Berita akhir-akhir ini yang mengabarkan tentang sikap pemerintah China yang melarang umat Islam di Xinjiang untuk melaksanakan puasa, sempat membuat polemik tersendiri di Indonesia. Polemik ini berkembang menjadi debat kusir di internet, antara muslim dan komunitas keturunan Tionghoa.
Sebenarnya bagaimana sejarah antar Islam dan China sendiri? Mengapa begitu banyak kejadian yang menyiratkan seolah-olah kedua “komunitas” ini tidak pernah bisa bersatu? Kisah penjarahan dan pemerkosaan pada kalangan WNI keturunan di tahun ’98 adalah salah satu contoh yang masih lekat di ingatan kita. Sentimen anti China kemudian kembali didengungkan saat presiden Jokowi naik ke kekuasaan dan mulai membuka pintu kerja sama dengan China seluas-luasnya.
Apakah benar kebanyakan muslim itu anti dengan China? Bagaimana hubungan Islam dengan China pada awalnya? Yuk simak fakta-fakta berikut ini?
1. Dinasti Tang
Menurut catatan tradisional, Islam secara resmi masuk ke tanah China pada tahun 651 saat sebuah rombongan yang diutus oleh Kalifah Usman bin Affan datang. Rombongan ‘tabligh’ (penyebar agama) ini dipimpin sendiri oleh Sa’ad bin Abi Waqqas, yang merupakan paman dari Rasulullah SAW sendiri. Saat itu China berada dalam kekuasaan dinasti Tang yang dipimpin oleh kaisar Gaozong.
Rombongan ini diterima dengan sangat baik oleh Kaisar Gaozong, bahkan sang kaisar memerintahkan dibangunnya sebuah masjid sebagai penghormatan kepada nabi umat Islam, Muhammad SAW. Masjid ini menjadi masjid pertama di tanah China yang berada di Kanton.
Sebagian sejarahwan mengatakan bahwa secara ‘tidak’ resmi, Islam sudah masuk China jauh sebelum rombongan pimpinan Saad bin Abi Waqqas datang. Yaitu melalui para pedagang Arab dan Asia barat. Para muslim ini kemudian hidup turun temurun di China. Cara hidup mereka yang sederhana, terpercaya, dan “low profile” membuat kalangan ini dapat dengan mudah diterima oleh orang Han (China asli). Kedatangan Saad bersama 3 orang sahabat Rasulullah SAW yang lain, membuat Islam kemudian dikenal dan diterima secara resmi di China. Beberapa masjid dibangun, bahkan ada pula sebuah makam tempat ayah dari Saad dikuburkan
2. Dinasti Song
Saat dinasti Song berdiri di tahun 960, muslim telah memegang peranan penting dalam sosil dan ekonomi China. Sudah banyak orang Han (China asli) yang kemudian memeluk agama Islam. Banyak pula dari tokoh muslim yang duduk di pemerintahan. Di tahun 1070, kaisar Shenzong meminta bantuan 5.300 tentara muslim dari Bukhara saat konfliknya dengan Kekaisaran Liao. Setelah konflik itu selesai, para tentara ini banyak yang tetap tinggal di China dan mendapat kehormatan yang sangat besar dari kaisar dan bangsa China.
Beberapa buku penting di jaman Song juga mendapat pengaruh dari budaya Islam, seperti buku The Chinese materia medica 52, yang direvisi di jaman Song dengan menambahkan beberapa pengobatan yang diambil dari buku Ibnu Sina: The Canon of Medicine.
3. Dinasti Yuan
Bangsa Mongol menginvasi tanah China dan berhasil menguasai negeri ini pada tanggal 1271. Bangsa Mongol kemudian menguasai negeri China, dan menggunakan tenaga Muslim untuk menggantikan posisi orang Han (China asli) di pemerintahan. Para Muslim ini didatangkan paksa dari Asia Tengah. Politik ini digunakan bangsa Mongol agar orang Han tidak lagi memiliki kekuatan di tanah mereka sendiri. Sebaliknya, bangsa Mongol juga mengirimkan orang China untuk menjadi pengurus pemerintahan di Asia Tengah. Siasat ini agar orang Islam sendiri juga tidak memiliki kekuatan di tanahnya sendiri.
Di China, bangsa Mongol bersikap semena-mena terhadap jajahannya. Orang China muslim dilarang menyembelih hewan secara halal. Mereka dilarang pula memakan makanan halal. Bahkan kadang-kadang mereka dilarang beribadah pula. Jengis Khan, sang kaisar Mongol, bahkan menyebut muslim dan Yahudi yang berada di sana sebagai budak. Kedua agama ini dilarang untuk bersunat.
Padahal banyak tenaga orang muslim yang dipakai oleh bangsa Mongol, antara lain dalam penemuan-penemuan teknologi terbaru di jaman itu (trebuchet adalah salah satu alat perang ciptaan muslim yang dipakai Mongol). Hal ini menimbulkan amarah yang sangat besar di kalangan muslim China sehingga mereka berencana untuk mengusir bangsa Mongol.
Para jenderal dan pendekar muslim kemudian bergabung dengan pemberontak dari suku Han. Pergerakan ini berhasil dan bangsa Mongol berhasil diusir dari China. Bangsa Han kini mendirikan kekaisaran baru bernama kekaisaran Ming. Sayangnya, beberapa jenderal muslim yang sangat berjasa, dibunuh dan dipenjara tanpa kesalahan. Alasannya hanya karena sang kaisar takut mereka akan berontak kepadanya.
4. Dinasti Ming
Meskipun kaisar pertama Dinasti Ming, Kaisar Hongwe, membunuh jenderal-jenderal muslim, ia sendiri masih sangat menghargai Islam. Meskipun ia bukan seorang muslim, kaisar Hongwu menulis puisi yang sangat memuji Islam berjudul “The Hundred-word Eulogy”. Ia juga memerintahkan membangun banyak masjid di setiap kota. Sang kaisar juga menulis puisi yang memuji Rasulullah SAW.
Di bawah dinasti Ming inilah, China memasuki era keemasan dimana ekonomi berkembang sangat pesat, negara stabil, serta budaya dan teknologi yang maju dengan drastis. Di era ini, daerah Nanjing menjadi pusat pengajaran agama Islam. Laksamana Zeng He (Ceng Ho) yang terkenal dengan armada besarnya serta ekspedisi keliling dunianya pun berasal dari jaman ini.Dinasti Ming bahkan melakukan perjanjian dagang serta pakta militer dengan kerajaan-kerajaan Islam di Nusantara.
Demikianlah sekilas sejarah tentang Islam dan China yang sebenarnya sangat erat. Orang-orang jaman sekarang harus lebih menggali dan mendalami sejarah agar mampu belajar dan mengambil hikmahnya. Semoga kita terus berada dalam damai. Amin.