ambrol. Erri terjatuh dan sempat beberapa kali terpelanting hingga akhirnya masuk ke dalam kawah yang memiliki kedalaman hingga 200 meter.

4. Evakuasi Erri Yunanto dari Dalam Kawah Gunung Merapi

Pada hari yang sama saat Erri jatuh, Balai Tanaman Nasional Gunung Merapi menutup semua akses pendakian dari pos Selo. Sebanyak 500 calon pendaki dipaksa membatalkan rencananya. Bahkan uang retribusi sebesar Rp. 17.500 per orang dikembalikan semuanya. Bagi pendaki yang sudah mencapai pos Pasar Bubrah akhirnya diminta turun kembali agar area evakuasi steril.

Evakuasi Erri Yunanto
Evakuasi Erri Yunanto [imagesource]
Sampai saat ini tim SAR masih berusaha untuk menemukan Erri yang diduga sudah meninggal dunia masuk ke kawah Gunung Merapi. Bahkan tim SAR melakukan koordinasi dengan pihak terkait lain mulai Kepolisian dan Tentara untuk bergabung ikut membantu mengevakuasi Erri secepat mungkin.

Meski cinta dengan alam, ada baiknya kita juga mengenali kondisi dan situasinya lebih dulu. Maut memang tak bisa dicegah, namun dengan lebih aware pada alam yang kita jelajahi, bisa meminimalisir hal-hal yang tak diinginkan.

Written by Adi Nugroho

Leave a Reply

Anak-Anak Mengalami Trauma Tingkat Parah

Mengungkap Fakta Penelantaran Anak di Cibubur

Alcatel One Touch Flash Plus Hadir Di Indonesia