Bulan Ramadan dimulai, warga Indonesia yang mayoritas memeluk agama Islam tampak bersuka cita menyambut bulan terbaik dari seluruh bulan ini. Di bulan suci ini kita dianjurkan untuk mendekatkan diri kepada Sang Pencipta dan melakukan banyak ibadah yang mungkin kita abaikan di bulan-bulan lain.
Namun, sepertinya fokus orang Indonesia terpecah pada dua hal, yaitu ibadah dan lebaran. Baru saja memulai ibadah puasa, di sekitar kita sudah menunjukkan geliat untuk menyambut lebaran. Perjuangan masih panjang, namun kita sudah mempersiapkan hari kemenangan. Apa saja kehebohan yang dilakukan orang Indonesia di bulan Ramadan? Berikut ulasannya…
1. Pusat Tekstil Sudah Padat
Beberapa pusat tekstil di kota-kota besar, seperti Tanah Abang di Jakarta, sudah penuh bahkan sebelum bulan puasa dimulai. Orang-orang berduyun-duyun datang untuk mempersiapkan baju baru yang akan dipakai pada Hari Kemenangan nantinya. Seolah Lebaran sudah benar-benar dekat, orang-orang rela berdesak-desakan untuk mendapatkan baju yang mereka idamkan.
Padahal, tidak ada kewajiban bagi seorang muslim untuk membeli baju baru dalam menyambut Idul Fitri. Kita hanya diwajibkan menjalankan ibadah sebaik-baiknya, memakai baju baru hanyalah tradisi tambahan yang sebenarnya tidak apa-apa jika tidak dilakukan. Lalu, mengapa berbelanja baju dianggap begitu penting hingga harus dilakukan di awal Ramadan?
2. Tiket KA untuk Mudik Sudah Ludes
Mudik adalah salah satu hal yang hanya ada di Indonesia. Sebuah media asing menyebutkan bahwa Indonesia adalah satu-satunya negara yang memiliki budaya migrasi masal pada hari keagamaan. Di negara lain, tidak ada tradisi dan kebudayaan mudik seperti di Indonesia.
Untuk mudik dan berkumpul kembali dengan sanak saudara, biasanya orang Indonesia menggunakan transportasi darat seperti kereta api yang menjadi primadonanya. Selain menawarkan kecepatan, harga tiket kereta api juga lebih murah dibandingkan bus atau pesawat. Tiket KA makin laris manis bahkan ludes jika saat Ramadan atau pas mendekati lebaran. Ya, di samping memperbaiki diri selama puasa, beberapa orang perlu bergulat dengan yang lain untuk bisa mendapatkan tiket pulang kampung.
3. Harga Bahan Makanan Melonjak Tajam
Logikanya, jika kita mengurangi porsi makan kita selama berpuasa, maka kebutuhan akan bahan makanan juga akan semakin menurun. Uniknya, di Indonesia hal itu tidak terjadi. Justru permintaan akan bahan makanan semakin tinggi, membuat harga-harga bahan makanan tersebut melonjak. Bahan makanan seperti minyak goreng, gula dan tepung harganya bisa merangkak naik hingga 50%.
Ternyata, kebutuhan kita akan pangan justu sangat tinggi ketika bulan puasa. Seakan ingin “membalas” jadwal makan yang dilewatkan ketika siang hari, kita membuat menu-menu ekstra yang akan disantap sepanjang Magrib hingga waktu imsyak. Tidak lupa, harga makanan seperti daging juga akan naik padahal jadwal memasak ketupat opor ayam masih sangat jauh.
4. Supermarket dan Pusat Perbelanjaan Penuh dengan Makanan Khas Lebaran
Jika anda masuk ke supermarket di bulan puasa, maka anda akan merasa Lebaran akan segera tiba. Padahal, puasa kita baru saja berada di permulaan. Supermarket dan mall-mall berlomba untuk membuat paket-paket khusus untuk Idul Fitri. Parsel dan kue-kue sudah dipajang rapi di display area.
Makanan ringan khas lebaran seperti biskuit kaleng, permen, kue-kue juga sudah menjadi barang buruan. Harga-harga didiskon semaksimal mungkin dan kita berlomba-lomba membelinya. Seolah takut kita terlambat mempersiapkan Lebaran. Seolah tanpa kue-kue itu seluruh ibadah kita menjadi sia-sia.
5. Aliran Dana THR Sudah Dihitung dengan Detail
Jika dalam sistem tenaga kerja di negara lain ada bonus tahunan, di Indonesia bonus tersebut punya julukan lain, yaitu Tunjangan Hari Raya. Bonus ini biasanya diberikan beberapa minggu menjelang hari raya atau lebaran. Jika bonus seharusnya dipakai untuk liburan dan tabungan, orang Indonesia sudah punya aliran sendiri untuk urusan THR.
THR yang belum turun itu biasanya sudah direncanakan akan mengalir ke mana. Hal yang tidak bisa dikeluarkan dari daftar penggunaan THR adalah membeli baju baru, memberi bonus kepada keponakan atau sanak famili, biaya mudik, beli kue dan lain-lain. Salah satu yang paling ditunggu-tunggu dari Lebaran adalah THR.
Mempersiapkan sesuatu dari jauh-jauh hari memang tidak ada salahnya. Persiapan yang matang memang dibutuhkan dalam segala hal. Namun, jangan sampai persiapan itu mengganggu aktivitas yang harusnya kita laksanakan pada saat ini.
Lebaran akan tetap menjadi kemenangan kita jika kita beribadah dengan sungguh-sungguh. Jadi sebaiknya mempersiapkan ibadah dan diri Anda, lebih diutamakan daripada mempersiapkan baju baru, kue atau tiket mudik. Nikmat dan kemenangan paling besar dalam Ramadan adalah meningkatan kualitas diri dan kedekatan kita kepadaNya. (HLH)