Hampir semua orang dewasa di dunia ini mengenal Saddam Hussein, sang diktator dari Iraq. Presiden ini menjadi tokoh sentral dalam perang Teluk, yang merubah peta perpolitikan dunia.
Baca Juga : 7 Diktator Paling Gila Sepanjang Masa
Perbuatan Saddam memang diakui seringkali kejam agar dapat mempertahankan kekuasaannya, tetapi dalam kasus perang Iraq, tidak sedikit yang membelanya.
Berikut kami mengungkap sedikit fakta-fakta kecil mengenai kisah kehidupannya. Mari disimak!
Lahir pada tahun 1937 dari keluarga gembala, Saddam tidak pernah tahu ayahnya , yang menghilang enam bulan sebelum kelahirannya. Ibunya kemudian yang memberi nama pada bayi kecil itu. Nama ‘Saddam’ berarti ‘orang yang melawan’. Sebuah nama yang sangat cocok dengan kisah hidupnya.
Saat masih bayi Ia dikirim untuk tinggal bersama pamannya Khairallah Talfah. Sang paman ini kemudian menjadi ayah mertuanya dan yang akan sangat mempengaruhi pergerakan politik nya.
Di usia 17 tahun, Saddam masuk sekolah hukum di Iraq namun keluar pada tahun 1957 untuk mendaftar pada sebuah partai politik revolusioner bernama Parta Ba’ath, yang bertujuan untuk menyatukan negara-negara Arab di bawah satu pemimpin.
Setelah upaya pembunuhan yang gagal dari Perdana Menteri Abdul Karim Kassem , Saddam melarikan diri ke Suriah kemudian Mesir, di mana ia melanjutkan studinya di Kairo Law School. Kemudian pada tahun 1963 ia kembali ke Iraq dan dipenjara, sebelum melarikan diri pada tahun 1967 dan mencapai gelar sarjana hukum beberapa tahun kemudian.
Rupanya kenaikan pangkat secara cepat dalam jajaran pemerintahan Iraq adalah karena kecerdasan dan sikapnya sebagai orang berpendidikan.
Pada tanggal 7 Oktober 1959, Saddam terpilih sebagai bagian dari pasukan untuk membunuh Perdana Menteri Abdul Karim Kassem. Kassem sendiri meraih kekuasaan di tahun sebelumnya melalui revolusi berdarah di mana Raja terakhir dari Iraq tewas, bersama dengan mantan Perdana Menterinya.
Saat pasukan ini menyerang iring-iringan Kassem, ada dugaan kesalahan oleh Saddam yang menembak sebelum waktunya, membuat seluruh operasi gagal. Kassem lolos dengan luka peluru di lengan dan bahu. Saddam juga terluka namun meninggalkan negeri Iraq dan disambut oleh Presiden Mesir. Saddam dijatuhi hukuman mati in absentia oleh pemerintahan Kassem.
Meskipun Saddam dituduh banyak melakukan kekejaman terhadap rakyatnya sendiri, ia juga mengangkat standar hidup di negara ini secara signifikan. Setelah pihak partai Ba’ath nya berhasil merebut kekuasaan pada tahun 1968, Saddam menata ulang kepentingan minyak internasional dan menggunakan basis ekonomi yang solid ini untuk mengembangkan sekolah gratis dan memberantas buta huruf, memberi subsidi bagi keluarga prajurit, mensubsidi petani dan meningkatkan kadar kesehatan.
Tingkat kesejahteraan seperti ini pernah ada di Timur Tengah sebelumnya. Kerja keras ini membuatnya mendapatkan pengakuan dalam bentuk penghargaan dari United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO).
Baca Juga : 7 Wanita Petarung Hebat dalam Perang yang Dilupakan Oleh Dunia
Hanya delapan orang yang pernah diberi kunci kota Detroit. Dua di antaranya adalah fiksi, boneka Elmo dari Sesame Street dan Father Chrismass. Saddam menerima penghargaan ini dalam sebuah upacara.
Penghargaan pada tahun 1980 ini,diterima Saddam setelah ia menyumbangkan sejumlah besar uang untuk gereja di kota Detroit. Di tahun 2001, Saddam juga berjanji memberikan $ 94.000.000 untuk membantu orang miskin dari AS.
Saddam memerintahkan dibuatnya sebuah Quran yang ditulis dengan darahnya sendiri. Proses ini membutuhkan lebih dari dua tahun dan menghabiskan 27 liter darah sang diktator. Itu adalah upaya menunjukkan ‘kesalehannya’ kepada para pemuka agama dan untuk memenangkan hati Muslim lainnya.
Ironisnya, menulis teks suci dengan darah adalah tindakan haram dan tidak sopan. Setelah kejatuhan Saddam, pemerintah Iraq tidak tahu apa yang harus dilakukan terhadap kitab buatan Saddam ini. Di satu sisi, keberadaan kitab suci ini adalah sebuah pelanggaran dan berpotensi berbahaya sebagai katalis untuk para pemberontak. Di sisi lain, perusakan teks suci juga adalah sebuah dosa. Sampai sekarang kitab ini masih dalam penyimpanan pemerintah Iraq.
