Sejak pertama kali diciptakan, manusia terus mengalami perubahan. Dulunya, hanya menggunakan kapak yang terbuat dari tulang, kemudian sudah berganti menggunakan logam. Makin ke sini, segalanya sudah makin tertata apik. Sayangnya, peradaban yang hanya tersentral di daerah tertentu, membuat wilayah lain masih gelap alias primitif. Bahkan sampai hari ini, masih ada suku-suku primitif yang masih mempertahankan kehidupan dulu. Padahal di belahan Bumi yang lain, drone-drone sudah berterbangan.
Baca Juga : 7 Ritual Paling Tabu dan Dilarang ini Masih Dilakukan Banyak Kelompok Manusia di Dunia
Afrika mungkin bisa dibilang daerah yang paling lambat berkembang. Buktinya, hari ini masih banyak ditemui suku-suku pedalaman di sana. Suku pedalaman ini benar-benar masih segaris dengan leluhurnya. Dalam artian masih membudayakan cara hidup orang dulu, termasuk tidak meninggalkan ritual-ritual yang menurut kita pasti mengerikan.
Nah, membicarakan ritual-ritual suku Afrika, siap-siap saja terkejut karena kegilaannya. Kali ini kami akan mengupas sedikit dari kebiasaan suku-suku pedalaman itu yang pasti bakal bikin kamu ngeri.
Biasanya suku-suku kuno rutin memperingati momen-momen penting dalam hidup para anggotanya. Misalnya saja bocah-bocah yang sudah mulai tumbuh dewasa. Banyak suku-suku yang mengadakan ritual kedewasaan ini. Salah satunya suku Maasai di Kenya yang mengemas ritual menuju kedewasaan dengan cara ekstrem. Moran namanya, atau deskripsi panjangnya bisa diartikan melawan singa.
Remaja-remaja Maasai yang sudah cukup umur harus melewati ritual satu ini. Mereka akan dikirim ke sebuah hutan untuk berlatih bertahan hidup atau survival. Tak hanya itu, mereka juga membawa misi penting yakni tanda kedewasaan dengan bertarung sampai mati melawan seekor singa. Susahnya ritual ini ditambah dengan modal senjata yang hanya berupa tombak sederhana.
Beberapa suku di Afrika diketahui masih memakai sistem pewarisan istri. Tata cara pelaksanaannya adalah ketika ada saudara laki-laki yang sudah beristri meninggal dunia, maka saudara laki-laki lainnya berhak mewarisi istri saudaranya tersebut. Hal ini dimaksudkan agar garis keturunan dari klan bisa tetap terjaga.
Sesuatu yang sangat aneh tentu saja, bahkan kalau dilihat dari sudut pandang lain, hal ini sangat bertentangan dengan HAM. Istri yang ditinggal mati harusnya bebas memilih siapa pengganti suaminya. Pada akhirnya budaya ini memang membawa dampak buruk yakni HIV yang kian menyebar.
Beberapa suku Afrika mungkin membenci pendatang, namun sebagian lagi tidak. Misalnya Masaai yang dikenal sebagai suku ramah yang mempersilakan pendatang untuk lebih dekat dengan mereka. Namun, keramahan mereka hanya akan terjadi jika para pendatang melewati satu ritual yang bikin perut mulas. Ya, meminum darah segar.
Darah-darah segar dikumpulkan oleh tetua adat dari hewan-hewan ternak yang masih hidup. Setelah cukup banyak, barulah darah-darah ini diminumkan kepada siapa pun yang ingin tinggal bersama mereka. Untuk mengurangi rasa anyir, mereka juga menyediakan darah yang sudah dicampur susu.
Suku Maya dan Aztec terkenal sekali dengan ritual pengorbanan ini. Bahkan konon mereka sudah menghabiskan beberapa persen dari populasinya untuk itu. Dua suku ini punah, ritual persembahan pun hilang. Hingga akhirnya ditemukan lagi dan pelaku ritualnya adalah suku-suku di Afrika.
Ritual pengorbanan masih dilakukan beberapa suku di sana. Biasanya para korban atau tumbalnya adalah orang-orang spesial, misalnya bocah-bocah afrika yang lahir dengan kondisi albino. Ritual ini sendiri dimaksudkan agar dewa memberi mereka banyak rezeki dan harta.
Di Uganda ada sebuah suku primitif bernama Baganda yang juga membudayakan ritual kuno mereka yang gila. Ini adalah tentang bagaimana orang-orang Baganda memilih calon istri. Biasanya, kalau ritual-ritual pernikahan seperti ini para lelakinya akan bertarung untuk mendapatkan istri, namun di Baganda sangat lain. Alih-alih bertarung, mereka justru disajikan surga dunia.
Ya, para lelaki dipaksa untuk memilih beberapa wanita sekaligus lalu mereka akan menuju tempat tertutup dan kemudian melakukan sesuatu. Setelah selesai sang laki-laki akan meminang satu dari sekelompok wanita yang dipilihnya pertama kali tadi. Ritual ini mungkin sekilas menguntungkan laki-laki, namun gara-gara ini banyak perjaka yang justru terkena HIV.
Ritual-ritual yang berhubungan dengan hewan juga sangat lekat dengan suku-suku primitif. Tak hanya digunakan untuk persembahan, binatang-binatang juga dipakai sebagai hiburan dan biasanya dikemas lewat pertarungan. Di Kenya, sebuah suku bernama Luhya memiliki kebiasaan unik yakni mengadu sapi.
Tak ada aturan khusus dalam ritual ini, asal salah satunya ambruk maka ritual pun usai. Bagi orang-orang Luhya ini mungkin menyenangkan, tapi sapi-sapi yang diadu seringkali mengalami kematian. Ritual ini sendiri kadang masih dilakukan hingga hari ini.
Baca Juga : 5 Ritual Pemanggil Hujan yang Sering Dilakukan di Dunia
Inilah ritual-ritual gila yang masih dilakukan oleh beberapa suku primitif di Afrika. Ritual tersebut sudah ada sejak dulu dan menjadi warisan nenek moyang yang haram hukumnya untuk ditinggalkan. Meskipun, hampir ke semua ritual ini membawa dampak buruk.
Kasus baru, masalah lama. Begitulah kira-kira jargon yang cocok disematkan kepada Menteri Peranan Pemuda dan…
Selain susu dari sapi atau kambing, kamu mungkin sudah pernah mendengar susu dari almon atau…
Kamu pasti sudah nggak asing lagi dengan nama Labubu, atau Boneka Labubu. Jelas saja, karena…
Di dalam hutan lebat Papua, terdapat salah satu burung terbesar dan paling menakjubkan di dunia,…
Siapa yang tidak kenal Hikigaya Hachiman? Tokoh utama dari *OreGairu* ini dikenal dengan pandangan hidupnya…
Belakangan ramai perbincangan mengenai dugaan eksploitasi yang dialami mantan karyawan sebuah perusahaan animasi yang berbasis…