Beberapa waktu lalu kisruh antara mahasiswa Papua dengan aparat sempat memanas di beberapa media. Beberapa orang menganggap bahwa tindakan ini wujud nyata dari sebuah diskriminasi. Mereka adalah warga negara Indonesia yang sama dengan kita semua. Tidak peduli apakah warna kulit mereka, bentuk rambut, bahasa, dsb. berbeda, warga Papua tetaplah warna negara yang harus dilindungi.
Adanya sentimen negatif terhadap warga Papua dipicu oleh banyak masalah. Pertama masalah keyakinan dan konflik SARA yang terjadi di sana beberapa tahun lalu. Kedua adalah masalah separatisme di mana ada warga papua yang meminta lepas dan merdeka. Ketiga masalah pendidikan dan dianggap tidak unggul oleh sebagian orang sehingga bisa diperlakukan dengan semena-mena.
Warga di Papua sebenarnya sama saja dengan warga di belahan Indonesia lain. Mereka tetap saja saja berprestasi, bahkan hingga ke ranah internasional. Berikut beberapa bukti bahwa pemuda di Papua sangatlah berprestasi.
Freddy Numberi
Membicarakan pemuda berprestasi dari Papua tidak bisa dilepaskan dari perang seorang Freddy Numberi. Pria yang pernah menjabat jadi Gubernur Papua ini memiliki banyak sekali prestasi dalam bidang militer maupun politik dan pemerintahan. Dalam dunia militer, Freddy Numberi pernah menjadi Laksamana Madya bintang tiga di TNI AL. Berbagai jabatan tinggi termasuk Komandan Pangkalan Utama TNI AL V Irian Jaya-Maluku pernah dijabatnya.
Dalam dunia politik dan pemerintahan, Freddy pernah beberapa kali menjadi menteri. Pertama beliau menjadi Menteri Kelautan dan Perikanan dari tahun 2004-2009. Selanjutnya selama 2 tahun sejak 2009, Freddy menjabat sebagai Menteri Perhubungan. Pencapaian yang berhasil didapatkan oleh Freddy Numberi menunjukkan bahwa pemuda Papua juga bisa berprestasi.
Septinus George Saa
Selama ini kita selalu menganggap bahwa anak-anak yang berasal dari kawasan timur Indonesia memiliki kualitas pendidikan yang rendah. Jika dibandingkan dengan Jawa atau Sumatra, orang di kawasan Papua tidak ada apa-apanya. Anggapan itu agaknya terlalu berlebihan dan agak merendahkan. Di Papua anak-anak berprestasi juga sangat banyak, bahkan sampai ke kancah internasional. Sebut saja Septinus George Saa.
Pemuda asli Papua yang sejak kecil hidup jauh dari perkotaan buktinya mampu menembus ajang First Step to Nobel Prize in Physic beberapa tahun silam. George mampu mengungguli ratusan peserta lain di seluruh dunia. Kehebatan ini menunjukkan bahwa tidak ada si pintar dan si kurang pintar di negeri ini. Yang ada hanya siapa yang mau berusaha dan siapa yang pasrah dengan keadaan.
Titus Binai dan Boaz Salossa
Prestasi yang dimiliki pemuda Papua tidak hanya ada di bidang militer dan pendidikan saja. Dalam dunia olahraga khususnya sepak bola, ada dua pemain hebat yang membuat negeri Cendrawasih tersenyum dengan sangat bangga. Dia adalah Titus Bonai dan Boaz Salossa yang kiprahnya dalam dunia sepak bola tidak bisa diragukan lagi.
Titus Bonai pernah menjadi Tim Sepak Bola Nasional Indonesia U-23 beberapa saat lalu. Selain itu dia juga pemain andalan dari Persipura, Jayapura yang memiliki gerakan lincah dan unik. Hampir sama dengan Titus Bonai, Boaz Salossa juga memiliki prestasi yang luar biasa. Dia dikenal sebagai pemain dengan tendangan kiri yang memiliki akurasi sangat tinggi dan selalu memburu gol.
Ari Sihasale
Tidak ada yang bisa meragukan lagi kiprah dari Ari Sihasale yang merupakan pemuda asli Papua dalam dunia perfilman Indonesia. Melalui tangannya yang sangat dingin, berbagai film bertema kebangsaan berhasil menorehkan kenangan manis di hari para penikmat film di Indonesia. Dia berhasil membuat film Denias, Senandung di Atas Awan, King, Sedadu Kumbang dan di Timur Matahari.
Sebagai pemuda asli Papua, Ari Sihasale selalu berusaha memajukan keadaan tanah kelahirannya. Terbukti beberapa film yang dia buat mengambil setting di Papua dengan segala kearifan lokal yang ada di dalamnya. Dia ingin menunjukkan Papua yang sebenarnya dengan semangat juang yang ada di dalamnya.
Inilah pemuda-pemuda Papua yang membuktikan bahwa mereka bisa juga berprestasi. Selama ada usaha yang kuat, apa saja bisa dilakukan meski terbentur banyak keterbatasan.