Selama kurun ratusan tahun itu, kita akan teringat pedihnya penjajahan selama 3,5 abad Indonesia berada di bawah pengaruh Belanda. Tentu ada banyak hal yang membekas dan menjadi bukti sejarah di masa sekarang di negara kincir angin tersebut.
Di balik fakta penjajahan yang kental dengan penderitaan dan kesengsaraan, ada pula sedikit kenangan indah yang tak banyak diketahui banyak orang. Sisi-sisi indah ini terjadi di Kota Leiden. Salah satunya barangkali bisa kita baca dalam kisah seorang Hussein Jayadiningrat. Seorang putra Indonesia pertama yang meraih gelar doktor di universitas tertua di Belanda. Universitas Leiden.
Tidak hanya itu, di Kota Leiden jugalah terlahir gerakan intelektual pelajar Indonesia. Gerakan inilah yang mengilhami gerakan Indonesia merdeka yang memainkan peranan penting bagi kemerdekaan yang saat ini kita nikmati bersama. Berikut ini adalah beberapa sudut Kota Leiden yang memiliki jejak penting sejarah Indonesia.
Doktor Pertama Indonesia Lulusan Universitas Leiden
Universitas Leiden merupakan universitas tertua di Belanda yang berdiri sejak tahun 1575. Banyak cendikiawan Indonesia yang merupakan alumni dari universitas ini. Sebut saja Husein Jayadiningrat yang meraih gelar doktor di Fakultas Humaniora Universitas Leiden. Gelar itu merukapan gelar doktor yang pertama di raih orang Indonesia. Selain itu, Husein juga merupakan intelektual yang disegani Belanda. Bahkan ia sempat memenangi kompetisi penulisan ilmiah di Universitas Leiden, atas prestasinya itu di aula universitas Leidin menyimpan patung Hussein. Sungguh membuat bangga negara bukan?
Terbentuknya Organisasi yang Mencita-citakan Indonesia Merdeka
Kota Leiden merupakan saksi bisu lahirnya gerakan Indonesische Vereeniging (Perhimpunan Indonesia) yang menyatakan dengan tegas bahwa landasan perhimpunan adalah Indonesia Merdeka. Di balik pembentukan perhimpunan ini adalah para founding father negara kita di antaranya Mohammad Hatta, Natzir Pamuntjak, dan Ahmad Soebardjo.
Kediaman Ahmad Soebarjo – Menteri Luar Negeri Indonesia pertama
Tak jauh dari Universitas Leiden, tepatnya di Jalan Noordeinde No. 32 dahulunya merupakan kediaman dari menteri luar negeri pertama, Ahmad Soebardjo. Tempat ini merupakan basecampt mahasiswa anggota Perhimpunan Indonesia di Belanda. Selain jadi markas diskusi untuk kepentingan kemerdekaan Indonesia, di sini mereka juga menyeimbangkan hidup dengan bermain musik.
Koleksi Kebudayaan Indonesia di Volkenkunde
Di museum Volkenkunde terdapat tempat khusus yang menyimpan koleksi kebudayaan Indonesia. Benda-benda sejarah itu di antaranya arca asli peninggalan Kerajaan Singasari, keris (yang konon salah satunya digunakan Cut Nyak Dien), boneka keragaman suku Indonesia, dan tekstil yang merupakan koleksi Frits Liefkes yang didapatkan ketika mengunjungi beberapa pulau di Indonesia.
Gedung KITLV
Koninklijk Instituut voor Taal en Volkenkunde (KITLV) atau dalam bahasa Indonesia disebut Lembaga studi Asia Tenggara dan Karibia Kerajaan Belanda. Gedung ini merupakan perpustakaan yang memiliki hampir semua buku tentang Indonesia. Mulai buku tentang sejarah, tentang sastra Indonesia/Melayu, bahasa Jawa, bahasa Sunda, dan buku lainnya. Di tempat ini juga terdapat ratusan surat Kartini beserta lukisan-lukisannya yang tersimpan dengan rapi. Tidak hanya itu, di tempat ini juga dilakukan penelitian, penerbitan jurnal, serta penerbitan buku tentang studi Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Oleh karenanya, KILTV juga memiliki kantor perwakilan di Jakarta.
Puisi Berbahasa Indonesia dan Bugis di Belanda
Selain buku dan koleksi kebudayaan Indonesia yang berada di Belanda, ada juga puisi-puisi berbahasa Indonesia, Jawa, bahkan Bugis. Di antara puisi tersebut adalah karya terkenal Chairil Anwar yang berjudul aku di Kernstraat, puisi berbahasa Jawa karya Ranggawarsita di sudut dinding Haverstraat, serta puisi dalam bahasa Bugis di Reuvensplaats.
Kuburan Irawan Soejono
Dialah mahasiswa Indonesia di Leiden yang terbunuh ketika membantu perjuangan Belanda melawan NAZI . Meski berdarah Indonesia, namun Irawan Soejono merupakan pahlawan Belanda yang paling dicari NAZI.
Itulah beberapa tempat di Kota Leiden yang memiliki kepingan-kepingan sejarah Indonesia. Jika anda ingin berlibur sekaligus mengunjungi gudang sejarah Indonesia di Belanda, kiranya kota Leiden merupakan destinasi tepat untuk dikunjungi.