Kenneth Kaunda adalah Presiden pertama Zambia dari tahun 1964 ke tahun 1991. Selama waktu ini, presiden ini membina hubungan dekat dengan Saddam sebagai pasangan sekutu dan mitra dagang. Dalam upaya persahabatan ini, Saddam mengiriminya Boeing 747 yang sarat dengan hadiah mewah, seperti karpet dan ornamen perhiasan. Sebagai imbalannya, Kaunda mengirimkan Saddam DUKUN pribadinya sendiri.
Saddam kemudian semakin percaya takhayul dan sangat mendengarkan nasihat dukun ini, yang memberitahukan ada banyak orang bersekongkol melawan dia. Meskipun hal ini tentu saja benar, dan bukan sebuah hal yang sulit melihat bagaimana cara Saddam memperlakukan lawan politiknya. Sejak saat itu, Saddam menjadi peminat tahayul dan selalu mendengarkan nasihat sang dukun.
Baca Juga : 4 Fakta Mengagumkan Paskhas, Elite Udara Indonesia yang Mengguncang Dunia
Sebelum Perang Teluk Pertama, AS sangat mendukung rezim Hussein di Iraq, dan bahkan secara aktif membantu menopang diktator itu melalui bantuan keuangan dan persenjataan selama tahun 1980.
Ketika Hussein berperang Iran pada September 1980 hingga Agustus 1988, Amerika Serikat memberinya persenjataan dan bantuan. Ironisnya, persenjataan ini yang kemudian digunakan melawan pasukan AS dan sekutu selama Perang Teluk pertama dan Perang Iraq.
Meskipun penduduk Iraq yang beragama Islam mencapai 97% selama pemerintahan Hussein, ia bukanlah seorang ‘Muslim’. Baru pada akhir 1990-an ia ‘Resmi’ menjadi muslim dan meresmikannya dengan membuat Al-Qur’an yang ditulis dalam darahnya .
Hussein dibesarkan sebagai seorang Muslim Sunni, tetapi ia tidak aktif mematuhi ajaran Islam, karena pandangan politiknya sangat sekuler. Namun, setelah invasi gagal dari Kuwait pada awal 1990-an, Hussein dikritik oleh negara-negara lain di Timur Tengah karena tidak Islami dan karena fakta bahwa dia adalah pemimpin negara sektarian. Menanggapi ini, ia secara resmi masuk Islam pada tahun 1999 – dan bahkan mengaku sebagai keturunan langsung dari Nabi Muhammad.
Ketika Hussein akhirnya ditemukan oleh pasukan Amerika, dan bersembunyi pada sebuah lubang di rumah pertanian dekat Tikrit pada bulan Desember 2003, ia langsung ditempatkan dalam tahanan dan kemudian diberikan ke pemerintah Iraq agar ia bisa diadili.
Didakwa dengan pembunuhan lebih dari 150 orang, penyiksaan perempuan dan anak, serta penangkapan ilegal ratusan orang lain, Hussein dan pengacaranya mempertanyakan otoritas pengadilan dan legitimasi, karena ia masih merasa sebagai Presiden Iraq.
Selama persidangan, pada tanggal 23 Juli 2006, Hussein dirawat di rumah sakit setelah efek dari mogok makan yang dilakukannya, Ia menjadi sakit parah. Namun, setelah diberi makan melalui tube di rumah sakit, ia cukup pulih untuk bisa kembali ke persidangan.
Akhirnya, Hussein dihukum serta dijatuhi hukuman mati pada bulan November 2006 dan upaya bandingnya gagal pada tanggal 26 Desember. Ia kemudian dieksekusi dengan cara digantung pada tanggal 30 Desember 2006.
Baca Juga : 4 Pidato Bung Karno Yang Membangkitkan Rasa Nasionalisme
Kehidupan diktator memang selalu aneh-aneh. Pada akhirnya mereka akan runtuh juga.
Anak bungsu Presiden Joko Widodo, Kaesang Pangarep, tengah berbahagia setelah istrinya, Erina Gudono, melahirkan anak…
Musik dan tren sosial terus berkembang di Indonesia, salah satunya adalah fenomena "Sound Horeg" yang…
Kehilangan orang yang kita sayangi itu berat, apalagi kalau kepergiannya tiba-tiba. Seperti yang dialami oleh…
Cinta sejati yang terjalin antara Ikang Fawzi dan Marissa Haque telah melewati waktu yang panjang…
Kabar gembira datang dari presenter aktor kondang dan pengusaha top, Raffi Ahmad. Suami dari Nagita…
Nama Elaine Low beberapa waktu belakangan mencuat terutama di dunia bisnis dan investasi setelah menerima…