Selain membuka tabir siapa yang akhirnya menjadi juara, laga terkhir Liga 1 pada Minggu (9/12) kemarin juga mengurai kisah tentang nestapa tentang klub degradasi. Meski sempat terjadi persaingan panas layaknya ‘api neraka’, akhirnya tiga tim Liga 1 harus rela turun kasta. Hasil mengecewakan ini, sebetulnya mengagetkan. Pasalnya, sebelum masuk ke jurang degradasi mereka menunjukkan performa bagus di awal kompetisi.
Seperti contoh Sriwijaya FC yang mampu menduduki papan atas dan menjadi kanidat serius peraih gelar juara. Sedangkan PSMS Medan yang degradasi mampu menjungkalkan Persija Jakarta dengan skor telak. Lalu, kegemilangan juga ditorehkan Mitra kukar dengan enam kali kemenangan di kandang. Tidak berhenti di situ, tiga tim degradasi tersebut juga mempunyai sejarah emas di percaturan sepak bola Indonesia.
Malahan sempat juga menaklukkan raksasa Belanada. Seperti apakah capaian emas yang sempat mengihiasi perjalanan klub-klub yang notabene dari luar Jawa tersebut? Simak ulasan berikut ini sobat Boombastisku.
PSMS kalahkan kesebelasan kasta atas Liga Belanda
Sudah menjadi rahasia umum, kalau kita menarik sejarah ke belakang tim ini ada banyak rangkain cerita manis yang menjadi menghiasi mereka. Mulai PSMS Juara era perserikatan, Galatama, torehkan prestasi bagus di kompetisi-kompetisi internasional, sampai membenamkan klub mancanegara yang bertandang ke Medan.
Khusus hal terakhir tersebut, nama Ajax Amsterdam yang kala itu menjadi korban keganasan Ayam Kinantan. Bertanding pada tahun 1975 pemilik penghuni Stadion Teladan ini berhasil menggulung kesebelasan kasta teratas Belanda itu dengan skor 4-2. Tidak berhenti disitu, kehebatan PSMS juga memakan korban tim asal Austria yakni Voetslin juga dikalahkan dengan skor telak.
Tim Sumatera Selatan, Sriwijaya FC sempat rajai sepak bola nasional
Ngomong-ngomong capaian emas tim degradasi Liga 1 tahun 2018, Sriwijaya FC juga menjadi kesebelasan yang mempunyai serangkaian kisah emas di jagad sepak bola tanah air. Meski bisa dibilang klub baru, namun prestasi mereka tidak bisa padang sebelah mata. Dari penelusaran penulis dari sejumlah trofi bergengsi yang sukses mereka rengkuh. Mulai dari piala berasal dari Liga teratas sampai yang masuk kategori copa.
Mengawali parade juara pada tahun 2008 dengan mengangkat trofi Indonesia Super League (sekarang Liga 1), tim berjuluk Laskar Wong Kito ini terus catatan kegemilangan setelah itu. Tercatat sudah dua kali menjadi kampiun kompetisi teratas Indonesia yakni tahun 2008 dan 2010. Lalu, meraih gelar Piala Indonesia selama tiga tahun beturut-turut yakni tahun 2008, 2009, dan 2010. Selain itu, gelar turnamen pramusim juga banyak mengisi lemari trofi Sriwijaya.
Mitra Kukar sempat menjadi yang terbaik di kompetisi pramusim
Selain nama beberapa kesebelasan tadi, Mitra Kukar juga menjadi kesebelasan turun kasta musim ini dengan sejarah hebat. Kendati tidak sementereng kesebelasan tadi, namun bisa menjadi catatan hebat selama berlaga di sepak bola tanah air. Trofi bergengsi yang sempat mereka rengkuh adalah Piala Jendral Surdiman pada tahun 2015. Saat itu Mitra Kukar berhasil menjadi terbaik setelah di final menaklukkan Semen Padang 2-1.
Prestasi postif lain yang berhasil mereka dapatkan adalah peringkat ke tiga Indonesia Super League tahun 2013. Masih terakit torehan bagus klub berjuluk Naga Mekes ini, mereka juga sempat berbicara banyak saat kompetisi Galatama. Tercatat, Mitra Kukar sanggup Juara ke tiga di musim 1980-82, 1982-83, 1987-88, lalu juara ke dua tahun 1988.
BACA JUGA: 5 Hal Ini yang Akan Terjadi Jika Sepak Bola Indonesia Jadi Dibubarkan
Melihat apa yang menjadi garis takdir kesebelasan-kesebelasan tersebut sekarang, agaknya pepatah roda nasib terus berputar memang benar adanya. Hal ini lantaran, sejarah mereka yang ternyata bukan kesebelasan sembarangan. Besar harapan kalau mereka segera bangkit dan kembali ke kasta atas kompetisi Indonesia.