Gedung utama Kejaksaan Agung (Kejagung) dikabarkan terbakar pada Sabtu (22/8/2020). Jilatan si jago merah yang melahap gedung menyisakan sejumlah bagian bangunan yang tampak menghitam dan hangus. Saat memadamkan api, petugas Damkar DKI Jakarta menggunakan skylift bronto, bukan menurunkan robot pemadam Dok-ing MVF.
Alhasil, keberadaan robot pemadam kebakaran (Damkar) yang dibeli seharga Rp37 miliar dari Kroasia itu sempat jadi sorotan. Mengingat, kecanggihan yang dimilikinya pada saat simulasi beberapa bulan lalu diharapkan bisa membantu kinerja petugas di lapangan. Lantas, seperti apa sosok robot bernama Dok-ing MVF tersebut?
Robot Damkar yang sekilas terlihat mirip dengan tank ini memiliki alat seperti capit yang bisa berputar (rotational gripper). Fungsinya sendiri untuk menyingkirkan puing-puing bangunan, mengangkat obyek atau serpihan material berbahaya, memotong kawat, hingga memiliki daya angkat sebesar 2 ton. Selain itu, ada pula alat untuk membersihkan jalur (dozer blade) dengan daya dorong maksimal 10 ton.
Untuk mendatangkan Dok-ing MVF, Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (PKP) DKI Jakarta harus merogoh kocek hingga Rp37 miliar. Secara kemampuan, robot Damkar ini memang mumpuni karena dapat dioperasikan melalui remote control hingga jarak pandang 1.500 meter selama 10 jam kerja. Kelebihan lainnya, Dok-ing MVF memiliki daya tampung 2.500 liter air dan 500 liter busa.
Mungkin ada yang bertanya-tanya, kenapa robot Damkar secanggih Dok-ing MVF tak beraksi untuk memadamkan kebakaran di gedung utama Kejagung? Jawabannya ternyata ketinggian bangunan yang dilalap api tidak memungkinkan bagi robot Damkar, sehingga penggunaan Skylift Bronto dianggap lebih efektif karena mampu menjangkau titik kebakaran yang mencapai 90 meter.
Robot pemadam kebakaran Dok-ing MVF-U3 sempat menyita perhatian publik saat disimulasikan pada Februari 2020 lalu. Pada saat dipamerkan, kendaraan yang mirip tank itu mampu menyemprotkan air lewat moncong nozzle yang diangkat setinggi 6 meter ke atas. Tampak salah seorang petugas Damkar mengoperasikan robot tersebut dengan menggunakan remote control.
Pihak Damkar DKI Jakarta tak hanya memiliki Dok-ing MVF-U3 untuk memadamkan kebakaran, tapi juga robot lainnya yang bernama LUF 60 buatan Austria. Perbedaannya hanya terletak pada alat penyemprotannya. Di mana LUF 60 mampu menyemburkan air dalam bentuk water canon, water fog, dan foam, serta dilengkapi ventilator fan. Sayangnya, kedua robot canggih tersebut tak bisa beraksi memadamkan kebakaran gedung utama Kejagung.
BACA JUGA: Tank Pemadam Kebakaran Pindad, Modifikasi Lapis Baja Rusia yang Dibanderol Rp 30 Miliar
Kepala Dinas Kebakaran DKI Jakarta Tatriadi Gunawan yang dikutip dari Kompas (23/08/2020) mengatakan, api yang membakar gedung utama Kejagung pertama kali terlihat di lantai tiga yang kemudian menyebar dengan cepat. Pada saat proses renovasi ke depannya, pelaksanaannya juga harus berhati-hati karena bangunan tersebut ternyata merupakan sebuah cagar budaya yang terdaftar.
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…